"Dok."
Dokter itu hanya menatap wajah Dike dengan tatapan sendiri. Bahkan ketika Duke serius untuk mendengarkan apa pun yang akan dikatakan dokter tersebut, pria tampan itu berjalan menuju ke arah ruangan kerjanya."Tak ada harapan lagi sebenarnya. Namun semnagat Nyonya Rindu yang membuat tubuhnya masih kuat bertahan sampai detik ini. Maka dari itu dia memutuskan untuk fokus pada dunianya sendiri karena tidak menginginkan semua orang yang ada di sekitarnya terluka."Duke menahan napas ketika dikter tampan itu menjelaskan semua yang terjadi pada Rindu."Bahkan sampai mengorbankan pernikahannya yang memang sudah tak seumur jagung lagi. Bersyukur mereka belum mempunyai keturunan karena ini akan sangat menyakitkan Nyonya Rindu kalau sempat mengandung. Namun hal itulah yang memicu rumah tangga mereka berantakan. Berbarengan dengan semua moment ini, Nyonya Rindu memilih bercerai."Duke hapal betul dengan apa yang dikatakan oleh Dokter Lucas."Saya tahu itu, Dok. Apa tidak ada tindakan khusus yang perlu dilakukan untuk membuat Nyonya Rindu sehat dan sembuh atau setidaknya pulih dari penyakitnya. Saya akan berusaha semaksimal mungkin.”Dokter itu menghela naps panjang ketika mendnegar kukuhnya sosok Duke yang jngin melanjutkan pengobatan Rindu."Semua bisa diurus, Tuan. Tapi semua itu tergantung pada Nyonya Rindu. Karena beliaubtidak peenah mau untuk melakukan terapi dan pengobatan. Beliau hanya berpasrah diri. Dan ini tugas dari orang-orang terdekat Nyonya Rindu untuk lebih memberi semangat hidup pada beliau."Kembali ada helaan kapas panjang dari Duke lantas pria itu mengangguk paham. Setelah menghabiskan waktu beberapa saat akhirnya perbincangan mereka berdua itu oun selesai.Beberapa Saat Kemudian“Nyonya.”Ada hembusan napas yang sangat lemah bahkan mata itu seolah gak mampu terbuka dengan lebat. Namun sejenak mata itu menemukan sosok lain yang barusan memanggil namanya.“Duke. Kamu masih ada di sini?”“Saya akan selalu ada di samping Anda, Nyonya.”Ada sedikit keharuan yang tiba-tiba menyeruak ke relung hati Rindu.Tak menyangka kalau sosok Duke malah akan siap ada di sampingnya di saat dia sedang terpuruk bahkan mungkin bisa saja meregang nyawa.“Kamu gak perlu susah payah merawat aku, Duke. Aku bisa sendiri. Lagi pula aku baik-baik saja. Bahkan sekarang pun kita harus segera pergi dari tempat ini. Beberapa menit lagi akan ada pertemuan penting di gedung sebelah.”Ada keterkejutan di dalam wajah Duke mendengar apa yang disampaikan oleh sosok Duke. Memang benar bahwasannya ada jadwal pertemuan penting yang seharusnya dihadiri oleh Rindu. Karena Rindu termasuk salah satu investor tertinggi di perusahaan yang sedang mengadakan tender itu.“Tapi, Nyonya. Anda masih sangat lemah. Injeksi yang diberikan di tubuh Anda belum sepenuhnya mengalir. Tidak ada salahnya Anda istirahat dulu biar saya dan Nyonya Anin yang menghadiri pertemuan itu.”Rindu tertegun sebentar namun kemudian wanita dewasa itu menggeleng dengan pelan.