Share

Sly Woman

Author: Si Nicegirl
last update Huling Na-update: 2025-04-09 08:22:40

Tidak mau berada terlalu dekat dengan Tita membuat Halwa perlahan-lahan mundur, hingga punggungnya menyentuh dinding kamarnya, dan Tita memanfaatkannya dengan menekan leher Halwa,

"Sepertinya aku harus menyingkirkanmu selamanya!" desisnya dengan tatapan keji, tidak mempedulikan lagi Halwa yang sudah mulai kesulitan bernapas itu.

"Ti ... Ta ... "

Halwa mencoba bicara tapi tekanan tangan Tita malah bertambah kencang menekan lehernya, dengan sisa tenaga terakhirnya Halwa menepis tangan Tita, lalu mendorongnya hingga Tita mundur beberapa langkah ke belakangnya.

Sambil terus bersandar pada dinding dan terbatuk-batuk, badan Halwa merosot hingga terduduk di lantai, begitu juga dengan Tita, wanita itu langsung terduduk sambil menutup wajahnya dengan kedua tangannya, isak tangisnya memenuhi kamar Halwa.

"Maafkan aku ... Kenapa kita jadi seperti ini, Wa?" tanya Tita di sela isak tangisnya.

"Kamu tahu kan kalau aku begitu mencintai Edzhar.
Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App
Locked Chapter

Kaugnay na kabanata

  • Jerat Ambisi Penguasa Kejam   Mau kemana Kita?

    Halwa baru saja akan menjawab ketika ponselnya berdering, dan ia tahu itu pasti suaminya yang meneleponnya. Dan senyumnya seketika melebar saat nama yang tertera di layar ponselnya benar nama Edzhar."Ya, Ed?" sapanya dengan lembut."Aku sudah mengirim Yas ke rumah untuk menjemputmu, bersiaplah dan dandan secantik mungkin untukku!" seru Edzhar."Memangnya kita mau ke mana?" tanya Halwa, ia melirik Tita yang tengah memberengut kesal."Rahasia, sebaiknya bersiaplah sekarang juga, Aşkım." jawab Edzhar."Baiklah, Ed.""Bagus! Aku tidak sabar menunggumu di sini, jadi bergegaslah, atau aku akan menghukummu."Kedua pipi Halwa seketika merona merah, ia tahu hukuman apa yang akan ia dapatkan dari suaminya itu."Iya, aku siap-siap sekarang yaa, bye!"Setelah mematikan sambungan teleponnya, Halwa kembali menatap Tita yang masih duduk di tempat tidurnya,"Maaf Ta, sepertinya kamu harus keluar dari kamarku,

    Huling Na-update : 2025-04-09
  • Jerat Ambisi Penguasa Kejam   Keluar Dari Rumahku!

    Dengan rangkulan lengan Edzhar di bahu Halwa, mereka memasuki rumah sambil terus becanda dan tertawa, mengenang kekonyolan mereka selama makan siang tadi, hingga sosok Tita berdiri menghalangi jalan mereka, membuat tawa seketika lenyap dari wajah mereka."Kalian membeli perlengkapan untuk anak kalian, tapi kenapa tidak membelikan juga untuk anakku? ini juga anakmu Ed!" geramnya sambil berkacak pinggang, dengan wajah yang dipenuhi dengan amarah."Anakku atau anak Marcus?" tanya Edzhar dengan suara dalam dan dinginnya.Halwa sudah menceritakan semuanya pada Edzhar, semua tentang perselingkuhan Tita, yang dimulai jauh sebelum Edzhar beralih mencintai Halwa. Yang sejujurnya itu membuat Edzhar sedikit bisa bernapas lega, karena dengan begitu bukan ia yang mulai berkhianat pada cinta mereka.Sakit hatikah ia? Sudah pasti hatinya terasa sakit, jadi selama empat tahun hubungan mereka, dua tahun Tita berselingkuh darinya, dan dengan bodohnya Edzhar begitu

