Share

Sebelum Terlambat

Author: Si Nicegirl
last update Last Updated: 2025-04-13 08:26:10

"Untuk sementara waktu Tita akan tinggal di rumah ini," ujar Edzhar saat makan malam bersama Halwa dan Anne Neya.

"Apa kamu sudah gila, Ed? Apa kamu tidak memikirkan perasaan Halwa?" tanya Anne Neya.

"Hanya sementara waktu, anne. Sampai Tita pulih dari traumanya," jawab Edzhar lalu beralih menatap Halwa,

"Kamu tidak keberatan kan, Wa?" tanyanya.

"Hmmm."

"Jawab, Wa. Aku butuh jawabanmu bukan cuma dehamanmu," desak Edzhar.

Halwa meletakkan sendoknya, ia menatap intens suaminya, menatap lekat kedua matanya, ia ingin suaminya itu mengingat perkataannya ini di sepanjang hidupnya,

"Aku tidak punya hak suara lagi semenjak kamu tidak mempercayaiku, Ed. Lakukan apa yang kamu mau, ini rumahmu juga hidupmu," jawabnya sengaja menekan tiap katanya.

Sambil terus menguatkan dirinya di depan pria itu, Halwa meraih serbet dan membersihkan mulutnya sebelum beralih menatap Anne Neya,

"Aku permisi dulu, Anne. Sampai jumpa
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Jerat Ambisi Penguasa Kejam   Siapa Yang Akan Dia Pilih?

    Halwa memejamkan matanya ketika pintu kamar terbuka, langkah kaki Edzhar terdengar saat pria itu melangkah mondar-mandir mendekati Halwa, lalu menjauh lagi, begitu seterusnya hingga terdengar helaan nafas panjang sebelum pria itu duduk di sisi tempat tidur."Aku tahu kamu hanya berpura-pura tidur saja, Wa. Bangunlah, ada yang ingin aku bicarakan denganmu!" serunya."Katakan saja, aku mendengarnya. Yang aku tutup hanya mataku bukan telingaku," sahut Halwa tanpa membuka kedua matanya."Aku tahu kamu kecewa karena aku membawa kembali Tita ke rumah ini, tapi aku tidak punya pilihan, Wa. Karena dia masih takut sendirian, dan traumanya belum hilang."Detik berlalu menjadi menit, tapi Halwa masih juga terdiam, kedua matanya tetap terpejam, hanya dadanya saja yang terlihat bergerak naik turun dengan cepat saat ia menarik dan membuang nafasnya, wanita itu tengah menahan dirinya untuk tidak meluapkan kekecewaannya.Merasa Halwa tidak akan merespon

    Last Updated : 2025-04-14
  • Jerat Ambisi Penguasa Kejam   Sebelum Aku Pergi

    "A ... Aku tidak berbohong, aku memiliki bukti!" sangkal pria itu sambil merogoh saku celananya, lalu menyerahkan dua lembar foto pada Edzhar.Mata Edzhar membulat saat melihat pria itu yang mengenakan pakaian sipir tengah menggagahi Halwa, mata tajamnya beralih menatap Halwa,"Jadi perkataanmu saat di rumah sakit dulu benar, Wa? Kamu berc1nta dengan sipir ini hanya demi makanan?" tanyanya, suaranya sedingin wajahnya.Halwa tahu ini semua hanyalah sebuah rekayasa yang terstruktur dan sistematis, untuk memisahkan dirinya dan Edzhar. Seharusnya ia menyangkalnya, ya kan?Tapi tidak. Setelah sahabatnya itu kembali ia telah ditimpa oleh fitnahan demi fitnahan, dan suaminya itu lebih mempercayai wanita itu daripada istrinya sendiri.Dan sekarang saatnya ... Saatnya Halwa untuk memutuskan masa depannya. Mungkin inilah cara Tuhan untuk membuatnya terbebas dari Edzhar, suami yang tidak mempercayai istrinya sendiri. Tapi sebelum

