Berdalih tidak kunjung mendapatkan momongan akhirnya Rindu memutuskan bercerai setelah mengetahui suaminya berselingkuh dengan kakak kandungnya sendiri, Sahira. Bagaimanakah nasib Rindu selanjutnya setelah kenyataan pahit itu mengakhiri rumah tangganya apalagi ditambah vonis dokter yang menyatakan umurnya tidak panjang karena penyakit yang mematikan di dalam tubuhnya. Lalu siapakah sosok yang mampu menepis dan membuktikan serta menyelamatkan Rindu dari kematian itu, setelah Rindu menghilang beberapa tahun kemudian dan kembali dalam kondisi yang berbeda?
View More"Tanda tangani dan silakan hadir di persidangan yang sudah dijadwalkan." Mata pria itu hanya menatap lurus dengan ekspresi datar ke arah wanita cantik bernama Rindu Saraswati itu.
Tidak terkejut sama sekali dengan apa yang disodorkan oleh wanita itu. Lalu Tantrama mengambil pena dan menggoreskan pada tempat yang seharusnya."Sudah puaskah kamu dengan apa yang saat ini kamu dapatkan?" Rindu hanya menerbitkan senyum yang sebelumnya dia kulum lembut. Lantas wanita dewasa itu dengan wajah yang biasa saja mengangguk."Bukankah ini yang memang kamu inginkan, Mas? Perceraian denganku karena kamu sudah menyimpan dia selama sekali. Sayangnya aku baru mengetahui sekarang. Tapi jangan khawatir. Belum terlambat buat kalian untuk mendapatkan anak. Karena usia pelakor itu masih sangat muda. Aku nggak menyangka kalau kamu pecinta daun muda, Mas."Ada kemarahan yang seketika merebak di hati Tantrama. Laki-laki itu menatap dengan tajam ke arah Rindu yang saat ini masih sah menjadi istrinya.Pernikahan mereka memang tidak bisa dikatakan seumur jagung karena sudah menginjak di atas 5 tahun. Bahkan sebentar lagi akan mengadakan anniversary yang ke-6 andai saja Rindu tidak menggugat cerai Tantrama hari ini."Sudah ratusan kali aku jelaskan padamu, Rindu. Sasti adalah sekertaris baruku. Wajar saja kalau kemana pun aku pergi, dia selalu ada karena selain sebagai sekertaris dia juga seorang asisten di kantor. Yang tugasnya memang selalu ikut dengan bosnya."Rindu hanya mengibaskan tangan di depan wajah Tantrama yang membuat laki-laki itu kembali meradang. Namun setelah mendengar helaan napas Rindu, pria itu mencoba mengendalikan diri."Terima kasih sudah mau menandatanganinya. Terserah kamu mau datang atau tidak di persidangan. Tapi aku bisa pastikan. Datang atau tidak Mas Tantrama di pengadilan. Kita akan tetap bercerai."Kembali Tantrama mengepalkan kedua telapak tangannya. Ingin sekali pria tampan dewasa itu melampiaskan kemarahan yang hampir meledak di dalam dadanya. Namun dia selalu ingat bahwa sosok Rindu tidak bisa dibentak atau di sentak."Perceraian itu atas kehendakmu sendiri, Rindu. Sesungguhnya aku tidak ingin megabulkannya. Tapi mengingat pertengkaran demi pertengakaran kita bahkan pertengkaran kemarin mengakibatkan kamu pingsan mendadak aku sudah memutuskan untuk mengabulkan gugatan ceraimu. Aku merasa gagal sebagai seorang suami melihat istrinya ternyata selama ini sangat tertekan dan menderita hidup bersamaku. Dengan segala kecurigaan dan pembenaran yang kamu cari dari setiap pembelaan diriku yang kamu anggap salah."Apa yang dinyatakan oleh Tantrama itu sama sekali tak mengubah pendirian Rindu yang menganggap suaminya tersebut bersalah telah berselingkuh dengan sekertaris barunya yang bernama Sasti."Tidak perlu dibahas lagi, Mas. Semua sudah kita putuskan dan ternyata kita memang saling menerima apa yang sudah kita putuskan, bukan?"Tantrama hanya menghela napas pendek ketika