    Huling Na-update : 2025-04-10
  • Jerat Ambisi Penguasa Kejam   Baby Shower

    Satu minggu kemudian.Halwa yang baru selesai menata kamar anaknya, dengan Edzhar yang selalu siap membantunya kapanpun Halwa membutuhkan tenaganya, duduk bersandar di dinding dengan kedua kaki yang diluruskan, ia tengah menikmati hasil karyanya, hingga ia melihat suaminya menguap lebar, entah karena rasa kantuknya atau karena kelelahan."Rebahkan kepalamu di sini, Ed!" seru Halwa sambil menepuk-nepuk pahanya."Lebih baik kamu yang merebahkan kepalamu di sini," sahut Edzhar.Sambil menyeringai lebar, Halwa beringsut mendekati Edzhar, dan merebahkan kepalanya di paha kokoh suaminya itu, yang langsung mengelus lembut perut Halwa."Bagaimana dengan anak kita? Apa mereka menendangmu lagi?" tanyanya."Oh iya, terkadang sampai dadaku terasa sesak, dan menjadi sering pipis" jawab Halwa."Owch, kamu merasakan itu, Ed?" "Apa?"Halwa meraih tangan Edzhar dan menggesernya hingga ke bawah perutnya,"Gerak

    Huling Na-update : 2025-04-10
  • Jerat Ambisi Penguasa Kejam   Kejahatan Acak

    Halwa terbangun karena kecupan-kecupan lembut suaminya di punggungnya, membuat Halwa balik badan dan berhadapan langsung dengan wajah suaminya."Pagi ini off dulu ya, Sayang. Aku lelah sekali," gumam Halwa lalu menguap lebar karena ia masih merasa ngantuk."Ya, Aşkım. Aku mengerti, kamu pasti kelelahan karena acara baby shower kemarin, dan harus menemani mereka hingga larut malam," ujar Edzhar sambil mengecup kening Halwa."Lalu kenapa tadi kamu melakukan itu?""Aku hanya tidak bisa berada di dekatmu tanpa menyentuhmu. Tapi kamu tenang saja, hari ini aku akan membiarkanmu istirahat, untuk mengembalikan lagi staminamu.""Terima kasih," ucap Halwa ia memejamkan kembali kedua matanya.Sekali lagi Edzhar mengecup kening Halwa, sebelum turun dari tempat tidur dan melangkah ke kamar mandi. Tidak lama Edzhar turun, terdengar ketukan di pintu, dan Halwa kembali membuka matanya.Ia meraih jubah tidurnya sebelum bergegas ke arah p

    Huling Na-update : 2025-04-10
  • Jerat Ambisi Penguasa Kejam   DNA

    Bunyi sepatu high heels Anne Neya seolah bergema di lorong rumah sakit yang sepi, wanita itu jalan dengan penuh percaya diri layaknya model papan atas di atas catwalk, hingga matanya tertuju pada sosok menyedihkan yang tengah terduduk lesu di kursi, di depan sebuah ruang rawat inap.Anne Neya kenal betul siapa wanita itu, yang tak lain adalah menantunya, Halwa. Wanita itu tidak bergerak sedikitpun, kepalanya tetap tertunduk sangat rendah hingga nyaris mencapai dadanya.Meski suara yang dikeluarkan dari sepatu high heelsnya Anne Neya itu menyebabkan suara yang mampu membuat siapapun menoleh, Halwa tetap tidak bergeming, seolah-olah jiwanya sedang tidak bersamanya saat ini."Wa ..." sapa Anne Neya lembut, ia tidak mau mengagetkan menantunya yang tengah merenung itu.Perlahan Halwa mengangkat kepalanya dan memeluk erat Anne Neya,"Anne ... " isaknya."Sstt tenanglah, sayang. Anne sudah mendengar sebagian ceritanya dari pelayan, seka

    Huling Na-update : 2025-04-11
  • Jerat Ambisi Penguasa Kejam   PTSD

    Kedua wanita di Kafe itu terlihat merenung, sama-sama disibukkan dengan pikiran mereka masing-masing, di tengah kesunyian malam yang hangat, yang hanya diganggu oleh derik jangkrik yang tanpa henti, juga sesekali suara yang ditimbulkan dari dorongan strecher pasien yang akan dipindahkan ke kamar rawat inap mereka.Mereka masih menunggu Edzhar yang belum juga mau pulang, bahkan makan pun harus di paksa. Pria itu semakin terpukul setelah hasil test dari dua rumah sakit yang berbeda juga menyatakan, kalau DNAnya dengan bayi di dalam kandungannya Tita itu cocok.Dan itu membuat Halwa semakin merasa takut, takut akan kehilangan Edzhar dan juga takut pada amarah pria itu nantinya, hingga desahan demi desahan terus keluar dari mulutnya, yang kali ini menarik perhatian Anne Neya yang duduk di seberang mejanya."Lebih baik kita pulang saja, Wa. Biarkan saja Edzhar menemani Tita di sini," saran Anne Neya."Aku mau menemani Ed di sini, Anne.""Janga