    Last Updated : 2025-04-14
  • Jerat Ambisi Penguasa Kejam   Kabut Kesedihan

    "Sebaiknya anda melihat ini, Tuan!" seru Max sambil mengulurkan ponsel ke arah Victor."Nanti saja, Max. Aku harus segera menyelesaikan ini untuk rapat besok dengan The Group!" balas Victor tanpa mengalihkan perhatiannya dari layar laptopnya."Ini tentang Nona Aira, Tuan."Tidak sampai satu detik kemudian ponsel sudah beralih ke tangan Victor. Sambil melihat foto di ponselnya pria itu dengan cepat berdiri dari tempat duduknya,"Aya!" pekiknya.Victor terus melihat satu-persatu foto Halwa yang berdarah-darah, hingga ke bagian pesan singkat dari pengirim foto itu,'Untuk sekarang, wanita ini masih hidup, tapi tidak lagi kalau sampai malam nanti anda belum datang menemuinya di rumah sakit X. Ini peringatan untuk anda! Dalam waktu satu minggu bawa pergi wanita ini dari Turki, atau dia tidak akan seberuntung hari ini!'"Max! Tunda kegiatan saya selama satu bulan kedepan! Dan segera siapkan jet pribadi, kita ke Istanbul sekara

    Last Updated : 2025-04-14
  • Jerat Ambisi Penguasa Kejam   Raga Tanpa Jiwa

    "Apakah Tita yang menyuruhmu melakukan itu?" tanya Halwa pada pria yang mengaku sipir tadi setelah mereka keluar dari pagar tinggi rumah Edzhar. Alih-alih menjawab, pria itu langsung menarik Halwa dan mendorongnya masuk ke dalam mobil yang terparkir tidak jauh dari rumah Edzhar. Sudah ada tiga orang pria asing di dalam mobil itu, dua di depan dan satu dikursi tengah, yang langsung menggeser posisi duduknya saat Halwa masuk, sementara pria yang mengaku sipir tadi duduk di sisi satunya lagi, mengapit Halwa di antara mereka. "Mau apalagi kalian? Bilang Tita aku sudah melepaskan Edzhar untuknya, apalagi yang dia inginkan dariku sekarang?" tanya Halwa. "Nyawamu!" jawab pria yang duduk di sampingnya itu. Pria itu memalingkan wajahnya ke arah Halwa, senyum sinis terukir di wajah pria itu yang terlihat tampan dengan rahang yang tegas khas pria Italia, bukan ketampanan sempurna bak para dewa di Yunani.

    Last Updated : 2025-04-15
  • Jerat Ambisi Penguasa Kejam   Vanessa

    Victor menatap nanar ke bayi perempuan yang sudah tidak bernyawa itu, bayi dengan warna kulit yang sama dengan bayi laki-laki yang berada di kamar Halwa tadi. Ia menyentuh pipi mungil bayi itu yang mulai terasa sedingin es. Kaku, pipi bayi ini tidak kenyal seperti halnhya pipi bayi laki-laki tadi.Vanessa ...Nama yang cantik, tapi hidupnya tidak secantik namanya, bayi malang ini hanya dapat melihat dunia ini kurang dari satu jam saja."Bayi ini memiliki berat badan yang rendah, juga daya tahan tubuhnya yang lemah. Mungkinkah ibunya mengalami banyak tekanan selama mengandung anak ini, Tuan?" tanya dokter itu.Victor tidak mau menjawab pertanyaan dokter itu. Ia memilih diam sambil terus menatap Vanessa. Yah, bayi ini telah menjadi korban dari sikap keras kepala sahabatnya, Edzhar. Seandainya saja pria itu lebih percaya pada Halwa alih-alih Tita, mungkin bayi mungil ini masih hidup saat ini."Saya akan mengubur bayi ini di Spanyol

    Last Updated : 2025-04-15
  • Jerat Ambisi Penguasa Kejam   Dukungan Keluarga

    "Mengatasi trauma akibat kehilangan seseorang apalagi kehilangan anaknya sendiri itu butuh proses, yang membutuhkan waktu tidak sebentar, tergantung individunya masing-masing. Saat ini Nona Halwa sedang berada dalam tahap penolakan, ia tengah berusaha untuk bertahan dari rasa sakit emosional, dengan cara menolak menerima kenyataan bahwa putrinya telah tiada," jelas psikolog yang menangani Halwa.Tiga hari sudah berlalu sejak Victor berhasil memindahkan Halwa dan bayinya ke rumah sakit ini, bukan hal yang mudah tapi berkat orang yang tepat, mereka berhasil sampai di Spanyol tanpa menemui hambatan. Kedua orang tua Halwa pun sudah sampai ke negara ini, dan Victor langsung meminta hapus track record penerbangan mereka, supaya Edzhar atau siapapun tidak dapat melacaknya.Karena menurut info dari orang suruhan Max, saat ini Edzhar tengah berusaha menemukan Halwa, bahkan sampai menyuruh asisten pribadinya ke Jakarta untuk menjemput orang tua Halwa, yang untungn

