Beranda / Romansa / Setelah Malam Pertama / Berapa Yang Kau Minta

Share

Berapa Yang Kau Minta

Penulis: Yoejalove23
last update Terakhir Diperbarui: 2023-06-01 11:43:34

Danu masih berdiri, terdiam membisu tidak dapat berpikir. Bisa-bisanya, ia bertemu dengan mantan menantunya itu. Ia mematung melihat dua orang gadis seusia Zhia tengah merapikan meja dan menyalakan sound system untuk karaoke.

"Kau! Kau benar-benar kurang ajar! Kau tidak ingat siapa aku?" Danu menatap tajam Zhia yang terus memprovokasi dirinya.

"Oh, tentu saja sayang ingat. Saya adalah mantan menantu Anda. Menantu yang ditalak di malam pertamanya." Zhia meraih ponselnya di saku lalu memotret Danu yang tengah duduk diapit oleh kedua temannya yang lain.

"Hey, untuk apa kau mengambil gambar!"

"Hahahaha, santai saja. Pak Danu tidak usah emosi. Teman saya hanya menemani saja, kok. Setelah ini, hanya ada kita berdua disini," kata Zhia sambil mengedipkan mata. Memberi kode kepada kedua rekannya untuk keluar dari ruangan tersebut.

"Eh, mereka mau kemana?" Danu panik karena Zhia menutup pintu ruangan tersebut dan menghampirinya dengan tatapan benci.

"Tugas mereka sudah selesai, sekarang kita mulai dari mana?" Zhia masih berusaha memprovokasi Danu. Walaupun tanpa menyentuh tubuh pria yang layak menjadi ayahnya itu, Danu sudah seperti cacing kepanasan.

"Apa maumu?" Danu tanpa basa-basi bertanya kepada mantan menantu itu.

"Sebelum saya beritahu sedikit keinginan saya. Boleh saya bicara tentang efek talak dari ananda Ega?"

"Urusanmu dengan Ega sudah selesai. Aku tidak butuh bualanmu! Sebutkan berapa yang kau minta, pastikan foto itu tidak bocor," jawab Danu marah.

"Anda harus mendengar saya! Enak saja!"

"Astaga, cepat katakan dan biarkan aku pergi dari sini!" Danu berteriak keras hingga anak buahnya di luar terpaksa membuka pintu room tersebut untuk memastikan kondisi majikannya.

"Dia tidak apa-apa. Tutup lagi pintunya," pinta Zhia kepada pria berbadan tegap itu.

Danu memberi kode kepada anak buahnya untuk mengikuti permintaan Zhia. Pria itu merogoh ponselnya, memastikan saldonya cukup untuk menutup mulut Zhia.

"Bicaralah!" Danu membenarkan posisi duduknya agar lebih nyaman. Pikirnya, tidak ada salahnya untuk mendengarkan Zhia.

"Saya diusir dari rumah, dan kalau Anda bertanya mengapa saya bekerja disini. Itu karena semua ijazah saya dibakar Ayah saya. Dia lebih membela Anda dan keluarga daripada anak gadisnya sendiri, senang dong? Masa gak sih?" Zhia menepuk-nepuk pelan pundak Danu.

"Aku tidak tahu, jangan salahkan aku. Itu tidak ada dalam kesepakatan kami," ucap Danu membela diri.

"Oh iya, jelas! Ayah saya lebih takut kehilangan hartanya daripada saya, anaknya. Dan saya ucapkan selamat, berkat Ega dan Anda sekeluarga saya menjadi sadar. Terlalu cinta membuat saya bodoh!"

"Cukup! Saya gak ada waktu ladeni kamu, Zhia!"

"Saya belum selesai! Berapapun uang yang Anda berikan, tidak akan merubah status saya sebagai seorang janda. Di usia saya yang masih dua puluh tiga tahun, tujuh tahun lebih muda daripada Ega. Anda tahu, kerugian non materi yang saya alami? Status janda akan saya bawa kemanapun, dan itu membuat saya terhina! Disingkirkan dari pergaulan saya! Tidak ada teman apalagi keluarga? Bisa Anda bayangkan!" Zhia menangis lalu tertawa, menertawakan dirinya sendiri yang menyedihkan.

"Tulis saja, berapapun yang kau minta. Ini, ini akun mobile banking milikku. Tuliskan saja nominalnya, Zhia. Tolong, jangan ganggu saya dengan urusanmu ini." Danu membeku melihat Zhia hendak mengirimkan foto-foto dirinya bersama dua orang rekannya kepada sang istri.