mendapati Rindu sama sekali tidak mau mengubah pendiriannya.Akhirmya hari itu juga kedua orang yang sekarang sudah tak satu arah itu memutuskan untuk pisah ranjang sebelum sidang ke pengadilan tiba.Satu Bulan Kemudian"Dengan ini pengadilan memutiskan bahwa saydara Tantrama Mahadika dengan Saudari Rindu Saraswati resmi bercerai di hari ini, Seni tqnggal 4 Maret 2024. Sidang kemudian kami tutup! TOK! TOK!"Ada tetes air bening menggulir di kedua sudaut mata Tantrama. Laki-laki itu tak bisa memungkiri ada sayatan luka yang tak berdarah namun terasa perih kini menggores di hatinya yang paling dalam.Pernikahannya selama hampir 6 tahun beberapa bulan lagi hancur dan kandas karena drama rumah tangga yang tak ada penyelesaiannya.Pada akhirnya pelabuhan terakhir mereka adalah sebuah pengadilan yang mengetukkan palu menandakan rumah tangga dan pernikahan mereka hanya sampai di sini saja.Setelah saling bersalaman akhirnya mereka berpisah dan mengambil jalan masing-masing. Rindu yang hari itu juga sudah ada janji ke rumah sakit untuk melanjutkan kerjanya tak mempedulikan ketika sang kakak tiba-tiba mengejarnya dengan panik."Rindu. Ini apa-apaan! Kamu tiba-tiba menggugat cerai Tantrama kep pengadilan dan menj ggalkan dirinya dengan tuduhan berselingkuh. Apa kamu sudah tidak waras, Rindu. Semenjak kapan tantrama menjadi laki-laki brengsek!"Dengan kerasnya sosok wanita yang terlihat sangat cantik dan dewasa itu sudah berada di hadapan Rindu dengan mata tajam menikam ke jantung Rindu. Semua orang meyalahkan dirinya atas perceraian yang sudah di ujung tanduk itu."Sahira. Kamu sudah tahu dengan mata kepala kamu sendiri, apa alasanku menggugat cerai Mas Tantrama. Bahkan Kamu sendiri yang waktu itu memberikan rekaman video tentang perbutan tak layak untuk dipublikasikan itu.Sebuah rekaman video mesum berdurasi hampir 5 menit dan itu lumayan sangat panjang membuat hati kecil Rindu tercabik luka.Wanita yang disebut dengan nama Sahira itu berubah kesal dengan melihat sosok Rindu yang sama sekali tak merasakan hal terpuruk."Kamu akan menyesal sudah menggugat cerai suamimu, Rindu. Dia tak melakukan apa yang kamu tuduhan itu. Bahkan aku yakin kamu sendiri yang melakukan semua perbuatan itu."Mata Rindu membelalak seketika saat mendengar apa yang diucapkan oleh Sahira yang ternyata adalah kakak iparnya."Jaga bicaramu, Sahira! Kamu menuduh tanpa bukti dan itu akan menjadi fitnah!" Sahira tertawa dengan terkekeh. Dia sama sekali tak marah malah mengejek Rindu dengan nada suaranya yang sinis.Rindu sudah tak mau menanggapi wanita yang menurutnya selama ini tidak menyukai dirinya itu. Mendapati sosok Rindu pergi begitu saja meninggalkan bahkan mengabaikan apa yang dia katakan."Dasar wanita gatal! Kamu lihat saja Rindu! Kamu akan membayar apa yang sudah kamu lakukan kepadaku." Dengan penuh kemarahan Sahira menatap punggung Rindu yang sudah tak terlihat bayangannya.Sementara itu Rindu masih berjalan dnegan sedikit kekesalan yang bercampur aduk dengan perasaan yang saat ini seakan ingin meledak di dalam dadanya.Ketuk palu hakim ketua tadi membuat hatinya teriris. Bahkan dia sudah mempersiapkan jauh-jauh hari sebelumnya akan datangnya hari ini. Namun ternyata dirinya tetap jatuh terpuruk. Ambruk dan sakit itu begitu membekas.Siang ini dirinya sudah menyandang status yang berbeda. Seorang janda yang beberapa waktu lalu belum sama sekali terpikir di dalam benaknya. Namun setelah vonis dari rumah sakit itu, dunia Rindu seolah runtuh dan menggelap. Apalagi