Share

Setelah Cerai, Aku Bangkit dan Bersinar
Setelah Cerai, Aku Bangkit dan Bersinar
Author: Rania

Bab 1

Author: Rania
"Tanda tanganlah," ujar seseorang yang suaranya dingin dan berat dari atas kepala.

Ketika sebuah surat perjanjian perceraian disodorkan ke hadapannya, Shania Yolanda pun tertegun. Dia mendongak dan menatap Charles Fariz dalam diam, lalu tersenyum getir.

Ternyata begitu. Pantas saja untuk pertama kalinya, Charles menelepon pagi ini untuk memberi tahu bahwa dia akan kembali malam ini dan ada sesuatu yang ingin dia sampaikan.

Shania begitu bahagia sepanjang hari, tetapi yang ingin dibicarakan Charles ternyata adalah hal ini ....

Tiga tahun pernikahan akhirnya berakhir.

Shania menerima surat perjanjian perceraian itu dalam diam dan tangannya sedikit terkepal. Setelah hening sejenak, dia bertanya dengan suara serak, "Apa kita benar-benar harus cerai?"

Charles mengerutkan kening, lalu mengamati wanita yang telah menjadi istrinya selama tiga tahun.

Shania sepertinya baru saja selesai membersihkan kamar. Butir-butir keringat masih menghiasi dahinya yang putih. Sedikit kelelahan dan kebingungan terpancar dari matanya. Kacamata tebal juga menutupi wajahnya yang polos. Dia terlihat lembut, sederhana, tetapi membosankan.

Perempuan yang begitu biasa dan kaku telah menjadi istrinya selama tiga tahun.

Charles perlahan-lahan mengalihkan pandangannya, lalu memadamkan rokoknya dan berkata dengan suara pelan yang mendominasi, "Tanda tangan saja. Dia sudah kembali. Aku nggak mau dia salah paham."

Shania pun terkejut dan hatinya terasa agak getir. Dia tahu orang yang dimaksud Charles adalah Natalie Kusnadi, cinta pertama Charles. Demi Natalie, pernikahan mereka hanya sekadar nama. Selama tiga tahun ini, Charles tidak pernah menyentuh wanita lain.

Seolah-olah takut Shania tidak akan setuju, Charles menatapnya dan menambahkan dengan acuh tak acuh, "Perceraian kita juga sesuai kontrak. Pendidikanmu nggak tinggi, jadi setelah cerai, aku akan berikan rumah dan mobil di Vila Grandise ke kamu. Selain itu, aku juga akan kasih tambahan kompensasi 160 miliar lagi."

Dulu, Shania dan Charles menikah hanya demi menghadapi kakeknya Charles. Oleh karena itu, mereka pun menandatangani perjanjian pranikah. Yang diberikan Charles sudah melebihi apa yang pantas dia dapatkan.

Meskipun Charles tidak menyukainya, Shania telah melakukan yang terbaik selama tiga tahun terakhir. Uang tambahan itu merupakan imbalan atas kerja kerasnya. Terlebih lagi, Shania hanyalah seorang perempuan lulusan SMA. Setelah bercerai, dia memang membutuhkan uang.

Shania mengerti maksud Charles. Dia membolak-balik surat perjanjian perceraian, lalu akhirnya menunduk dan mengangguk pelan. "Oke, aku setuju."

Shania mengambil pena, lalu menandatangani dokumen itu dengan cepat dan tegas. Dia menatap Charles melalui lensa tebal kacamatanya. Sorot matanya begitu dalam hingga tidak bisa dibedakan apakah itu adalah kepahitan atau ketidakrelaan.

"Jangan khawatir, aku akan pindah dalam beberapa hari ke depan dan nggak akan ganggu kalian."

Charles mengangguk. "Terima kasih atas kerja kerasmu selama tiga tahun terakhir."

Meskipun wanita di hadapannya begitu membosankan, kaku, dan biasa, Charles harus mengakui bahwa Shania memang adalah istri yang baik. Selama bertahun-tahun, dia telah merawat semua orang di Keluarga Fariz dengan sepenuh hati.

Fokus utama Charles terletak pada kariernya. Dengan kehadiran Shania, dia dapat melangkah maju tanpa banyak pertimbangan. Hanya saja, masalah perasaan tetap tidak bisa dipaksakan.

Namun, Shania hanya merasa bahwa semua ini sangatlah konyol. Dia telah berkorban begitu banyak demi Charles, juga menyia-nyiakan tiga tahun masa mudanya. Pada akhirnya, yang diterimanya hanyalah ucapan "terima kasih atas kerja kerasmu".