"Hahahaha, saya suka kalau Anda paham keinginanku. Terima kasih." Zhia meraih ponsel Danu lalu mengetikkan sejumlah uang untuk diberikan kepadanya.

"Pin, tanggal lahir Ega," kata Danu sebelum Zhia bertanya.

"Sayang anak sekali. Saya suka bekerja sama dengan Anda. Saya ada satu syarat, agar Mami Fia tidak bertanya-tanya, ada baiknya anda menikmati fasilitas yang sudah dibayar. Teman-teman saya tadi akan masuk menemani Anda dalam tiga jam kedepan. Cukup bilang oke dan tidak ada komplain, itu sudah membantu saya mencari sesuap nasi!" Zhia meletakkan ponsel Danu di tangan pria tersebut dengan sedikit mencengkeramnya.

Danu hanya membisu dan tidak sanggup berkata-kata setelah menerima ponselnya. Menatap Zhia keluar dari ruangan tersebut dengan tatapan nanar.

"Sial!" Batin Danu. Mengapa dari sekian banyaknya wanita di tempat karaoke Fia, ia harus bertemu dengan Zhia.

Zhia memilih bergabung dengan rekan-rekannya yang lain, ia menyerahkan tugas menemani Danu kepada dua orang temannya tadi dengan imbalan yang setimpal. Uang yang ia dapatkan dari Danu tadi, ia rasa cukup untuk memperingatkan pria itu.

"Semoga saja, Mami tidak mempermasalahkan. Lebih baik aku datang dan jujur padanya." Zhia memutuskan untuk mencari keberadaan Fia, wanita itu ternyata tidak ada di dalam ruangannya.

"Kau cari Mami?" tanya salah satu waiters yang melihat Zhia celingukan di depan ruangan Fia.

"Iya, Mbak. Dimana ya?"

"Mami ada tamu di room satu, lebih baik kau kirim pesan singkat saja. Jangan menggangunya," kata wanita berkacamata itu.

"Oke, terima kasih." Atas saran wanita itu, Zhia langsung mengirim pesan singkat kepada Fia.

"Tidak apa, aku sudah tahu. Terima kasih sudah jujur padaku. Untuk saat ini lebih baik kau bergabung dengan teman-temanmu. Belajarlah mengenal berbagai varian minuman di tempat kau bekerja."

"Tapi, Zhia tidak minum. Mami tahu, bukan?"

"Aya, sekali lagi namamu Aya. Aku tidak memintamu mabok tiap hari, setidaknya kau tau rasanya dan dapat menjamu tamumu dengan pengetahuan varian minuman yang kita jual!"

"Baik, Mi."

"Anak baik. Aku suka penampilanmu malam ini, seksi tapi mahal. Pertahankan," kata Fia memujinya.

"Berkat Mami, dress nya bagus juga."

Setelah bertukar pesan singkat dengan Fia, ia bergegas bergabung dengan temannya yang lain. Di salah satu meja, sekitar lima orang melambaikan tangan kepadanya. Meminta Zhia bergabung untuk menghabiskan waktu bersama.

"Hai, kau cantik dengan dress itu," kata salah satu dari mereka.

"Mbak juga cantik, boleh minta minumannya?" Zhia meraih satu gelas kosong lalu temannya yang lain menuangkan minuman untuknya.

"Kau pasti disuruh Mami belajar mengenal rasa dan jenis minuman," tebak rekannya yang lain.

"Iyah, mohon bimbingannya Mbak."

"Tentu, kami akan memberitahumu. Kita anak Mami, harus akur dan saling membantu, bukan?"

"Iya, makasih, Mbak."

Satu pertanyaan dari rekan Zhia membuat wanita itu tertegun. Sejujurnya tidak ada yang salah dengan pertanyaan itu, hanya saja lukanya masih basah dan tidak akan sembuh dalam waktu sekejap membuat Zhia berkaca-kaca.

"Aku dituduh tidak perawan hanya karena tidak mengeluarkan darah di malam pertamaku. Sialnya, aku diceraikan malam itu juga. Malam pertama sekaligus malam terakhirku menyandang status sebagai seorang istri."

"Sorry," jawab rekan Zhia merasa tidak enak hati membuatnya hampir menangis.

"Tidak apa, sudah nasibku seperti ini. Semoga saja kedepannya, tidak akan ada lagi wanita yang bernasib sama dengan aku."

Belum lama Zhia menikmati kebersamaan dengan rekan-rekannya, anak buah Danu datang menghampiri dirinya lalu membisikkan sesuatu.