ditambah dengan kenyataan bahwa Tantrama, suaminya mempunyai teman wanita yang tak lain sekertaris kantornya yang bernama Sasti.Bertubi dan seolah diserang dengan ujian dan cobaan yang begitu datangnya bersamaan menghujam ke kehidupan Rindu terutama rumah tangganya."Silakan, Nyonya Rindu. Anda sudah ditunggu Dokter Lucas." Setengah jam kemudian Rindu sudah berada di sebuah ruangan yang terasa sangat senyap.Sepasang mata sayu itu nampak tak sanggup lagi menahan air matanya. Dokter yang tepat berada di depannya memandang wajah pucat dengan mata yang sudah menghilang di bawahnya itu dengan perasaan yang sangat prihatin."Maafkan saya, Nyonya. Saya harus menyampaikan kabar buruk ini di saat perceraian Anda terjadi." Rindu menggeleng dengan cepat untuk menimpali apa yang dikatakan dokter tampan itu."Semua yang terjadi hari ini sudah saya persiapkan, Dok. Termasuk kabar buruk tentang kesehatan saya. Saya tak menyangka, belum bisa menerima takdir Tuhan bahwa mungkin ini terakhir kali saya bernapas."“Dasar wanita jalang! Pelacur! Tak menyangka kamu belum berubah juga. Aku cuma kamu jadikan alat untuk menyakiti Rindu. Sudah seharusnya kamu mati!” Wajah Sahira bukan lagi memucat namun kali ini dengan seketika napasnya berhenti. Dadanya membludak sesuatu yang sangat menyakitkan. “Tan-tara-ma. Kamu menya-kitiku. A-ku nggak bi-sa berna-pas.” Dengan suara tersendat dan terputus-putus, Sahira mencoba melepaskan diri dari cekikan tangan Tantrama yang sudah gelap mata. “Le-paskan a-ku,” ucapnya sekali lagi dengan napa di ujung maut. Buk! “Agrrh!” Tubuh Tantrma seketika melambung. Melayang ke udara mundur menjauh dari tubuh Sahira dan akhirnya jatuh terkapar di sudut ruangan hotel itu. “Kamu yang pantasnya mati!” Kalimat itu terdengar menggelegar di ruangan tersebut. Membuat Tantrama mendongak dan melihat siapa yang sudah membuatnya terkapar tak berdaya. “Mike! Kamu memang bukan manusia. Dasar iblis!” Suara tawa menggema dahsyat di ruangan tersebut. Membisingkan suasan
Rindu menatap jendela kaca yang menampakkan pemandangan di luar sana. Siang itu tidak terik. Mendung dan gerimis yang sebentar lagi akan turun hujan deras. Namun hati Rindu sama sekali tidak adem. Wanita dewasa itu mengepalkan kedua telapak tangannya dengan kuat. Tatapan matanya yang tadinya terlihat sangat teduh kini mendadak jadi garang dan beringas penuh dengan dendam membara. “Sahira,”desisnya tajam. “Aku akan membalasmu. Tak peduli siapa kamu dan apa statusmu denganku. Kalian berdua akan menerima akibatnya. Tak akan kubiarkan lagi mengusik dan mengganggu kehidupanku. Termasuk melenyapkan kalian berdua selama-lamanya dari dunia ini!” Bom! Sebuah ekspresi sikap yang gak terduga sama sekali. Sosok Rindu yang gak pernah sekalipun membenci apalagi menyimpan dendam pada orang lain kini seperti diselimuti oleh iblis. “Jadwalkan pertemuanku dengan Tuan Tantrama, Silvia!” Perintah itu membuat sosok sekretaris cantik itu sedikit terkejut. “Baik, Bu,” jawab Silvia. Hari ini
Kelima jemari Mike mengetuk meja kerjanya dengan nada berlarian. Tak menyangka kalau kejadian itu terduga itu mampu membuatnya menyelamatkan wanita dan pria tersebut. “Bodoh!” makinya entah pada siapa. Lantas ada hembusan napas kasar nan panjang. “Anda memanggil saya, Tuan.” Mike mendongak sekaligus menoleh. “Seperti rencana awal, Zan.” Pria yang dipanggilnya dengan nama Zan itu mengangguk pelan lantas pergi setelah mendapat perintah dari sang bos besar. Tuk! Tuk! Langkah kaki itu mampu membuat Mike melirik sadis ke arah pintu. Bahkan dia bisa menghitung dari angka sepuluh bahwasannya pintu uang kerjanya akan segera terbuka. Dan benar adanya. Tepuk tangan itu terdengar setelah beberapa menit pintu terbuka. Mike terpaku. Terdiam dan menatap sosok yang baru saja datang. “Kenapa kamu menolong dan menggagalkan rencana yang sudah kamu buat sendiri, Mike?” Mike kembali mendongak. Kalo ini menatap wanita tinggi yang terlihat sangat anggun dan cantik itu. “Tidak tega? Atau cint
