Terjerat Cinta Mas Lurah

Terjerat Cinta Mas Lurah

last updateLast Updated : 2025-09-11
By:  BlueEyesUpdated just now
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel18goodnovel
Not enough ratings
15Chapters
8views
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
SCAN CODE TO READ ON APP

Aksa Wirasena adalah seorang Lurah (Kepala Desa) muda yang di pilih secara langsung oleh warga Desa Tirto Wangi. Desa Tirto Wangi adalah salah satu desa yang ada di pelosok daerah. Berkat usaha keras dari Lurah mereka, perlahan Desa tersebut mulai banyak kemajuan terutama pada bagian fasilitas umumnya. Adat istiadat di Desa Tirto Wangi pun masih terbilang cukup kental. Suasana khas pedesaan dengan warga yang sangat ramah, hangat dan selalu saling tolong - menolong dan saling menjaga, membuat Desa terpelosok itu terkenal sebagai wilayah yang aman dan tentram. Kinanti Malayeka, adalah salah satu pendatang di Desa Tirto Wangi. Ia adalah ASN baru yang di tempatkan di Puskesmas yang ada di Desa Tirto Wangi. Kinanti adalah satu - satunya Dokter yang bertugas di sana. Ia terkenal sebagai Dokter yang sangat ramah, cekatan dan juga telaten hingga menjadi Dokter kesayangan warga. Walaupun tinggal seorang diri dan jauh dari keluarga karena pekerjaannya, namun Dokter Kinan tetap merasa aman dan nyaman tinggal di Desa Tirto Wangi. Keberadaan Dokter Kinan sendiri cukup menarik perhatian Pak Lurah Desa Tirto Wening yang kebetulan adalah anak pemilik rumah yang di sewa oleh Dokter Kinan. Seiring berjalannya waktu. Hubungan mereka menjadi semakin dekat hingga membuat Aksa jatuh cinta pada Dokter cantik itu. Apakah Aksa berhasil meraih hati Kinanti? Apakah hubungan asmara mereka berjalan dengan lancar, atau justru banyak halangan?

View More

Chapter 1

1. Dokter Penakut

Hujan gerimis yang sedari tadi mengguyur, membuat suasana desa terasa semakin dingin. Kinanti Malayeka mengeratkan jaket tebal yang ia kenakan. Gadis cantik itu duduk sendirian di teras sebuah warung yang sudah tutup.

Wajahnya harap - harap cemas menanti jemputan yang sedari tadi tak kunjung tiba. Ponsel yang berada di genggamannya pun mati, hingga ia tak bisa menelfon pegawai Kelurahan yang katanya akan menjemputnya.

"Ya Allah, sepi banget sih. Mana sudah sore gini, gak ada kendaraan yang lewat juga." Ujar Kinanti dengan cemas.

Ia kembali menekan tombol daya di ponselnya, berharap ponsel itu akan menyala barang sebentar. "Huh! Mana power bank pake ketinggalan segala." Keluhnya dengan kesal.

Angin yang bertiup kencang, membawa cipratan air masuk hingga mengenai wajahnya. Kinanti mengusap wajahnya yang basah segera merapikan kembali kerudungnya yang acakan - acakan tertiup angin.

"Apa sepelosok itu, Desa Tirto Wangi ini? Nasib... nasib... Mudah - mudahan warga desanya bisa di ajak kerja sama dan gak kolot - kolot banget." Kinanti kembali bermonolog.

Kinanti adalah seorang Dokter muda yang baru di angkat menjadi seorang ASN. Ia lalu di tugaskan di Puskesmas Desa Tirto Wangi. Kinanti kembali mengingat cerita - cerita yang cukup menyeramkan tentang Desa Tirto Wangi dari beberapa rekannya. Entah benar atau hanya ingin menakuti, yang jelas cerita - cerita itu membuat bulu kuduk Kinanti tiba - tiba meremang.

Duuuaaarrr!!!

Suara petir yang sangat keras, di sertai gemuruh dan kilatan petir membuat Kinanti terjingkat. Ia memeluk lutut sambil menyembunyikan wajahnya di lututnya.

"Astaghfirullah! Maaf, Mbah, aku cuma numpang nunggu jemputan. Aku gak berniat buruk kok, Mbah. Aku cuma menjalankan tugas di Desa saja." Ujar Kinanti dengan berulang - ulang tanpa berani mengangkat wajahnya.

"Mbak... Mbak..." Seseorang menepuk pundak Kinanti.

"Aaaaa... Astaghfirullah!" Seru Kinanti yang terkejut. Ia tak menyadari kedatangan pria yang kini ada di depannya.

