Bukan Pengantin Pilihan

Bukan Pengantin Pilihan

last updateLast Updated : 2025-08-26
By:  Indri hasrunOngoing
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel18goodnovel
Not enough ratings
5Chapters
8views
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
SCAN CODE TO READ ON APP

Ashana, yang lagi sibuk-sibuknya dengan program magang kampusnya. Tiba-tiba menikah dengan pria yang tidak ia kenal akibat ulah kakaknya bernama Aliyah. Aliyah dijodohkan dengan anak sahabat ayahnya tapi malam menuju hari H ia kabur. Terpaksa Ashana, menggantikan sang kakak karena pernikahan tidak bisa dibatalkan lagi. Setelah menikah, Ashana baru mengetahui wajah suaminya yang ternyata adalah Bos tempat ia magang saat ini. Bahkan mereka sempat terlibat sebuah insiden dan pria itu bernama Gibran, ia terkenal dingin dan kejam kalau di kantor. Bagaimana kelanjutan rumah tangga mereka? Akankah benih-benih cinta muncul diantara mereka atau malah pihak ketiga yang akan muncul?

View More

Chapter 1

Bos dan anak magang

Seorang gadis muda berusia 19 tahun bernama, Ashana melangkah memasuki gedung pencakar langit dengan buru-buru. Ia memperlihatkan sebuah id card yang tergantung di lehernya ke satpam, tanda ia sudah punya akses untuk masuk.

Setelah berhasil masuk, ia langsung mencari toilet karena saat ini ia kebelet pipis. Namun, saat akan belok ke bagian toilet ia tiba-tiba terjatuh ke lantai karena tabrakan dengan seseorang.

Bugh

"Awww, bokongku," ucap Ashana mengeluh sambil memegang bokongnya.

Ia menengadah dan menatap seorang pria yang kini ikut menatapnya. "Kenapa malah lihatin saya? Minimal bantuin kek, kan saya jatuh juga karena anda!" ucap Ashana jengkel menatap pria itu yang hanya mematung menatapnya.

Ashana menjulurkan tangan kanannya berharap pria itu bisa membantunya untuk berdiri karena bokongnya benar-benar sakit. Namun, yang terjadi pria itu pergi begitu saja tanpa memperdulikan Ashana.

"Astaga benar-benar ya, bukannya tanggung jawab malah ninggalin begitu saja!" teriak Ashana melihat ke arah pria itu yang sudah menghilang dibalik tembok.

Mau tak mau Ashana bangun sendiri dengan sedikit meringis, untung di area toilet ini hanya dia dan pria aneh itu jadi ia tidak terlalu malu karena tidak ada yang melihatnya. Setelah menyelesaikan hajatnya ia segera berjalan cepat menuju lift untuk naik ke lantai tempat ia akan meeting hari ini dengan sedikit pincang karena bokongnya masih mengilu.

Ia Ashana, anak magang yang sudah seminggu mulai bekerja di perusahaan Mahesa properties untuk 6 bulan kedepan. Ia berlari dengan kencang saat melihat pintu lift akan tertutup.

"Tunggu!" teriaknya sambil menahan pintu lift.

Pintu lift terbuka kembali, Ashana bernafas lega dan memperbaiki kembali postur tubuhnya yang sempat membungkuk tadi menahan pintu. Ia langsung kaget kala melihat didalam lift ternyata ada pria yang menabraknya tadi, pria yang berpakaian kemeja putih, celana kain hitam panjang sedang menatapnya.

"Eh-anda lagi, permisi ya," ujar Ashana masih sedikit jengkel lalu ikut bergabung didalam lift.

Kini hanya ada Ashana dan pria itu yang berdiri tegap sambil memasukan tangannya dikedua saku celananya. Mereka sama-sama berdiri di pojok lift dengan kebisuan.

"Oh iya, anda belum minta maaf loh sama saya karena insiden tadi," ujar Ashana menoleh ke pria itu sambil membuka percakapan.

"Tapi tidak apa-apa, saya akan maafkan saja karena berhubung anda sepertinya karyawan disini. Nanti anda malah mempersulit saya lagi kalau saya terus menuntut," ujar Ashana lagi terus menatap pria itu dari arah samping.

Pria itu tetap menatap lurus kedepan seakan tidak memperdulikan semua ucapan Ashana. Ashana langsung cemberut karena merasa dikacangi oleh pria itu.

"Dingin banget si padahal lagi tidak hujan," gerutu Ashana sambil memainkan kuku-kuku jarinya.

Dari ekor matanya pria itu melihat kelakuan Ashana. Gadis muda itu membuat kesibukan sendiri mengisi keheningan didalam lift dan sesekali mengusap bokongnya.

Ting

Pintu lift terbuka, Ashana dengan cepat melangkah keluar meninggalkan pria itu tanpa ucapan apapun lagi. Pria itu menatap kepergian Ashana yang sudah semakin jauh, ia kemudian melangkah keluar juga.

Ashana berlari memasuki sebuah ruangan dimana sudah ada beberapa teman kuliahnya yang ikut magang juga disini. Ia langsung menghampiri, Dea sang sahabat.