"Oke, sekarang saja. Tua Bangka itu mau apa lagi dariku!" Zhia meletakkan gelas minumannya lalu mengikuti anak buah Danu menghampiri pria tersebut di mobilnya. Berjalan dengan elegan keluar dari tempat tersebut ke arah parkiran mobil VIP.

"Ada apa? Mau nambahin?" tanya Zhia kepada pria itu.

"Terima kasih, kupikir kau habiskan seluruh isi rekeningku," jawab Danu lembut. Zhia tidak menduga pria sombong itu mengucapkan terima kasih dengan tulus padanya.

"Huft, setidaknya saya tidak serakah harta seperti Anda dan Ayah saya. Permisi!"

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (5)
goodnovel comment avatar
Windhy Attaya
Wah wahh Zia yang sekrang beda bnget sama yang dlu ziaa, and aku mendukungmu untuk mmblaskan dendammu kepad mereka mereka yang sudah merendahkanmu dan mengusirmu
goodnovel comment avatar
Erni Erniati
klo jadi Aya udah t kuras abis tuh uangnya Danu. biar kere skalian.
goodnovel comment avatar
Endah Spy
syukurin pak .. di kira zhia akan diam saja .. sekarang zhia bukan lg zhia yg dlu pak .. nggak taunya yaa mertuanya doyan jajan ..
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terbaru

  • Setelah Malam Pertama   Siapa Yang Miskin?

    Abdullah menolak mentah-mentah undangan dinner dari keluarga Ega. Undangan tersebut ia dapatkan dari sang istri yang menyambutnya pulang.“Gak usah dekat-dekat mereka, Bu. Masih bagus Zhia mau memperjuangkan perusahaan. Mereka tidak melakukan apapun dengan kondisi genting seperti itu, sangat mengecewakan!” Abdullah yang baru saja masuk ke dalam kamar sedang melepaskan kemeja yang ia kenakan.“Ya sudah, nanti saja kita bahas lagi. Ayah mandi dulu, ketemu kami di bawah makan malam sama Putri yah. Kita harus kasih dia perhatian juga,” ucap Mirna sambil menyerahkan handuk kering untuk suaminya.“Oke, aku mandi dulu.” Setelah Abdullah menutup pintu kamar mandinya, Mirna kembali ke dapur untuk merapikan menu makan malamnya. Melihat anak gadisnya yang duduk di ruang tengah, Mirna teringat Zhia. Bagaimana keadaan anak pertamanya itu.“Put, sini sayang. Makanan udah siap kok,” ucap wanita itu meminta anaknya duduk di meja makan.“Eh, Ibu. Ayah masih mandi ya?” Gadis berkacamata itu beranjak d

  • Setelah Malam Pertama   Cinta Pertama Wanitaku

    Abdullah kembali aktif di Gravity, perusahaan yang ia dirikan bersama dengan keluarganya itu kembali sehat berkat Zhia. Pria itu sedang memeriksa laporan keuangan selama ia tinggal berobat ke Singapore. “Banyak sekali pengeluaran yang tidak jelas, dan jumlahnya sangat besar! Ini ulah siapa, coba?” Abdullah uring-uringan di depan laptopnya. Begitu mendapatkan laporan keuangan terbaru, ia langsung mengeceknya.Salah satu saksi betapa gigihnya Zhia mempertahankan Gravity adalah sekretaris Abdullah. Pria itu masuk setelah mengetuk pintu ruangannya. “Ah, bagus kau datang, tolong kasih aku penjelasan sedetail mungkin tentang semua ini,” ucap Abdullah kepada pria berkacamata itu.“Begini, Pak. Yang utama, Bapak harus bangga dengan Zhia. Anak perempuan Bapak itu benar-benar cerdas dan tidak ada takut-takutnya untuk mempertahankan perusahaan ini. Dia yang meminta pertanggungjawaban Pak Ega dan Ayahnya untuk mengembalikan seluruh dana yang terpakai oleh mereka tanpa sepengetahuan Anda. Satu lag

