Share

Bab 11

Penulis: Rania
Meskipun Sevano telah mengikuti Rayden selama beberapa tahun, dia tetap hanyalah koki pribadi Rayden dan identitasnya juga misterius. Kelompok Charles belum pernah bertemu dengannya.

Sevano menyapa Lucy dan Shania dengan akrab, lalu melewati mereka semua dan berkata sambil tersenyum, "Di sini dingin banget. Gimana kalau kuantar kalian berdua pulang?"

Lucy langsung bersemangat. Musuh dari musuh adalah teman. Berhubung bisa mempermalukan Charles dan Natalie, matanya seketika berbinar. Dia menjawab dengan nada manja, "Makasih, Kak."

Shania tak kuasa menahan senyum. Namun, dia tahu bahwa Sevano bukanlah tipe orang yang teliti. Seharusnya Rayden yang memintanya untuk mengantar mereka pulang.

Shania mengikuti Lucy naik ke mobil, lalu menatap bangunan yang tersembunyi di balik bayangan. Ketika memikirkan permintaan pria itu, tatapannya berubah menjadi penuh makna.

"Shania, kata Prof Wisnu, kamu punya prestasi yang tinggi di bidang psikologi. Aku mau minta tolong kamu untuk tangani kasus seorang pasien."

Pada saat itu, Shania langsung menolak. Seandainya dia tidak menikah dengan Charles, mungkin dia akan benar-benar menjadi seorang psikolog yang hebat. Namun, ketika diminta untuk menangani pasien sekarang, dia jelas merasa ragu.

"Maaf, aku seharusnya nggak bisa bantuin kamu. Sebaiknya kamu cari ahli lain."

Matahari terbenam bersinar lembut. Sosok pria itu terlihat lebih lembut dan tenang di bawah cahaya yang lembut. Senyum santai tersungging di sudut bibirnya dan dia sepertinya tidak tersinggung oleh penolakan Shania.

"Shania." Rayden berkata, "Kamu boleh pertimbangkan pelan-pelan."

Setelah Shania masuk ke mobil Sevano dan mereka melaju pergi, ekspresi Charles menjadi makin kaku. Perbedaan sikap yang begitu besar membuatnya merasa sedikit kewalahan.

Charles masuk ke mobil dengan wajah muram. Suasana di dalam mobil terasa agak suram sampai Natalie mendekatinya. Aroma lembut parfum Natalie akhirnya menenangkan dirinya.

"Charles, besok orang tuaku akan datang untuk bahas soal pernikahan kita. Apa kamu ada waktu?" tanya Natalie. Wajahnya yang cantik memancarkan sedikit penantian.

Charles tertegun untuk sejenak. Selama tiga tahun ini, dia tidak berhenti menunggu Natalie menikahinya dan menjadi istrinya. Namun, ketika hari itu akhirnya tiba, hatinya terasa tenang dan tidak bergejolak sedikit pun.

"Charles?"

Melihat Charles tetap diam, Natalie memanggilnya lagi dengan lembut.

Setelah itu, Charles baru menggenggam tangannya dan menjawab dengan lembut, "Ada kok. Nanti, aku akan luangkan waktu untuk temani orang tuamu selama beberapa hari ke depan."

"Orang tuaku juga bilang mereka mau tinggal di sini sampai pernikahan kita. Charles, seingatku, rumahmu di Vila Grandise masih kosong, 'kan? Gimana kalau orang tuaku tinggal di sana untuk sementara?"

"Emm."

Keluarga Kusnadi memang tergolong keluarga terpandang, tetapi hanyalah keluarga terpandang biasa. Sejak Natalie kuliah di luar negeri, mereka pun menjual rumah mereka di kota ini dan kembali ke kampung halaman. Berhubung calon mertuanya akan datang, Charles juga tidak bisa membiarkan mereka tinggal di hotel untuk jangka waktu panjang.

Charles menelepon asistennya untuk mengaturkan segala sesuatu bagi Keluarga Kusnadi. Dari awal sampai akhir, dia tidak pernah meminta pendapat Shania sekali pun.

Keesokan harinya, Shania mengunjungi Wisnu dan membahas tentang Rayden.

Wisnu menjawab dengan jujur, "Waktu Rayden minta aku untuk rekomendasikan orang untuknya, aku langsung teringat kamu. Dari semua murid yang pernah kuajar, kamu itu kandidat yang paling cocok. Nia, meski tiga tahun sudah berlalu, aku nggak mau kamu menyerah soal impianmu."

Setelah hening sejenak, Shania akhirnya berbicara dengan suara serak, "Tapi, aku sudah vakum selama tiga tahun. Kalau langsung terima pasien seperti itu, itu tindakan yang nggak bertanggung jawab."

Bagi Shania, kembali menekuni impian dan kariernya setelah menjadi ibu rumah tangga selama tiga tahun membutuhkan keberanian dan waktu.