"Belum telatkan?" tanya Ashana ngos-ngosan.

Dea menggelengkan kepalanya. "Belum, duduk dulu tapi tunggu dulu, kamu kok pincang begitu, kenapa?"

Ashana duduk di bangku sebelah Dea, lalu menceritakan kejadian tadi ke sahabatnya. Hari ini mereka akan melakukan meeting untuk sebuah project, anak magang memang diizinkan terlibat dalam project perusahaan untuk pembelajaran mereka.

"Lagi menunggu siapa si? Kok rapatnya belum dimulai," bisik Ashana ke Dea saat melihat sudah banyak orang yang memenuhi ruang rapat.

"Pak CEO, katanya hari ini ikut rapat," balas Dea dengan berbisik juga.

"Oh, serius? Akhirnya aku akan melihat muka CEO kita setelah seminggu magang disini belum pernah muncul sama sekali," ucap Ashana antusias.

"Kira-kira CEOnya tua apa nggak ya? Terus perutnya besar nggak ya? Atau kepalanya botak?"

"Hush,jangan berisik nanti kita kedengeran yang lain bisa bahaya, Ca," tegur Dea ke sahabatnya itu.

Ashana cengengesan. "Aku tuh penasaran De, makanya lagi menebak-nebak. Siapa suruh hari pertama kita magang dia malah ke luar kota jadinya aku tidak melihat dia deh."

Obrolan mereka langsung terhenti kala pintu ruangan ini terbuka dan muncul 2 orang dari arah luar. Beberapa karyawan langsung berdiri otomatis Ashana dan Dea ikut berdiri juga.

Mata Syakilla memicing kala melihat salah satu pria yang baru masuk adalah lagi-lagi pria yang terlibat insiden dengannya. Namun, penampilan pria itu kini sudah sangat berbeda, pria itu sudah menggunakan setelan jas yang mengkilap dan rapi.

"Untuk anak magang, perhatikan semuanya. Beliau ini adalah Bapak Gibran Baskara Mahesa, CEO kita semua," ucap seorang pria yang berdiri tegap didekat sang CEO, "Kemudian saya adalah Rio, asisten pribadi beliau."

Disaat yang lain tepuk tangan menyambut kedatangan CEO, Syakilla malah menutup sedikit wajahnya dengan tangan sambil tertunduk kala pak Gibran sedang menatapnya. Ia sangat malu sekaligus takut karena insiden tadi, ia bahkan sempat memarahi pria itu yang ternyata CEOnya.

"Mampus, perasaan aku tiba-tiba tidak enak ini," batin Ashana masih sedikit menunduk.

Setelah perkenalan singkat itu, rapat akhirnya dimulai. Ashana dan beberapa teman magangnya yang ada diruangan rapat ini menyimak dengan baik penjelasan dari divisi pemasaran.

Sekitar 2 jam melakukan rapat, akhirnya selesai juga. Mereka satu persatu meninggalkan ruang rapat untuk kembali ke tempat mereka bekerja.

Ashana dan Dea kebetulan ditempatkan dilantai 14 ini, sehingga ia tidak perlu naik lift lagi. Dua orang sahabatan ini langsung menuju ruangan tempat kerjanya.

"Kamu!" ujar seseorang dengan suara lantang.

Ashana yang merasa hanya dirinya dan Dea dilorong ini kemudian berbalik dan menatap sumber suara. Ashana langsung tersenyum kecut kala melihat pak Gibran yang ada dibelakangnya.

"Ikut ke ruangan saya," ujar Gibran kemudian berjalan lebih dulu,"Rio, minta OB buatkan saya kopi lalu bawa ke ruangan saya."

Muka Ashana sudah pucat pasih menatap Dea yang hanya bisa menyemangatinya. Ashana lalu mengekori pak Gibran menuju ruangannya dengan tubuh yang sudah keringat dingin.

"Tamat sudah riwayatku, baru juga seminggu magang sudah buat masalah sama CEO pula," batin Ashana menepuk jidatnya pelan.

Pintu yang menjulang tinggi itu terbuka dan langsung memperlihatkan ruangan yang begitu luas tapi didominasi warna gelap. Ashana, berjalan sedikit menunduk mengekori Gibran.

Bugh

Ashana, kembali meringis karena jidatnya kejedot dengan keras. Ia mengusap-usap jidatnya yang terkena entah bagian apa sang bos.

"Kamu, sengaja tabrak saya terus?"

"Nggak Pak, saya benar-benar tidak sengaja," jawab Ashana panik.

Gibran mendekatkan wajahnya ke arah wajah Ashana, pria itu sedikit membungkuk untuk bisa melihat jelas wajah Ashana karena gadis itu hanya sampai dipundaknya.

"Kalian ngapain?" tanya Rio syok kala masuk kedalam ruangan, ia malah langsung disuguhkan pemandangan dimana wajah sang bos dan anak magang sudah begitu dekat.

Expand
Next Chapter
Download

Latest chapter

More Chapters

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments

No Comments
5 Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status