Charles tidak menyadari senyum yang terpancar dari mata Shania dan mengambil surat perjanjian perceraian yang telah ditandatangani itu. Setelah menerima telepon dari asistennya, dia melirik Shania dan berkata dengan tenang, "Aku masih ada urusan di perusahaan. Kalau kamu butuh bantuan, suruh saja pembantu untuk bantu kamu."

Shania mengangguk.

Charles berjalan keluar dari ruang kerja dan langsung disambut oleh ibunya yang menunggu dengan gugup di ruang tamu.

"Gimana? Dia bersedia tanda tangan?"

Charles sedikit mengernyit, lalu mengangguk.

Fenny pun menghela napas lega dan mengangguk gembira. "Baguslah kalau begitu. Sejak kamu nikah sama dia, aku nggak pernah merasa tenang. Kesampingkan dulu hal yang lain, kalian bahkan belum punya anak setelah tiga tahun menikah. Biasanya, dia juga sangat pendiam. Mungkin saja dia lagi rencanakan sesuatu yang jahat."

Charles hanya diam saja.

Fenny menghela napas dan melanjutkan, "Waktu kakekmu paksa kamu nikah sama dia, aku sudah menentangnya. Apa gunanya seorang anak yatim yang dititipkan pada Keluarga Lestari? Sekarang, kamu sudah cerai dan tinggal tunggu waktu untuk nikahi Natalie. Ibu juga sudah sepenuhnya tenang. Cuma istri seperti Natalie yang layak dampingi kamu."

Yasmin Fariz yang berdiri di samping juga mengangguk senang. "Betul, Kak. Bahkan aku juga malu punya kakak ipar seperti itu. Sekarang, Kak Natalie akan jadi kakak iparku. Kelak, entah berapa banyak orang yang akan iri padaku."
Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Setelah Cerai, Aku Bangkit dan Bersinar   Bab 100

    “Aku nggak ingin ke rumah sakit. Cukup makan obat pereda rasa sakit saja,” gumam Shania.Tangan Rayden yang sedang memegang setir mobil semakin erat lagi. “Biasanya sesakit ini?”“Biasanya nggak. Tadi aku minum sebotol bir dingin.”“Apa kamu lupa?” Suara Rayden terdengar berat.Shania terbengong sejenak. “Ingat, hanya saja aku melupakannya karena terlalu gembira.”Mobil telah berhenti di depan pintu rumah sakit. Tidak ada lagi yang mengantre di tengah malam. Hanya ada dokter UGD dan dokter jaga saja.Untung saja dokter jaga hari ini adalah dokter kandungan. Dokter membukakan resep obat dan juga membuka obat pereda sakit.“Ingat, obat herbalnya diminum sehari sekali. Jangan lupa.”Shania mengangguk. “Aku mengerti.”Sebenarnya Shania ingin mengatakan bahwa tidak perlu membesarkan masalah. Biasanya dia tidak akan sesakit ini, hanya saja tadi dia lupa, malah meminum bir.Setelah kembali ke mobil, raut wajah Rayden kelihatan muram. Dia menghentikan mobil di bawah apartemen, kemudian membawa

  • Setelah Cerai, Aku Bangkit dan Bersinar   Bab 99

    Satu hari sebelum kompetisi dimulai, Shania sedang sibuk di sekolah. Dia bersama anggota departemen acara dan perencanaan sedang sibuk untuk menyusun dekorasi. Bahkan, Wisnu juga merasa tidak tenang hingga ikut memantau hingga larut malam.“Apa soal kompetisi sudah disimpan dengan baik?” tanya Wisnu.Shania mengangguk. “Sudah diletakkan di dalam brankas ruangan konseling. Hanya aku saja yang punya kunci brankasnya.”Wisnu mengangguk. “Baguslah kalau begitu.”Setelah Wisnu pergi, Shania masih merasa tidak tenang. Dia pun mengecek seluruh peralatan di dalam aula.Setelah semuanya sudah diurus dengan baik, waktu sudah menunjukkan pukul 23.30. Shania yang merasa lelah itu menghela napas lega. Apa pun ceritanya, asalkan kompetisi besok bisa berjalan lancar, semua rasa letih itu juga pantas dirasakannya.Shania kembali ke ruangan konseling untuk membereskan barang-barang. Saat belum keluar, dia menerima panggilan dari Yurika. “Yuri?”Terdengar suara perhatian Yurika. “Kak Shania, kenapa kamu

