Share

Bab 21

"Rumah itu belum dibersihkan, dan juga belum ada isinya, Dek."

Mas Yudha mencoba memberikan pengertian padaku, yang sejak memasuki rumah ini lebih banyak membisu.

Kubiarkan saja ia membawa Dinar untuk digendong ibu mertua meski hati tak rela. Teringat lagi ucapan ibu hari itu, yang membuat aku memantapkan hati meninggalkan rumah ini.

"Dek, tolong mengerti, untuk sementara kita di sini dulu. Sambil jalan, kita isi rumah itu pelan-pelan, baru kita tempati."

Entah kenapa aku menolak setuju pada argumennya kali ini.

Jelas-jelas di sana ada dipan dan juga kasur. Lemari sama meja kecil juga kulihat ada di dapur. Perabot lain kan bisa diisi sambil menempati rumah itu.

Aku mencoba mengendalikan gemuruh sebab merasa didustai olehnya kali ini. Bagiku, keluar dari rumah ini, itu yang utama.

"Aku tak masalah sama sekali, meski menempati rumah dengan perabotan seadanya," ujarku akhirnya.

Mas Yudha terdiam. Mungkin memikirkan apa yang kusampaikan.

Aku me
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status