Wisnu tidak memaksa Shania, melainkan berujar dengan lembut, "Gimana kalau begini saja? Konselor di Universitas Arinda baru dipecat beberapa waktu lalu. Aku akan rekomendasikan kamu ke pihak universitas dan kamu coba saja kerja di sana. Kebetulan, putri Keluarga Yuvan itu juga kuliah di sana. Jadi, kamu bisa amati kondisi pasien dari jarak dekat."

Shania tertegun sejenak dan gelombang kehangatan mengalir di hatinya. Wisnu begitu perhatian padanya sehingga dia sama sekali tidak bisa menolak.

"Baik, Prof, aku akan mencobanya."

Wisnu adalah seorang pakar psikologi dan pihak universitas sangat percaya pada rekomendasinya. Shania pun resmi dipekerjakan tanpa dipersulit.

Berhubung akan segera mulai bekerja, Shania mau tak mau harus pindah. Apartemennya saat ini terlalu jauh dari Universitas Arinda. Setelah memikirkan properti mana saja yang dimilikinya, dia menyadari bahwa rumah di Vila Grandise berlokasi paling dekat dengan Universitas Arinda. Jadi, dia pun memutuskan untuk pindah ke sana.

Namun, ketika tiba di sana dengan naik taksi, Shania melihat Natalie sekeluarga sedang menikmati teh dan mengobrol dengan mantan ibu mertuanya di halaman.

Fenny menggenggam tangan Natalie sambil tersenyum, "Maria, aku sangat menyukai Natalie. Dia berkali-kali lipat lebih baik daripada Shania. Setelah dia nikah sama Charles, kami pasti akan memanjakannya."

"Kalau bisa nikah sama Charles, itu juga termasuk keberuntungan Natalie. Kalau bukan karena kesalahpahaman saat itu, Natalie dan Charles pasti sudah bersama sejak lama, sedangkan Shania juga nggak akan terlibat dalam hubungan mereka."

Shania mendengar percakapan di halaman dengan ekspresi datar, tetapi secercah rasa dingin terpancar dari matanya.
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Setelah Cerai, Aku Bangkit dan Bersinar   Bab 100

    “Aku nggak ingin ke rumah sakit. Cukup makan obat pereda rasa sakit saja,” gumam Shania.Tangan Rayden yang sedang memegang setir mobil semakin erat lagi. “Biasanya sesakit ini?”“Biasanya nggak. Tadi aku minum sebotol bir dingin.”“Apa kamu lupa?” Suara Rayden terdengar berat.Shania terbengong sejenak. “Ingat, hanya saja aku melupakannya karena terlalu gembira.”Mobil telah berhenti di depan pintu rumah sakit. Tidak ada lagi yang mengantre di tengah malam. Hanya ada dokter UGD dan dokter jaga saja.Untung saja dokter jaga hari ini adalah dokter kandungan. Dokter membukakan resep obat dan juga membuka obat pereda sakit.“Ingat, obat herbalnya diminum sehari sekali. Jangan lupa.”Shania mengangguk. “Aku mengerti.”Sebenarnya Shania ingin mengatakan bahwa tidak perlu membesarkan masalah. Biasanya dia tidak akan sesakit ini, hanya saja tadi dia lupa, malah meminum bir.Setelah kembali ke mobil, raut wajah Rayden kelihatan muram. Dia menghentikan mobil di bawah apartemen, kemudian membawa

  • Setelah Cerai, Aku Bangkit dan Bersinar   Bab 99

    Satu hari sebelum kompetisi dimulai, Shania sedang sibuk di sekolah. Dia bersama anggota departemen acara dan perencanaan sedang sibuk untuk menyusun dekorasi. Bahkan, Wisnu juga merasa tidak tenang hingga ikut memantau hingga larut malam.“Apa soal kompetisi sudah disimpan dengan baik?” tanya Wisnu.Shania mengangguk. “Sudah diletakkan di dalam brankas ruangan konseling. Hanya aku saja yang punya kunci brankasnya.”Wisnu mengangguk. “Baguslah kalau begitu.”Setelah Wisnu pergi, Shania masih merasa tidak tenang. Dia pun mengecek seluruh peralatan di dalam aula.Setelah semuanya sudah diurus dengan baik, waktu sudah menunjukkan pukul 23.30. Shania yang merasa lelah itu menghela napas lega. Apa pun ceritanya, asalkan kompetisi besok bisa berjalan lancar, semua rasa letih itu juga pantas dirasakannya.Shania kembali ke ruangan konseling untuk membereskan barang-barang. Saat belum keluar, dia menerima panggilan dari Yurika. “Yuri?”Terdengar suara perhatian Yurika. “Kak Shania, kenapa kamu