Mike mengawasi kedua orang tersebut. Matanya menatap penuh selidik. Rasanya ada gemuruh dada yang sangat cekat mengalir saat melihat pakaian Rindu terkoyak. Berbeda dengan Louis yang memasang senyum Penuh kemenangan. Pria tampan itu merapikan kemejanya yang sepertinya terlepas dari kancingnya. Mike yakin dengan apa yang sudah terjadi. Rasanya dia ingin marah dan melampiaskan semuanya. Sayangnya hal itu gak bisa dia lakukan setelah menyadari posisi dirinya yang sesungguhnya. Hanya mata dan wajah Mike tak bisa dibohongi bahwa pria tampan itu sangat murka. Rindu yang mengetahui itu terlihat menunduk. Menyadari semua kesalahannya. “Mike.” Suaranya bergetar saat memanggil nama itu. Mike hanya menaikkan matanya ke arah sang wanita. “Makan malam sebentar lagi. Dokter tadi menghubungi aku. Mengatakan bahwa kesehatanku sudah membaik dan bisa kembali ke Indo secepat mungkin.” Binar mata bahagia itu bukan hanya milik Rindu saat mendengar apa yang disampaikan oleh Mike. Sosok Louis
Ceklek! Rindu menatap sosok yang sudah berdiri di hadapannya. Tampak wajah teduh dan pandangan begitu dalam itu meluluhlantakkan hati dan debar di dada Rindu. Seolah merasakan chamestry di antara mereka berdua Rindu tanpa mempersilakan sosok itu masuk ke dalam apartemen Mike berjalan masuk kembali ke ruangan utama. “Apa aku mengangguk?” Terdengar suara itu begitu lembut dan halus. Membuat sosok Rindu tertegun sebentar sebelum menghenyakkan tubuhnya ke sofa empuk. “Apa sebelumnya kita pernah dekat?” Dengan cepat Louis, sosok pria tampan yang masih berdiri di hadapan Rindu itu mengangguk. “Sangat dekat,” ulang pria itu tanpa mengedipkan mata. Rindu menatap sedemikian rupa ke arah Louis. “Seberapa dekat?” Tanpa sadar Rindu menanyakan sesuatu yang sepertinya tak perlu ditanyakan. “Sedekat ini bahkan lebih,” bisik Louis yang tiba-tiba menjatuhkan tubuhnya di hadapan Rindu. Seketika wanita dewasa itu sangat terkejut. Matanya mengerjap liat dan cepat mencoba menghindari deng
“Jangan!” Teriakan itu membuat kedua pria tersebut menarik diri. Suara keras Rindu menggema di ruangan itu. Mereka berdua merasa kalau apa yang dilakukan itu sudah sangat menggangu Rindu. Louis menarik diri demikian dengan Mike. Rupanya mereka bisa mereda setelah melihat wajah Rindu yang berang. “Kalian seperti anak kecil!” ketus Rindu lantas berjalan meninggalkan ruangannya. “Ibu yakin sudah mau kembali ke rumah?” Rindu mengangguk setelah minta izin pada dokternya. “Tapi ini di Singapura, Bu. Bukan Indonesia.” Wajah Rindu memperlihatkan keterkejutan mutlak. Wanita itu baru menyadari bahwa dirinya berada di negara yang berbeda. “Siapa yang membawaku ke sini?” tanyanya pendek. “Tuan Mike.” Sekali lagi Rindu terhenyak. Menenangkan diri. Lagi-lagi Mike. Manusia satu-satunya yang ada di ingatannya. “Kita akan pulang ke apartemen, Rindu.” Wanita cantik itu menoleh. Di sana terlihat sosok Mike yang berdiri gegap dengan senyum mautnya. Sedang persis di belakang Kris itu ada
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Comments