  • Setelah Cerai, Aku Bangkit dan Bersinar   Bab 98

    “Kata siapa aku nggak akan menghadiri kompetisi pengetahuan psikologi kampus ini?” Terdengar suara yang familier.Mata Shania terbelalak. Dia memalingkan kepalanya dengan syok.Pintu ruangan rektor dibuka. Sandra bersama asistennya berjalan ke dalam.Yasmin menatap kehadiran orang itu dengan tatapan tidak percaya. “San … Sandra!”Sandra langsung mengabaikan mereka, lalu berjabat tangan dengan Latif. “Salam kenal, aku Sandra.”“Bu Sandra, kenapa kamu bisa kemari?” Shania menatapnya dengan terbengong.“Nanti aku akan jelaskan kepadamu.” Sandra menatap Fenny. “Bu, sekarang aku sudah pasti akan menjadi juri dari kompetisi kali ini. Seharusnya nggak tergolong kesalahan?”Raut wajah Fenny kelihatan muram. Dia saling bertukar pandang dengan Yasmin. Kenapa Sandra bisa setuju? Jangan-jangan Rayden diam-diam telah membantu Shania?“Bu Sandra, apa kamu benar-benar setuju untuk menjadi juri kompetisi?” tanya rektor.Sandra mengangguk. “Emm, aku sudah bisa memastikan.”“Mana mungkin? Bukannya kamu

  • Setelah Cerai, Aku Bangkit dan Bersinar   Bab 97

    Seharusnya dia adalah psikolog yang dicari Rayden untuk Yurika, yang mana juga merupakan wanita yang menunggunya di depan resepsionis hotel tadi.Di bagian belakang dokumen ini diletakkan selembar prosedur kompetisi pengetahuan psikologi, termasuk isi pertanyaan.Sandra berpikir mungkin seharusnya dia berhubungan dengan mahasiswa generasi baru. Bisa jadi mahasiswa generasi baru itu mendatangkan kejutan untuknya.Setelah Shania pulang ke rumah, dia pun menghadap jendela sembari termenung. Dia merasa omongan Sandra memang benar. Dia telah menempuh studi lanjutan di luar negeri selama bertahun-tahun dan berpartisipasi dalam banyak proyek penelitian psikologi. Dia memiliki pandangan yang sangat unik dalam bidang tersebut.Kepulangan Sandra kali ini bukan hanya untuk membantu para pakar dan akademis psikologi di Kota Narkha saja, melainkan juga demi menganalisis dan membedah satu kasus psikologis khusus. Waktunya sangat berharga.Seandainya kontribusi Shania bisa lebih berharga daripada sem

  • Setelah Cerai, Aku Bangkit dan Bersinar   Bab 96

    Sandra berkata dengan tersenyum tidak berdaya, “Shania, aku rasa aku sudah bicara dengan sangat jelas. Aku nggak ada waktu dan juga nggak akan menghadiri kegiatan kompetisi.”Asisten menghalangi Shania, lalu berkata dengan raut serius, “Bu, kali ini waktu kepulangan Bu Sandra ke dalam negeri terbatas. Semua kegiatannya sudah diatur sebelumnya. Jadi, kami nggak bisa mengubah jadwal dan mengikuti kompetisi yang kamu katakan.”“Bu Sandra, apa kamu sudah baca dokumen yang aku berikan kepadamu?” tanya Shania dengan harapan.Sandra juga tidak menyangka Shania akan begitu keras kepala. Dia mengangguk. “Aku sudah baca dokumen itu. Nggak dipungkiri, mahasiswa Universitas Arinda memang sangat hebat. Aku merasa ada banyak gagasan mereka yang sangat bagus.”Sandra mengedipkan matanya. “Begini, Shania, aku nggak merasa dokumen-dokumen itu bisa membuatku mengubah jadwalku.”“Kepulanganku kali ini demi mengikuti diskusi dengan para ahli psikologi di Kota Narkha untuk membahas berbagai permasalahan ps

  • Setelah Cerai, Aku Bangkit dan Bersinar   Bab 95

    “Bu Shania, masalah ini sangat penting. Lebih baik kamu pergi cari kabar dulu, bagaimanapun kompetisi masih tersisa beberapa hari lagi.” Latif merasa ragu.Latif memang adalah rektor, tetapi masih ada para direksi di atasnya.“Aku mengerti, Pak Latif.” Shania kelihatan serius. Perbuatan Keluarga Fariz telah mendorongnya menjadi buah bibir orang-orang. Setelah keluar dari kantor rektor, Shania kembali ke ruangan konselingnya. Yurika pun sedang menunggunya di sana.“Kak Shania, aku sudah tahu semuanya. Apa yang harus kita lakukan sekarang?”Shania berkata dengan tersenyum getir, “Cuma bisa menghubungi Bu Sandra lagi.”Di antara dokumen yang Shania berikan kepada Sandra, dia juga menyelipkan tesis miliknya sendiri, yang berkaitan dengan arah penelitian terbaru Sandra. Namun, bagaimana kalau Sandra tidak sempat melihatnya?Pada jam tiga sore, Yasmin membaca perbincangan sengit di forum dengan puas. Dia mengganti beberapa akunnya untuk membawakan suasana, supaya semua orang percaya Sandra

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status