“Tidak, Duke. Ini tanggung jawabku. Aku sudah berjanji untuk menghadiri dan memenangkan tender itu.”Duke hanya menghela napas saat mendengar alasan Rindu. Dia paham sekali kenapa wanita itu bersikeras untuk datang menghadiri acara pertemuan itu.Lalu dengan sedikit berkata pria tampan itu membantu Rindu merapikan diri. Kondisi lemah itu wanita itu sesungguhnya membuat dokter Lucas menyesalkan tindakan nekad Rindu.Namun dokter itu tidak bisa berbuat banyak karena memang Rindu harus menjalankan tugasnya."Rindu. Ingat pesanku. Kamu masih punya harapan dalam doa. Jangan menyerah. Yang kamu perlukan saat ini hanya dukungan dari orang-orang sekitarnya. Aku masih berharap kamu bisa sembuh."Rindu hanya menebarkan senyum tipis untuk Dokter Lucas. Kemudian wanita itu dengan bantuan sosok Duke meninggalkan gedung rumah sakit."Anda yakin bisa melanjutkan perjalanan ini, Nyonya?" Rindu mengangguk dengan mata terpejam.Merasakan sakit yang kini menyerang tubuhny. Seolah memang sudah waktunya. Wanita cantik itu sudah tak berdaya."Apa memang sudah waktunya, Ya Tuhan. Benarkah aku akan berpulang ke rumahmu saat ini? Berbarengan dengan luka yang ada dj hatiku."Batin wanita itu rungkad dan tak mampu menahan rasa sqkit dibdalam hati juga di dalam tubuhnya. Serasa dia sudah tak mampu lagi bertahan.Duke yang melihat majikannya seolah terkapar sqngat terkejut. Pria itu menepikan mobil yang sedang dikemudikannya."Nyonya. Anda tidak apa-apakan? Badan Nyonya sepertinya sangat lemah. Apa kita kembali ke rumah sakit lagi?"Rindu menggel3ng lantas kembali memejamkan matanya. Dadanya bergemiruh saat menyadari dirinya ternyata tak cukup kuat dan mampu untuk melewati apa yang sedang terjadi kali ini."Ya Tuhan! Apa shdah saatnya Akh berpulang padamj? Apa dengan cara seperti ini aku kemvali padamu? Rasa sakit yang bertubi dan kesakitan yang luar biasa."Tubuh Rindu tiba-tiba berguncang hebat dnegan jsak tangis yang terdengar sangat miris. Duke yang melihat majikannya terlihat sangat menyedihkan itu dengan segera tanpa menyadari apa yang dia lakukan memeluk bahkan mendekap tubuh ringkih dan kurus itu."Nyonya! Jangan seperti ini. Bangkitlah serta yakin bahwa Anda mampu untuk kembali seperti dulu. Ada seseorang yang menunggu kebahagiaan Anda. Ada seseorang yang menginginkan hiduo bersama Abda. Dan prang itu ada tak jauh dari Anda. Apa Abda tidak merasa penasqran? Bangunlah dan berusaha jntuk tetap sembuh. Tentang keputisan semua itu ada di tangan Tuhan. Mari kita berusqha untuk kesembuhan anda jadikan irang yang ingin hiduk bersama itu adalah semangat untuk Anda. Percayalah, bahwa apa yang sekarang terjadi adalah bagian dari kasih sayang Tuhan. Bahkan saya yakin Anda bisa sembuh total."Seketika Rindu terhenyak. Wanita itu baru menyadari bahwa dirinya ada di dalam delapan pengawal pribadinya yang berusaha menenangkan dirinya saat kalut dan histeris."Duke," lirihnya sambil.masih terisak.Suaranya serak dan terdengar sangat lirih dengan nada berbisik. Mata sembab itu memandang ke arah wajah tampan milik Duke.Entah bagaimana awalnya tiba-tiba dada Rindu bergetar hebat saat kedua manik biru milik Duke itu menatapnya tajam.Setelah hatinyaembeku karena ulah mantan suaminya ini yang pertama kali dia merasqkan getaran luar biasa saat bersentuhan dengan lawan jenisnya."Nyonya harus sembuh. Apakah Anda tidak ingin membalaskan luka hati Anda