    Last Updated : 2025-04-15
  • Jerat Ambisi Penguasa Kejam   Malaikat Pelindung

    "Hai sleeping beauty, akhirnya bangun juga kamu!" seru Azalea saat Halwa baru saja membuka kedua matanya.Saat ini hanya ada Azalea saja di dalam ruangan itu. Victor yang menghubungi wanita itu, ia berharap dengan hadirnya Azalea Halwa mau mengeluarkan semua sakit hatinya, dan juga semua kesedihan yang membebaninya.Setelah hari itu Halwa sama sekali tidak berbicara selain meminta Edson untuk menyusuinya. Bahkan mama sekalipun tidak bisa membujuknya. Halwa hanya mendengarkan saja apapun nasihat mamanya, tanpa ada sepatah katapun yang keluar dari mulutnya. Ia tidak menatap siapapun lebih dari tiga detik, bahkan tidak mau melihat team dokter, psikolog dan juga psikiater yang ditunjuk untuk menanganinya. Hanya saat menatap Edson saja ia mau berlama-lama, hingga bayinya itu tertidur dan harus dipindahkan ke box bayinya."Lea?" Azalea mengangguk penuh semangat, "Ya, aku Lea. Sahabatmu yang paling kece badai!" "Kenapa kam

    Last Updated : 2025-04-16
  • Jerat Ambisi Penguasa Kejam   Dua Janda

    Ah, Victor. Malaikat pelindungnya ...Halwa sengaja tidak mau melihat pria itu, karena ia merasa malu. Ya malu, karena telah melupakan malaikat pelindungnya itu saat bersama dengan Edzhar.Dan kini, ia kembali berhutang budi pada pria itu. Ia merasa seperti benalu di dalam kehidupan Victor. Sementara mama dan papanya ..."Ada yang ingin aku ceritakan padamu, Lea ... ""Apa?" tanya Azalea."Mama dan Papa bukanlah orang tua kandungku," jawab Halwa.Ya, ia mendengar saat mamanya mengatakan itu pada Victor. Ia sudah sadar saat itu, hanya saja masih enggan membuka matanya.Saat itu entah kenapa ia bangun dalam keadaan tenang, tidak diliputi amarah lagi karena kehilangan putrinya. Tapi malah mendengar kabar buruk itu.Hatinya bertambah hancur. Bagaimana tidak, orang tua yang selama ini ia cintai dan sayangi dengan segenap hati, ternyata bukanlah orang tua kandungnya.Dan yang lebih menyakitkan lagi,

    Last Updated : 2025-04-16

Latest chapter

  • Jerat Ambisi Penguasa Kejam   Tolong Beri Satu Kesempatan Lagi

    Edzhar menahan pintu kamar tempat Vanessa tertidur, dengan plester kompres demam yang menempel pada keningnya. Dengan langkah pelan dan kedua mata yang sudah dibanjiri air matanya itu, Halwa mendekati putrinya yang entah kenapa terlihat rapuh itu,"Vanessa ... " gumamnya lirih.Halwa nangis sesengukan sambil berlutut di samping tempat tidur Vanessa, tangannya yang gemetar meraih tangan mungil putrinya itu, yang terlihat jauh lebih kecil dari tangan putranya, Edson."Vanessa, putriku ... " desahnya sambil menciumi punggung tangan putrinya itu yang masih terasa hangat.Ia menempelkannya di pipinya, merasakan hawa panas yang mengalir dari telapak tangan Vanessa ke pipinya. Sementara tangan lainnya membelai lembut rambut putrinya itu.Tadi di sepanjang jalan Halwa sudah menyiapkan dirinya untuk tidak nangis, untuk terus terlihat kuat saat bertemu dengan putrinya nanti. Karena seorang anak bisa merasakan juga kesedihan ibunya, terutama anak ba

  • Jerat Ambisi Penguasa Kejam   Pertemuan Halwa dan Vanessa

    "Membicarakan apa? Menjelaskan apa?" tanya Halwa bingung."Vanessamu dan Edzhar masih hidup, Ay ... "Halwa mengerutkan keningny, ia merasa sangat bingung, luar biasa bingung. Ia menatap penuh mata tunangannya itu,"Vic, jangan becanda ini tidak lucu!" keluhnya.Meski bibirnya mengeluarkan keluhan itu, jantungnya mulai berdebar dengan sangat cepat selama ia menunggu balasan dari tunangannya itu."Apa aku terlihat tengah becanda, Ay? Apa aku pernah becanda jika menyangkut orang yang aku kasihi? Yang kamu sayangi?" tanya Victor dengan nada lembut, tidak sedikitpun ia marah dengan kecurigaan Halwa padanya.Halwa menggelengkan kepalanya, ia munduru beberapa langkah ke belakangnya,"Itu tidak mungkin ... Aku melihat dengan mata kepalaku sendiri vanessaku itu sudah tidak bernapas, Vic!" sangkalnya, ia menangkup mulutnya dengan kedua mata yang membola,"Itu tidak mungkin ... " lanjutnya, air mata mulai membasahi kedua