    Huling Na-update : 2025-04-11
  • Jerat Ambisi Penguasa Kejam   Playing Victim

    "Ta, kamu sudah sadar?"Perlahan Tita membuka kedua matanya, kesedihan tampak jelas di kedua matanya itu,"Pergilah, Ed! Pulanglah ke istrimu!" serunya sambil memalingkan wajahnya dari Ezdhar.Mengabaikan Tita yang tengah mengusirnya itu, Edzhar segera menekan tombol darurat. Sama halnya seperti tadi, tidak butuh waktu dokter dan perawat kembali masuk."Tita, dia sudah sadar!" seru Edzhar.Dokter itu segera memeriksa Tita, cukup lama hingga membuat Edzhar tidak sabar dan bertanya, "Bagaimana, Dok? Kenapa Tita bisa bangun padahal tadi sudah diberi obat penenang? Apakah itu buruk untuknya?" "Kami hanya memberinya dosis rendah, Tuan. Mengingat Nona Tita sedang hamil dan mencegah efek samping obat itu pada janinnya, jadi obat itu hanya dapat menenangkannya selama beberapa saat saja, tapi mengingat sekarang Nona Tita sudah sadar, itu adalah sebuah kemajuan untuknya. Dan overal semuanya baik-baik saja," jawab dokter itu.

    Huling Na-update : 2025-04-11
  • Jerat Ambisi Penguasa Kejam   Keraguan

    Halwa bergerak mondar-mandir di kamarnya. Ia tidak bisa tidur karena berbagai macam perasaan yang kini tengah berkecamuk di dalam dadanya, juga kekhawatiran pada suaminya hingga dini hari belum juga pulang, sementara ponselnya tidak aktif.Seharusnya ia tidur, ya kan? Untuk membayar malam-malam berikutnya yang ia yakini akan lebih berat lagi dari malam ini. Tapi nyatanya matanya tidak mau di ajak berkompromi, ia tetap terjaga meski badannya sudah teramat sangat lelah.Sebagai seorang dokter ia tahu, kalau sekarang ia tengah mengalami setengah dari penyebab insomnia, stress, kecemasan dan juga ketakutan. Ia juga tahu insomnianya akan terus berlanjut selama sumber masalahnya belum selesai.Lelah karena terus bergerak gelisah, Halwa merebahkan dirinya di sofa panjang, tempat ia biasa bermanja-manja dengan Edzhar. Tangannya meraih buku yang biasa Edzhar bacakan untuknya, sambil berharap dengan membaca maka rasa kantuknya akan segera datang.Hingga ia

    Huling Na-update : 2025-04-12

Pinakabagong kabanata

  • Jerat Ambisi Penguasa Kejam   Vanessamu dan Edzhar Masih Hidup

    "Poppa ... Aku punya dedek!" pekiknya dengan riang dan Victor mengangguk, ia pun menghapus air mata di sudut matanya. Ia dan juga sahabatnya yang lain, sama terharunya saat melihat pertemuan ayah dan anak itu yang mengharu biru. Edson kembali ,mengalihkan perhatiannya ke Edzhar, "Jadi kapan aku bisa ketemu sama dedek Vanessa?" tanyanya dengan nada tidak sabar. "Secepatnya ... " jawab Edzhar. Ia tidak bisa menjanjikan kapannya, karena ia juga belum tahu Halwa bersedia bertemu dengannya atau tidak. Tapi seandainya pun Halwa tidak mau bertemu dengannya, ia akan tetap mempertemukan Edson dengan saudarinya, meski putranya itu tidak mengetahui kalau Vanessa adalah adik kandungnya. Edzhar mengangkat dan menggendong Edson, lalu beralih menatap Victor, "Apa Halwa bersedia bicara denganku?" tanyanya. "Satu-satu, Ed. Membawa Edson padamu saja sudah membuatku d

  • Jerat Ambisi Penguasa Kejam   Pelukan pertama

    Edson baru akan menghampiri Victor ketika Halwa menggendongnya, dan tanpa repot basa-basi lagi, ia langsung membawa putranya itu kembali masuk ke dalam Villa. "Aku akan bicara dengan Aira sebentar!" seru Victor lalu berdiri dan segera menyusul tunangannya itu. "Ay, tunggu Ay!" Halwa menghentikan langkahnya, ia memberikan tatapan dongkolnya pada Victor, "Kenapa pria itu masih berada di sini? Kenapa kamu bersikap baik padanya?" cecarnya. "Kalian di sini rupanya? Tamu-tamu sudah mencari kalian, ayo ke belakang lagi!" seru mama sambil menarik lengan Halwa. "Poppa ... " rengek Edson mengangkat kedua tangannya minta digendong Victor. "Berikan Edson padaku, kamu temani tamu-tamu saja terlebih dahulu yaa," bujuk Victor. "Sebentar, Ma. Ada yang ingin aku bicarakan pada Victor dulu," ujar Halwa sambil melepaskan lengannya dari genggaman mamanya itu. "Tapi tamu-tamu ... "

  • Jerat Ambisi Penguasa Kejam   Kenapa Merahasiakannya?