  • Setelah Malam Pertama   Sudah Tak Lagi Sama

    Fia baru saja kembali dari perjalanan dinasnya. Kembali ke Surabaya, ia mendengar keributan yang disebabkan karena penolakan Zhia kepada salah satu anak pejabat. Apalagi, pria itu merupakan member VIP di Dvia. Siang ini, ia kembali berkomunikasi dengan Irwan untuk koordinasi mengenai Gravity. Setelah pembahasan mengenai pekerjaan, Irwan kembali menanyakan kabar Zhia kepada wanita itu."Sebenarnya itu sudah hak Zhia. Dia mau menolak atau menerima, sayang dia membuat murka Bapaknya. Aku bingung," ucap Fia kepada Irwan."Lalu, kau mau Zhia harus seperti apa?" Pertanyaan Irwan kepada Fia, membuat wanita itu semakin gundah."Sejujurnya, aku pun tidak tahu harus bersikap seperti apa. Anak itu sudah sesuai prosedur. Tidak ada yang salah," ungkap Fia setelah menceritakan kronologi kejadiannya."Kalau begitu, kau tidak bisa menyalahkan dia, Fia. Ingat, aku tetap menyuplai Dvia sebesar sekarang karena adanya Zhia disana. Jadi, kuharap kau bisa lebih bijak jika menyangkut member Dvia yang entah

  • Setelah Malam Pertama   Penolakan Zhia

    Hari berikutnya, pria yang semalam menggoda Zhia kembali. Rupanya, pemuda itu tidak terima dengan penolakan Zhia kepadanya."Aku mau yang bernama Aya. Tidak ada penolakan!" Pria itu menekan admin Dvia untuk membawa Zhia ke hadapannya."Mohon maaf, Mas. Aya sedang bertugas di room lain. Boleh dengan yang lain, Monggo saya kasih pilihan," ucap rekan Zhia tersebut. Ia membuka tablet khusus yang menayangkan beberapa LC Dvia yang masuk pada malam itu."Gak, saya mau dia. Kowe gak usah ngeles!" Pria itu menolak tawaran admin."Waduh, Mas. Gak enak sama tamu Aya kalau kayak gini, yang lain saja nggeh?""Siapa sih tamunya? Tak ganti duit, biar dia ambil yang lain. Kowe masuk atau aku sendiri!" Pria itu masih memaksakan kehendaknya."Hhmm, ngapunten Mas. Di dalam, sepupu njenengan." Rekan Zhia ketar-ketir, ia khawatir terjadi baku hantam antar saudara karena menginginkan wanita yang sama."Bajingan! Jadi dia yang membuat Aya menolakku?" "Aduh, gimana ini! Gak boleh masuk, Mas. Ini area VIP!"

  • Setelah Malam Pertama   Sadar Diri

    Sesungguhnya hidup ini hanyalah rangkuman dari masalah-masalah sepaket dengan kunci jawabannya. Zhia menganggap hidupnya tak lebih dari sebuah lelucon nyata yang harus dihadapi dengan serius. Malam itu, setelah mengantar Nola ke bandara, ia kembali ke kost nya."Akhirnya gue ketemu kasur lagi. Rasanya memang lain tidur di kamar sendiri." Zhia merebahkan tubuhnya di ranjang kamarnya untuk melepas lelah. Tak lupa menyalakan pendingin ruangan, Zhia sempat tertidur untuk beberapa saat.Memang benar, ungkapan bahwa Tuhan Maha membolak-balikkan hati hambanya. Hal inilah yang dirasakan Zhia. Walaupun sempat baper dengan perlakuan Haikal kepadanya, ia sadar ini tidak bisa diteruskan. "Gue gak boleh terlena dengan duut dia. Ganteng sih, tapi prioritas gue bukan cari pasangan. Tapi, berdiri di kaki gue sendiri. Keuangan stabil dan gak bergantung sama yang namanya laki-laki."Zhia masih tidak percaya jika tubuhnya sudah terjamah pria lain selain Ega, mantan suaminya. "Gue bisa sesantai itu kenap

  • Setelah Malam Pertama   Bukan Orang Suci

    Zhia tahu, uang yang ia dapatkan dari Haikal bukankah uang halal. Dia pun bukan merasa perempuan suci tanpa dosa sejak ia bekerja di Dvia. Sering menemani tamunya mabuk dan yang terakhir, ia terpaksa menerima permintaan Fia demi Gravity."Gue lakukan ini demi Ayah dan keluarga, La. Saudara yang lain apa bisa bantu jika yang terjadi seperti itu?""Gak Lo jelasin gue juga paham, gue gak membenarkan gak juga menyalahkan. Hidup itu tentang pilihan, jadi apapun itu ya terima resikonya." Nola mengerti, keputusan berat yang diambil Zhia memang bukan tanpa alasan."Gue tolak, Gravity cuma tinggal kenangan. Gue gak kebayang gimana sedih dan kecewanya Ibu, La." Zhia masih mengaduk-aduk kopi latte dingin yang sisa setengah."Udah Lo ambil salah satu pilihannya. Yang perlu Lo pikir sekarang adalah kedepannya, Lo gak bisa kerja di Dvia terus. Yah, kecuali Lo mau terima resiko ambil side job.""Ijazah gue, La! Mana ada orang yang mau terima gue jadi karyawan tanpa legalitas yang jelas.""Gue ada so