"𝙆𝙪𝙡𝙤 𝙞𝙨𝙚𝙝 𝙚𝙣𝙤𝙢. 𝙐𝙙𝙪 𝙨𝙞𝙢𝙗𝙖𝙝 - 𝙨𝙞𝙢𝙗𝙖𝙝. (Aku masih muda. Bukan kakek - kakek.)" Ujar pria itu.

"Ka - kamu manusia, kan?" Tanya Kinanti dengan suara bergetar.

"Iya lah, Mbak, aku manusia. 𝙄𝙠𝙞 𝙨𝙞𝙠𝙞𝙡𝙠𝙪 𝙣𝙖𝙥𝙖𝙠. (Ini kakiku menapak.)" Jawab si pria sambil menunjuk ke arah kakinya. Tanpa di perintah, Kinanti pun ikut melihat ke arah kaki pria itu.

"Alhamdulillah, ya Allah! Aku kira kamu hantu. Huhuhuhu, aku takut banget sendirian di sini, mana sudah mulai gelap dan hujan gak berhenti - berhenti." Cicit Kinanti yang tanpa sadar memeluk pria dengan tubuh proporsional di hadapannya.

"Kalo aku hantu, gimana?" Celetuk si pria yang membuat Kinanti langsung mendongak, menatap ke arah wajah pria itu.

"Kamu hantu?" Tanya Kinanti dengan polosnya hingga membuat pria itu tertawa.

"Aku cuma bercanda kok, mana ada hantu yang bisa bawa mobil." Ujarnya sambil terkekeh geli melihat ekspresi wajah Kinanti.

"Gak lucu ya! Aku beneran takut, tau." Omel Kinanti dengan suara bergetar.

"Kamu Dokter Kinanti? Ayo, kita kembali ke Desa." Ajak si pria.

"Ayo." Jawab Kinanti.

"Mau aku gendong sekalian? Kalau di peluk terus seperti ini, nanti aku baper loh." Ledek si pria.

"Eh iya, maaf." Ujar Kinanti yang kemudian melepaskan pelukannya.

Pria itu kemudian mengambil dua koper milik Kinanti, sementara Kinanti meraih ranselnya. Tak lagi memeluk, namun Kinanti terus memegangi ujung kemeja pria yang menjemputnya.

"Aku gak kemana - mana, Bu Dokter." Ujar si pria saat melihat tangan Kinanti yang terus memegang ujung kemejanya.

"Iya aku tau. Aku yang takut di gondol." Jawab Kinanti sambil celingukan kesana dan kemari dengan was - was.

Pria itu memasukkan koper Kinanti ke dalam mobil, Kinanti pun mengekor kemana pria itu berjalan dengan masih terus memegangi ujung kemeja si pria.

"Silahkan masuk, Bu Dokter." Ujar si pria yang sudah membukakan pintu untuk Dokter cantik itu.

"Terima kasih." Ucap Kinanti sambil mengangguk kikuk. Pria itu segera berlari memutar dan masuk ke dalam mobil setelah menutup pintu mobil tempat Kinanti duduk.

Sepanjang perjalanan, keduanya tak banyak bicara. Si pria tampak fokua mengemudikan mobil SUV miliknya di jalanan tanah yang licin. Kinanti pun merasakan adrenalinnya kian memuncak saat beberapa kali mobil yang ia kendarai tergelincir. Mulutnya pun tak henti berkomat - kamit memanjatkan doa, memohon keselamatan pada Allah.

"Maaf ya, Bu Dokter. Jalanan menuju ke Desa memang seperti ini. Masih jalanan tanah, belum banyak yang di aspal." Ujar si Pria.

"Iya, gak apa - apa." Jawab Kinanti dengan gugup.

Suasana kembali hening. Kinanti sesekali melirik ke arah pria yang duduk di sebelahnya. Ia masih berusaha meyakinkan diri kalau pria di sebelahnya ini benar - benar manusia.

"Kenapa lihatin saya kayak gitu? Gak percaya kalo saya manusia?" Ledek si Pria yang sadar kalau Kinanti sedang menatapnya.

"Eeeh, itu, anu..." Kinanti kehilangan kata - kata.

"Kalau aku hantu, nyusulnya pake kereta kuda, bukan mobil." Ujar si Pria sambil terkekeh.

"Ternyata Dokter ini penakut juga, ya." Imbuh si Pria yang meledek hingga membuat bibir Kinanti cemberut

Expand
Next Chapter
Download

Latest chapter

More Chapters

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments

No Comments
15 Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status