    "Jadi insiden kapal pesiar itu sengaja direncanakan Tita untuk menjebak Aira?" tanya Victor setelah Edzhar selesai menceritakan semuanya.Tragedi itulah awal dari penderitaan Halwa. Ia lolos dari perangkap jahat Tita, tapi malah jatuh ke dalam jerat Edzhar. Victor yakin betul, saat mengetahui semua kebenaran itu, pasti Edzhar tersiksa oleh rasa bersalahnya.Bagaimana tidak? pria itu dengan kejam telah melakukan hal buruk pada Halwa, membuat Halwa tersiksa lahir dan batin, menjadikan dua bulan hidup wanita itu laksana berada di dalam neraka."Ya ... Kalian pasti menertawakan kebodohanku, ya kan? Tertawa dan hina saja aku, kalian tidak salah, aku memang terlalu mudah dibodohi wanita itu," desah Edzhar sambil menatap sendu satu-persatu sahabatnya itu."Tidak ada satupun dari kami yang akan menertawakanmu, Ed. Di banding orang lain, kami yang paling tahu betapa pandai dan cakapnya kau dalam hal apapun, ya kecuali dalam hal asmara. Kau pintar dengan se

  • Jerat Ambisi Penguasa Kejam   Vanessa Masih Hidup

    "Halwa ... " panggil seseorang dari arah belakangnya, membuat langkah Halwa terhenti.Aroma yang pernah sangat Halwa kenali dulu menyeruak masuk memenuhi indra penciumannya, membuat Halwa seolah-olah Tersihir hingga punggungnya seketika itu juga membeku."Aku sangat merindukanmu," ujar Edzhar setelah sampai di samping Halwa."Edzhar ... " desah Halwa. Ia menatap penuh wajah yang tidak pernah ia lihat lagi selama tiga tahun ini, lalu hatinya kembali merasa sakit, hingga Halwa bergegas meninggalkannya.Halwa berpikir setelah bertahun-tahun terlewati, ia akan bisa menatap Edzhar tanpa merasakan kesakitannya yang dulu, dan menganggap pria itu layaknya sahabat Victor yang lainnya.Tapi ternyata ia salah ... Cukup melihat wajah itu satu kali, dan luka di hatinya langsung kembali terbuka lebar. Pria itu adalah sumber dari segala kesakitannya."Halwa tunggu!" cegah Edzhar sambil menahan lengannya."Lepas, Ed!" teriak Halwa samb

  • Jerat Ambisi Penguasa Kejam   Pesta Pertunangan 2

    Pagi itu seperti biasa, selesai sarapan pagi Edzhar mengajak Vanessa main di halaman belakang. Membiarkan putrinya itu berlarian kesana-kemari mengejar kupu-kupu, sambil terus mengawasinya. Tidak lama kemudia terdengar notif pesan singkat di ponselnya, kedua matanya membulat saat membaca pesan singkat itu. 'Besok pagi Halwa dan Victor akan bertunangan di Paris. Tepatnya di X Villa!' Edzhar segera menghubungi nomor asing itu, tapi tidak tersambung, sepertinya siapapun yang memberi informasi ini menggunakan nomor sekali pakai untuk menghubunginya. "Yas!" teriak Edzhar, lalu menatap suster Mia, "Kamu, jaga Vanessa sebentar!" serunya dan suster Mia mengangguk. "Ya, Tuan?" "Majukan jadwal ke Parisnya hari ini! Halwa dan Victor akan bertunangan besok!" perintahnya. "Bertunangan? Anda kata siapa, Tuan?" tanya Yas. Alih-alih menjawab, Yas malah menyerahkan p