  • Setelah Malam Pertama   Layanan VIP

    "Terima kasih juga, Pak Haikal memperlakukan saya dengan lembut." Wajah lelah dan mengantuk Zhia membuat Haikal urung meminta untuk kedua kalinya. Padahal, yang umum terjadi tidak ada kepedulian dari laki-laki yang membayar wanita malamnya."Tidurlah, kau sudah lelah." Haikal menyelimuti tubuhnya. Mensejajarkan tubuhnya agar bisa mengusap puncak kepala Zhia yang sudah hampir terlelap. "Kau manis sekali, aku tidak menyangka jika nasib pernikahanmu sedramatis itu," batin Haikal mengingat kisah pernikahan Zhia dan Fia.Tidur Zhia begitu nyenyak, hingga sebuah kecupan ucapan selamat pagi mengusik kenyamanannya."Hhmm, sorry. Jam berapa ini?" Zhia mengusap-usap matanya yang masih berat untuk dibuka."Hahaha, masih pagi. Mau sarapan dulu atau mandi dulu tidak masalah," ucap Haikal terkekeh melihat reaksi panik Zhia."Astaga, memalukan!" Zhia mengumpat dalam hati. Bisa-bisanya ia tidur seperti orang mati. "Sudah, tidak apa. Aku tunggu disini yah, mandinya gak usah buru-buru. Santai saja," u

  • Setelah Malam Pertama   Tubuh Indahmu

    Setelah menemani Nola berbelanja, Zhia kembali ke hotel untuk bersiap menunaikan tugasnya di Dvia."La, gue udah kepalang tanggung. Kalah gue nolak permintaan Mami, sama aja gue kayak gak tahu terima kasih.""Keputusan ada pada Lo. Gue yakin Lo bisa hadapi klien Mami Fia itu. Terlepas Lo terima side job itu atau tidak, Lo tetap Zhia yang ada di hadapan gue.""Makasih, La. Gue jalan dulu, sorry yah gak bisa temani makan malam. Besok kita bisa jalan bareng lagi, kok.""Iya dong, Lo harus temenin gue besok. Hati-hati dan good luck, girl!" Zhia berpamitan kepada Nola. Penampilannya berubah menjadi lebih sensual dengan dress diatas lutut dan press body. Menampilkan lekukan tubuh indahnya, dengan elegan Zhia memasuki mobil yang sudah menjemputnya."Langsung jalan, Aya?""Nggeh, Pakde. Apa kabar?" Sudah sekitar satu bulan Zhia tidak bertemu dengan sopir pribadi Fia itu."Baik, Ay. Kowe tambah cantik aja.""Ah, Pakde bisa aja. Makasih, lho. Tapi Saya gak punya receh.""Penting doa aja, semoga

  • Setelah Malam Pertama   Best Friend

    Zhia berada di persimpangan, ia tahu betul jika posisinya seperti apa. Fia memang baik dan menawarkan solusi yang tepat untuk mengembalikan nama baik Gravity. Zhia membutuhkan hal tersebut untuk meraih simpati dan kepercayaan klien yang akan dan susah bekerjasama dengannya. "Ada harga yang harus dibayar untuk semua ini, Zhia. Lo gak bisa egois dengan prinsip Lo itu." Dibawah guyuran air shower kamar hotel yang ditempatinya bersama dengan Nola, ia berpikir hal yang sama berulang kali. Berada di persimpangan jalan, antara prinsip hidup dan usahanya untuk memperbaiki keadaan perusahaan sang ayah. Nola sendiri, ia sedang bersiap untuk bertemu dengan Hamdani. Merapikan dokumen yang harus dibawanya bersama dengan Zhia. "Sorry, gue lama, La." Zhia bergegas memakai make-up nya. "Apaan sih, masih pagi woy! Pak Hamdani juga masih bobo," jawab Nola terpingkal melihat tingkah Zhia yang gelagapan kesana kemari. "Huft, gue pikir tadi gue metong di kamar mandi!""Hahaha, Lo gak setolol itu. Mak

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status