ini? Sayq akan membantu kesembuhan Anda. Percayalah, Anda pasti sembuh meskiojn dokter sudah memvonis seperti itu."Mata Rindu nanar dan liar menatap wajah Duke. Ada sesuatu yang membuat sosok wanita itu tiba-tiba bangkit dan duduk dengan tegak."Duke. Kita berangkat ke gedung pertemuan. Percayalah aku mampu menghadiri pertemuan hari ini."Duke yang tadinya merasakan sangat khawatir dan juga cemas mendadak terkejut melihat tubuh Rindu tiba-tiba terlihat sehat dan baik-baik saja.Wanita itu tampak sangat bersemangat saat ink. Dan itu membuat sosok Duke kembali dnegan cepat mengemudikan mobilnya dengan laju yang kencang.Tak ada 20 menit mereka sampai di gedung itu. Sungguh tak dapat dipercaya bahwa sosok Ri du benar-benar tampak sehat dan berjalan di samping Duke dengan terlihat sangat elegan.Semua irang me.perhatikan mereka. Terutama sosok Duke yang mencuri perhatian. Bahkan Duke seolah memberikan kode keras pada semua irang yang terpana melihattnya agar menutup mulut mereka."Silakan, Tuan dan Nyonya."Staf dari pertemuan yang dihadiri oleh pembisnis internasional itu kemidoan membawa Duke dan Rindu ke tempat duduk yang sudah disediakan.Ada keterlejutan dari Rindu saat melihat dua orang yang sudah tak asing lagi. Bahkan keterkejutanitu ternyata bukan milik Rindu saja. Melainkan sosok yang sudah terlebih dahulu tiba di tempat itu."Ternyata dia wanita murahan! Baru sehari bercerai sudah menggandeng pria lain sebgai pemggantiku!" geram seseorang yag tak lain Tantrama itu."Ternyata kamu tak lebih murahan daripada aku, Rindu!" Tiba-tiba ada pergerakan yang begitu ceoat sudah berada tepat di hadapan Rindu.Wanita itu tampak tak terkejut bahkan yang kaget setengah mati adalah sosom Duke yang berada di sampingnya. Ada sosok lain yang juga hampir saja mengeluarkan teriakan saat sosok Tantrama sudah berada tepat di hadapan Rinduu dnegan kata-kata sarkasnya."Tuan Tantrama. Apakah ada masalah dengan Anda saat melihat saya dalam pertemua tender ini?" tanya Rindu dengan wajah dan nada bicara tenang.Sedang sosok Tantrama yang saat ini menatap wajah Rindu yang terlihat pucat itu menggeram di dalam hati. Rupanya pria itu masih belum bisa mengendalikan dirinya akibat perceraiannya dengan wanita yang ada di hadapannya tersebut."Ada masalah apa Anda dengan Nyonya Rindu, Tuan. Tak bisakah Anda menjaga etika dan attitude. Ini di depan umum dan banyak orang melihat apa yang Anda lakukan pada Nyonya Rindu. Apakah Anda ini bisa disebut seorang laki-laki?"Bukk!Sebuah pu
Wajah itu pucat dengan mata terpejam. Ada kegelisahan yang kini sedang menyelimuti Rindu. Wanita itu berkali-kali menengok waktu di ponsel genggamnya."Aku harus pergi. Sudah waktunya aku menjnggalkan tempat ini," ucapnya segera mengambil langkah seribu karena memang ada hal penting yang tidak bisa dia tinggalkan.Namun baru saja dia membalikkan tubuhnya tiba-tiba terdengar suara memanggilnya."Rindu!" Tak lantas membalikkan tubuhnya, wanita dewasa itu menghentikan langkah kakinya."Jangan pergi! Aku membutuhkanmu." Ada desahan berat terdengar lirih dari Rindu. Wanita itu kemudian memutar tubuhnya menatap ke arah Tantrama yang saat ini masih berbaring di pembaringan rumah sakit."Maaf, Tantrama. Aku harus pergi. Ada pertemuan yang tidak bisa aku tinggalkan. Kamu bisa menghubungi keluargamu atau minimal selingkuhan kamu untuk menemanimu di rumah sakit. Jangan terlalu khawatir dengan kondisimu. Dokter bilang kamu hanya mengalami luka ringan dan sudah bisa kembali ke rumah dalam waktu dek