  • Jerat Ambisi Penguasa Kejam   Pesta Pertunangan 1

    Hari kedua mereka di Paris, Victor mengajak Halwa dan juga Edson ke Penthouse orang tuanya, yang terletak di kawasan The Champs-Elysees, yang juga dikenal sebagai The Most Beautiful Avenue of the World, jalan paling indah sedunia. Kawasan tempat kalangan jetset juga selebrity ternama dan kaum sosialita menghamburkan uang mereka di sana, dengan berbagai macam barang dari brand ternama yang berada di sepanjang jalan itu. Edson nampak tertidur di pundak Victor saat mereka memasuki Apartment dan menuju lift pribadi yang akan membawa mereka ke lantai teratas Apartment ini, dimana Penthouse orang tua Victor berada. "Aku gugup, Vic!" aku Halwa, tangannya yang sudah mulai keluar keringat dingin, saling bertautan dengan telapak tangan Victor. "Sstt, santai saja. Seperti yang sudah pernah aku bilang padamu, mereka tidak akan mencampuri urusan pribadiku. Lagipula siapa yang akan menolak mendapatkan wanita secantik dan secerdas dirimu

  • Jerat Ambisi Penguasa Kejam   Aku Tidak Cemburu

    Halwa menatap nanar Edson yang tengah jongkok di depan makam saudari kembarnya, Vanessa. Jemari mungil anak itu menyentuh batu nisan bertuliskan nama saudarinya itu.Ia sengaja mengajak Edson ke makam Vanessa hari ini, karena besok mereka akan berangkat ke Paris, acara lamaran akan dilangsungkan di sana, karena kedua orang tua Victor sedang berada di sana."Kenapa dedek meninggal?" tanya Edson.Sebenarnya itu pertanyaan yang selalu diulang Edson tiap kali Halwa mengajaknya ke makam Vanessa. Meski begitu Halwa tetap menjawabnya.Halwa ikut jongkok di samping Edson, lengannya merangkul bahu kecil putranya itu,"Amma melahirkan kalian secara prematur, dan dedek Vanes tidak bisa bertahan lama," jawabnya dengan suara parau.Halwa seolah-olah kembali ke saat paling menyakitkan di dalam hidupnya itu, saat melihat tubuh mung1l putrinya yang sudah tidak bernyawa, belum lagi suara tangisannya yang hingga kini masih terus hadir di dalam mim

  • Jerat Ambisi Penguasa Kejam   Aku Ingin Punya Ayah

    "Maaf aku terlambat!" seru Halwa sambil melepas jas panjangnya dan menggantungnya."Amma!" pekik girang Edson sambil menghambur ke arah Halwa, dan Halwa langsung menggendongnya,Hari ini adalah perayaan ulang tahun putranya itu yang ketiga tahun, hanya perayaan kecil-kecilan yang dihadiri keluarganya dan juga Victor."Euh, baru ditinggal beberapa jam saja, anak Amma sudah seberat ini yaa," godanya lalu menc1umi pipi Edson, "Poppa ajak aku makan banyak!" seru Edson sambil menunjuk ke arah Victor.Sambil tersenyum manis, pria itu menghampiri mereka, "IGD rame hari ini, Sayang?" tanyanya lembut sambil mencium pipi kiri dan kanan Halwa."Ya, seperti biasanya," jawab Halwa. Ia segera menurunkan Edson saat putranya itu memberontak minta turun untuk menghampiri Oma dan Opanya yang memanggilnya."Kamu terlalu memanjakannya, Vic," ujar Halwa sambil tersenyum melihat putranya itu yang sudah menjauh."Bukan memanjakannya

  • Jerat Ambisi Penguasa Kejam   Menikahlah Denganku

    Kamu benar tidak apa-apa, Lilian?" tanya Halwa."Ya, aku hanya kaget saja tadi," jawab Lilian sambil memeluk dirinya sendiri,"Apa kita akan langsung ke penginapan saat masih basah kuyup seperti ini?" tanyanya.Lilian melihat secara bergantian ke arah Victor dan Halwa, mereka benar-benar terlihat seperti tikus got."Kalau kalian masih mau berdiri saja sambil menunggu festival itu selesai tidak apa-apa. Tapi aku mau kembali ke penginapan, sepertinya Edson nangis," jawab Halwa sambil menunjuk balkon tempat suster Mia menggendong Edson."Kalau begitu kita kembali ke penginapan saja," ujar Victor sambil jalan mendahului Halwa dan Lilian."Tingkahnya seperti dia daddynya Edson saja," kekeh Lilian."Victor memnag dekat dengan Edson sejak bayi, kamu jangan salah paham ya," jelas Halwa, mereka jalan beriringan ke arah penginapan."Apa yang membuatku salah paham? Kami cuma berteman saja, Aira. Tidak lebih."Halw

Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status