  • Setelah Cerai, Aku Bangkit dan Bersinar   Bab 98

    “Kata siapa aku nggak akan menghadiri kompetisi pengetahuan psikologi kampus ini?” Terdengar suara yang familier.Mata Shania terbelalak. Dia memalingkan kepalanya dengan syok.Pintu ruangan rektor dibuka. Sandra bersama asistennya berjalan ke dalam.Yasmin menatap kehadiran orang itu dengan tatapan tidak percaya. “San … Sandra!”Sandra langsung mengabaikan mereka, lalu berjabat tangan dengan Latif. “Salam kenal, aku Sandra.”“Bu Sandra, kenapa kamu bisa kemari?” Shania menatapnya dengan terbengong.“Nanti aku akan jelaskan kepadamu.” Sandra menatap Fenny. “Bu, sekarang aku sudah pasti akan menjadi juri dari kompetisi kali ini. Seharusnya nggak tergolong kesalahan?”Raut wajah Fenny kelihatan muram. Dia saling bertukar pandang dengan Yasmin. Kenapa Sandra bisa setuju? Jangan-jangan Rayden diam-diam telah membantu Shania?“Bu Sandra, apa kamu benar-benar setuju untuk menjadi juri kompetisi?” tanya rektor.Sandra mengangguk. “Emm, aku sudah bisa memastikan.”“Mana mungkin? Bukannya kamu

  • Setelah Cerai, Aku Bangkit dan Bersinar   Bab 97

    Seharusnya dia adalah psikolog yang dicari Rayden untuk Yurika, yang mana juga merupakan wanita yang menunggunya di depan resepsionis hotel tadi.Di bagian belakang dokumen ini diletakkan selembar prosedur kompetisi pengetahuan psikologi, termasuk isi pertanyaan.Sandra berpikir mungkin seharusnya dia berhubungan dengan mahasiswa generasi baru. Bisa jadi mahasiswa generasi baru itu mendatangkan kejutan untuknya.Setelah Shania pulang ke rumah, dia pun menghadap jendela sembari termenung. Dia merasa omongan Sandra memang benar. Dia telah menempuh studi lanjutan di luar negeri selama bertahun-tahun dan berpartisipasi dalam banyak proyek penelitian psikologi. Dia memiliki pandangan yang sangat unik dalam bidang tersebut.Kepulangan Sandra kali ini bukan hanya untuk membantu para pakar dan akademis psikologi di Kota Narkha saja, melainkan juga demi menganalisis dan membedah satu kasus psikologis khusus. Waktunya sangat berharga.Seandainya kontribusi Shania bisa lebih berharga daripada sem

  • Setelah Cerai, Aku Bangkit dan Bersinar   Bab 96

    Sandra berkata dengan tersenyum tidak berdaya, “Shania, aku rasa aku sudah bicara dengan sangat jelas. Aku nggak ada waktu dan juga nggak akan menghadiri kegiatan kompetisi.”Asisten menghalangi Shania, lalu berkata dengan raut serius, “Bu, kali ini waktu kepulangan Bu Sandra ke dalam negeri terbatas. Semua kegiatannya sudah diatur sebelumnya. Jadi, kami nggak bisa mengubah jadwal dan mengikuti kompetisi yang kamu katakan.”“Bu Sandra, apa kamu sudah baca dokumen yang aku berikan kepadamu?” tanya Shania dengan harapan.Sandra juga tidak menyangka Shania akan begitu keras kepala. Dia mengangguk. “Aku sudah baca dokumen itu. Nggak dipungkiri, mahasiswa Universitas Arinda memang sangat hebat. Aku merasa ada banyak gagasan mereka yang sangat bagus.”Sandra mengedipkan matanya. “Begini, Shania, aku nggak merasa dokumen-dokumen itu bisa membuatku mengubah jadwalku.”“Kepulanganku kali ini demi mengikuti diskusi dengan para ahli psikologi di Kota Narkha untuk membahas berbagai permasalahan ps

  • Setelah Cerai, Aku Bangkit dan Bersinar   Bab 95

    “Bu Shania, masalah ini sangat penting. Lebih baik kamu pergi cari kabar dulu, bagaimanapun kompetisi masih tersisa beberapa hari lagi.” Latif merasa ragu.Latif memang adalah rektor, tetapi masih ada para direksi di atasnya.“Aku mengerti, Pak Latif.” Shania kelihatan serius. Perbuatan Keluarga Fariz telah mendorongnya menjadi buah bibir orang-orang. Setelah keluar dari kantor rektor, Shania kembali ke ruangan konselingnya. Yurika pun sedang menunggunya di sana.“Kak Shania, aku sudah tahu semuanya. Apa yang harus kita lakukan sekarang?”Shania berkata dengan tersenyum getir, “Cuma bisa menghubungi Bu Sandra lagi.”Di antara dokumen yang Shania berikan kepada Sandra, dia juga menyelipkan tesis miliknya sendiri, yang berkaitan dengan arah penelitian terbaru Sandra. Namun, bagaimana kalau Sandra tidak sempat melihatnya?Pada jam tiga sore, Yasmin membaca perbincangan sengit di forum dengan puas. Dia mengganti beberapa akunnya untuk membawakan suasana, supaya semua orang percaya Sandra

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status