Ada senyum tipis namun samar menyelimuti bibir sosok itu lantas dengan cepat memasukkan ponsel genggamnya ke dalam tas kecil yang dia sengaja ditaruh di sofa sebelah dirinya mengemudikan mobil.Melajukan mobil itu meninggalkan gedung rumah sakit itu. Membiarkan Tantrama bergelut dan berperang batin dengan dirinya sendiri setelah dia mengetahui bahwa di dalam rahimnya kini ada janin yang sedang berkembang.“Selamat menikmati kesakitanmu, Rindu. Aku sudah membuktikan padamu siapa aku yang sesungguhnya.” Gumaman itu keluar dari bibir tipis Sahira. Sambil melajukan mobilnya, wanita yang berstatus janda itu saat bahagia dengan adanya janin di rahimnya.Janin yang nantinya akan membuatnya menjadi wanita yang bisa mengendalikan Tantrama dan menjatuhkan bahkan menyakiti sosok Rindu, adik kandungnya. Sedang Duke yang memabwa Rindu terus melajukan mobilnya dengan kecepatan maksimal."Nyonya. Are you, okey?" Tak ada jawaban apapun dari sosok Rindu bahkan perempuan itu memejamkan matanya dengan
“Nyonya Rindu. Sebentar lagi ada rapat penting. Apa Anda sudah siap!” Sosok Eindu hanya mengangguk dengan wajah datar tanpa ekspresi.Wanita itu emisi an memakai jas kebesarannya yang menampakkan keelegannya.“Ini petama kalinya di Kakrtq. Apa ada yang kamu ingat?” Kali ini Rindu menoleh. Sosok pria tampan yang sudah berpakaian rapi dan tampan itu tampak menghampirinya.“Sudah berapa kali aku bilang. Aku tak butuh kamu. Di mana laki-laki itu?”“Siapa maksud kami? Duke? Sudah berapa kali aku ulang, dia meninggalkan kamu saat kamu koma. Tepatnya di Rimah asakit Center Singapura.”Akh! Rindu menggelengkan kepalanya dengan berat. Dia tak percaya kalai Duke akan tega meninggalkan dirinya yang sedang koma.“Anin sendiri setelah menunggu operasimu selesai juga berpamitan untuk pergi. Aku rasa dia juga meninggalkan kita ini. Setelah kamu dirawat di Singapura langsung dibawa ke Vietnam dan menetap di sini. Aku hanya ditugasi menjagamu sampai kamu bis mandiri menjalankan perusahaan yang selama i
Jakarta"Sudah berapa lama Christ aku tidak menginjakkan kaki di kota kelahiranku?" Christ menatap wajah Rindu yang tampak memerah karena teekena sinar matahari setelah keluar dari Bandara soetta."Di Jakarta suhunya lebih tinggi. Kamu harus mencari hotel yang sejuk dan benar-benar cocok dnegan kulit kamu suasananya, Rindu."Rindu tersenyum lantas menoleh ke arah Christ lantas tersenyum."Kamu sangat detail sekaliemperhqtikanku, Chrisf. Sayangnya waktu peristiwa itu terjadi Kamu sedang hodup berbajagia di diniamu." Sindiran itu telak ke ulu hati Christ yang sektika itu merasa sangat bersalah."Maafkan aku, Rindu. Tak seharusnya aku meninggalkan kamu waktu bahkan membiarkan kamu menikah dengan laki-laki brengsek itu. Tapi kamu pasti dia sangat menyesal telah menyakitimu. Satu hal yang membuatku sangat bahagia sekarang. Kamu sembuh total dari penyakit mematikan itu. Dan ini adalah keajaiban Tuhan."Hembusan napas itu milik Rindu. Wanita dewasa itu kemudian mengedarkan pandangannya menjel