  • Jerat Ambisi Penguasa Kejam   Vanessamu dan Edzhar Masih Hidup

    "Poppa ... Aku punya dedek!" pekiknya dengan riang dan Victor mengangguk, ia pun menghapus air mata di sudut matanya. Ia dan juga sahabatnya yang lain, sama terharunya saat melihat pertemuan ayah dan anak itu yang mengharu biru. Edson kembali ,mengalihkan perhatiannya ke Edzhar, "Jadi kapan aku bisa ketemu sama dedek Vanessa?" tanyanya dengan nada tidak sabar. "Secepatnya ... " jawab Edzhar. Ia tidak bisa menjanjikan kapannya, karena ia juga belum tahu Halwa bersedia bertemu dengannya atau tidak. Tapi seandainya pun Halwa tidak mau bertemu dengannya, ia akan tetap mempertemukan Edson dengan saudarinya, meski putranya itu tidak mengetahui kalau Vanessa adalah adik kandungnya. Edzhar mengangkat dan menggendong Edson, lalu beralih menatap Victor, "Apa Halwa bersedia bicara denganku?" tanyanya. "Satu-satu, Ed. Membawa Edson padamu saja sudah membuatku d

  • Jerat Ambisi Penguasa Kejam   Pelukan pertama

    Edson baru akan menghampiri Victor ketika Halwa menggendongnya, dan tanpa repot basa-basi lagi, ia langsung membawa putranya itu kembali masuk ke dalam Villa. "Aku akan bicara dengan Aira sebentar!" seru Victor lalu berdiri dan segera menyusul tunangannya itu. "Ay, tunggu Ay!" Halwa menghentikan langkahnya, ia memberikan tatapan dongkolnya pada Victor, "Kenapa pria itu masih berada di sini? Kenapa kamu bersikap baik padanya?" cecarnya. "Kalian di sini rupanya? Tamu-tamu sudah mencari kalian, ayo ke belakang lagi!" seru mama sambil menarik lengan Halwa. "Poppa ... " rengek Edson mengangkat kedua tangannya minta digendong Victor. "Berikan Edson padaku, kamu temani tamu-tamu saja terlebih dahulu yaa," bujuk Victor. "Sebentar, Ma. Ada yang ingin aku bicarakan pada Victor dulu," ujar Halwa sambil melepaskan lengannya dari genggaman mamanya itu. "Tapi tamu-tamu ... "

  • Jerat Ambisi Penguasa Kejam   Kenapa Merahasiakannya?

    "Jadi insiden kapal pesiar itu sengaja direncanakan Tita untuk menjebak Aira?" tanya Victor setelah Edzhar selesai menceritakan semuanya.Tragedi itulah awal dari penderitaan Halwa. Ia lolos dari perangkap jahat Tita, tapi malah jatuh ke dalam jerat Edzhar. Victor yakin betul, saat mengetahui semua kebenaran itu, pasti Edzhar tersiksa oleh rasa bersalahnya.Bagaimana tidak? pria itu dengan kejam telah melakukan hal buruk pada Halwa, membuat Halwa tersiksa lahir dan batin, menjadikan dua bulan hidup wanita itu laksana berada di dalam neraka."Ya ... Kalian pasti menertawakan kebodohanku, ya kan? Tertawa dan hina saja aku, kalian tidak salah, aku memang terlalu mudah dibodohi wanita itu," desah Edzhar sambil menatap sendu satu-persatu sahabatnya itu."Tidak ada satupun dari kami yang akan menertawakanmu, Ed. Di banding orang lain, kami yang paling tahu betapa pandai dan cakapnya kau dalam hal apapun, ya kecuali dalam hal asmara. Kau pintar dengan se

  • Jerat Ambisi Penguasa Kejam   Vanessa Masih Hidup

    "Halwa ... " panggil seseorang dari arah belakangnya, membuat langkah Halwa terhenti.Aroma yang pernah sangat Halwa kenali dulu menyeruak masuk memenuhi indra penciumannya, membuat Halwa seolah-olah Tersihir hingga punggungnya seketika itu juga membeku."Aku sangat merindukanmu," ujar Edzhar setelah sampai di samping Halwa."Edzhar ... " desah Halwa. Ia menatap penuh wajah yang tidak pernah ia lihat lagi selama tiga tahun ini, lalu hatinya kembali merasa sakit, hingga Halwa bergegas meninggalkannya.Halwa berpikir setelah bertahun-tahun terlewati, ia akan bisa menatap Edzhar tanpa merasakan kesakitannya yang dulu, dan menganggap pria itu layaknya sahabat Victor yang lainnya.Tapi ternyata ia salah ... Cukup melihat wajah itu satu kali, dan luka di hatinya langsung kembali terbuka lebar. Pria itu adalah sumber dari segala kesakitannya."Halwa tunggu!" cegah Edzhar sambil menahan lengannya."Lepas, Ed!" teriak Halwa samb

  • Jerat Ambisi Penguasa Kejam   Pesta Pertunangan 2

    Pagi itu seperti biasa, selesai sarapan pagi Edzhar mengajak Vanessa main di halaman belakang. Membiarkan putrinya itu berlarian kesana-kemari mengejar kupu-kupu, sambil terus mengawasinya. Tidak lama kemudia terdengar notif pesan singkat di ponselnya, kedua matanya membulat saat membaca pesan singkat itu. 'Besok pagi Halwa dan Victor akan bertunangan di Paris. Tepatnya di X Villa!' Edzhar segera menghubungi nomor asing itu, tapi tidak tersambung, sepertinya siapapun yang memberi informasi ini menggunakan nomor sekali pakai untuk menghubunginya. "Yas!" teriak Edzhar, lalu menatap suster Mia, "Kamu, jaga Vanessa sebentar!" serunya dan suster Mia mengangguk. "Ya, Tuan?" "Majukan jadwal ke Parisnya hari ini! Halwa dan Victor akan bertunangan besok!" perintahnya. "Bertunangan? Anda kata siapa, Tuan?" tanya Yas. Alih-alih menjawab, Yas malah menyerahkan p

  • Jerat Ambisi Penguasa Kejam   Pesta Pertunangan 1

    Hari kedua mereka di Paris, Victor mengajak Halwa dan juga Edson ke Penthouse orang tuanya, yang terletak di kawasan The Champs-Elysees, yang juga dikenal sebagai The Most Beautiful Avenue of the World, jalan paling indah sedunia. Kawasan tempat kalangan jetset juga selebrity ternama dan kaum sosialita menghamburkan uang mereka di sana, dengan berbagai macam barang dari brand ternama yang berada di sepanjang jalan itu. Edson nampak tertidur di pundak Victor saat mereka memasuki Apartment dan menuju lift pribadi yang akan membawa mereka ke lantai teratas Apartment ini, dimana Penthouse orang tua Victor berada. "Aku gugup, Vic!" aku Halwa, tangannya yang sudah mulai keluar keringat dingin, saling bertautan dengan telapak tangan Victor. "Sstt, santai saja. Seperti yang sudah pernah aku bilang padamu, mereka tidak akan mencampuri urusan pribadiku. Lagipula siapa yang akan menolak mendapatkan wanita secantik dan secerdas dirimu

  • Jerat Ambisi Penguasa Kejam   Aku Tidak Cemburu

    Halwa menatap nanar Edson yang tengah jongkok di depan makam saudari kembarnya, Vanessa. Jemari mungil anak itu menyentuh batu nisan bertuliskan nama saudarinya itu.Ia sengaja mengajak Edson ke makam Vanessa hari ini, karena besok mereka akan berangkat ke Paris, acara lamaran akan dilangsungkan di sana, karena kedua orang tua Victor sedang berada di sana."Kenapa dedek meninggal?" tanya Edson.Sebenarnya itu pertanyaan yang selalu diulang Edson tiap kali Halwa mengajaknya ke makam Vanessa. Meski begitu Halwa tetap menjawabnya.Halwa ikut jongkok di samping Edson, lengannya merangkul bahu kecil putranya itu,"Amma melahirkan kalian secara prematur, dan dedek Vanes tidak bisa bertahan lama," jawabnya dengan suara parau.Halwa seolah-olah kembali ke saat paling menyakitkan di dalam hidupnya itu, saat melihat tubuh mung1l putrinya yang sudah tidak bernyawa, belum lagi suara tangisannya yang hingga kini masih terus hadir di dalam mim

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status