Rindu bukan lagi marah. Wanita dewasa itu mengepalkan kedua tangannya dengan rahang yang mengeras saat kalimat itu meluncur bebas dari bibir tebal milik Sahira, Kakak kandungnya."Kamu keterlaluan, Sahira. Aku hanya menitipkan perusahaan itu padamu untuk sementara. Bukan untuk kamu miliki."Bukannya merasa bersalah mendengar apa yang disampaikan oleh Rindu, Sahira malah memperdengarkan tawanya yang seolah mengejek sosok Rindu."Kamu memang beruntung, Rindu. Masih bisa hidup dengan adanya penyakit mematikan itu. Tapi sayangnya aku tetap bodoh seperti dulu. Bagaimana tidak? Suami saja bisa kecolongan diambil kakak jandung kamu sendiri apalagi perusahaan? Dan yang perlu kamu ingat, bahwa kamu wanita mandul Rindu."Plak! Plak!Dua kali tamparan itu mamlu membuat tubuh Sahira terhuyung dan menyingsut ke belakang. Melihat itu dengan cepat Tantrama menghampiri Sahira, istrinya."Rindu! Apa yang jamu lakukan? Kenapa kamu sekarang berubah menjadi begini? Toxic dan bukan sosok wanita yang aku ke
Pertemuan dengan manta suaminya Tantmansan istri barunya yang tak lain adalah kakak kandungnya tersebut membuat darah Tindu seketika naik. Tubuhnya melemah dengan kepala terasa sangat pusing. “Apa kamu membutuhkan seorang dokter, Rindu?” Gelengan kepala itu membuat sosok Christ menghela napas panjang melihat kekerasan hati wanita yang pernah menjadi incaran dalam hidupnya itu.“Yang aku butuhkan adalah seorang pengacara. Carikan secepatnya! Aku tidak ingin menunda untuk menggugat mereka bersua.” Bukan main terkejutnya Christ mendengar keputusan Rindu.Wanita dewasa itu tidak memprediksikan keterkejutan Christ. Saat ini yang ingin dia lakukan adalah secepatnya mengambil haknya yang sudah lama dia tinggalkan dan bahkan kini malah menjadi milik orang lain.“Aku mau beristirahat. Kalau tidak ada yang penting jangan hubungi aku, Christ. Kamu boleh kembali ke apartemenmu.”Christ seketika menghentikan langkah kakinya dan membiarkan Rindu masuk ke dalam apartemenennya. Tak lama kemudian terd
“Maaf. Tidak sengaja tadi mendengar katanya Tuan Jeje mau buat makanan untuk Anda. Kebetulan saya tadi pagi memasak dan belum sama sekali sqya makan. Bolehkah saya bergabung di suni untuk makan malam. Karena saya tidak mempunyai teman sama sekali.”Terpana dengan kedatangan soso Rindu laki-laki buta itu terbungkam diam di depan pintu apartemennya. Jeje yang melihat kedatangan Rindu segera menyusul ke sepan pintu tersebut.“Silakan, Nyonya. Dengan senang hati.” Sosok buta itu menatap ke arah Jeje seolah bisa melihat bagaiman sekarang raut wajah dan reaksi laki-laki tampan tersebut.“Tuan Mike, ini sebuah kehormatan ada wanita bertamu. Akan lebih baik daripada Muonya Tindu makan malam sendiri.” Rindu menerbitkan senyum setuju dengan apa yang dikatakan oleh Keje. Laki-laki itu kemudian menuntun sosok Mike, laki-laki buta itu. Ternyata mempunyai nama yang sangat indah dan bagus.Mereka berada di ruangan makan sekarang. Namun tiba-tiba ponsel Jeje berbunyi. “Baik-baik. Saya akan segera k