Share

Bab 4

Author: Lanita
Sejujurnya, aku tidak menyangka Renzo yang selama ini selalu bersikap masa bodoh, akan memberi reaksi seperti itu. Mungkin karena sikapku belakangan yang berbeda akhirnya menarik perhatiannya.

Mata Renzo tampak menyiratkan sedikit kepanikan. Dia menggenggam erat tanganku dan mendesak, "Kamu sebenarnya mau apa!"

Aku baru saja hendak jujur, ketika tiba-tiba terdengar teriakan nyaring Cannie dari belakang panggung. Renzo seketika membuang ponselku, lalu bergegas lari ke sana.

Sementara aku diam-diam memungut kembali ponselku dan menekan tombol pembayaran, lalu kemudian menyusul ke belakang.

Lantai penuh pecahan bingkai lukisan. Cannie terjatuh dan pergelangan tangannya tertusuk serpihan kayu hingga berdarah. "Huuhuhu, Kak Renzo, tangan Cannie terluka ... jangan-jangan aku nggak bisa melukis lagi?"

"Kak Nancy yang menyuruhku membereskan lukisan, aku sama sekali nggak menyangka bingkai-bingkai itu akan jatuh. Cannie padahal sudah sangat hati-hati, apa aku masih salah?"

Renzo menangkup tangan Cannie dengan hati-hati, matanya sudah memerah. Detik berikutnya, dia menoleh padaku dan berteriak marah, "Nancy, kamu belum puas bikin masalah?!"

"Cannie itu asistenku, biasanya cuma membereskan barang-barangku. Kamu malah menyuruhnya melakukan kerja kasar, apa maksudmu?"

"Selama ini tingkahmu di meja jamuan yang nggak pantas pun sudah aku diamkan, tapi sekarang kamu sudah serendah itu sampai tega menjebak orang lain?"

Mengabaikan tatapan penuh curiga dari sekeliling, aku menjawab dengan wajah tenang, "Bukan aku yang menyuruhnya. Barusan aku jelas-jelas ada di depan ...."

Renzo tak tahan lagi dan memotong perkataanku, "Kamu memang nggak perlu turun tangan sendiri. Studioku sepenuhnya ada di bawah kendalimu, kamu bisa menyuruh siapa saja menggantikanmu memberi perintah padanya!"

"Sekarang, kamu harus segera minta maaf sama Cannie. Kalau nggak, aku akan lapor polisi!"

Aku menarik bibirku membentuk senyum getir. Baru saja aku hendak menyetujuinya untuk memanggil polisi dan mengecek rekaman CCTV, Cannie langsung memeluk Renzo dengan erat dan mati-matian melarangnya menelepon polisi. Apa pun yang dia katakan, Renzo tentu saja akan menurutinya.

Dengan rahang terkatup rapat, Renzo berkata penuh amarah, "Cannie nggak mengizinkanku lapor polisi, baiklah. Tapi aku nggak akan melepaskanmu!"

Begitu selesai bicara, dia meraih sebuah lukisan di sudut ruangan, lalu menghantamkannya dengan keras ke dekat kakiku. Bingkai kayu solid itu nyaris menghancurkan tulang keringku, sudut tajamnya mengoyak kulit hingga darah mengucur deras.

"Aku mewakili Cannie membalasmu! Dengarkan baik-baik, mulai sekarang semua urusan di studioku, nggak ada hubungannya lagi dengan Nancy! Siapa pun yang masih berani menerima perintah darinya, segera angkat kaki dari studio!"

"Nancy, setelah kamu sadar diri dan sudah minta maaf sama Cannie, baru boleh kembali ke studio!"

Renzo kemudian menggendong Cannie dan menabrakku tanpa ragu, lalu pergi begitu saja tanpa menoleh sedikit pun.

Aku berdiri terpaku di tempat. Air mataku tetap mengalir meski telah susah payah kutahan. Rintik air mata bercampur dengan darah menetes di atas bingkai lukisan yang sudah hancur.

Itu adalah lukisan yang pernah digarap Renzo selama tiga bulan penuh saat melamarku, sekaligus lukisan yang dulu paling dia sayangi. Lukisan yang terbuat dari 30 ribu kali tulisan namaku, membentuk sebuah janji masa depan bersama, yaitu melihat matahari terbenam di Paris.

Namun kini, cinta yang pernah membara telah dia tinggalkan. Janji yang dulu terucap juga telah dia hancurkan dengan tangannya sendiri.

Aku mengeluarkan kertas lukisan dari bingkainya, lalu merobeknya hingga 48 kali. Hingga lembaran itu hancur menjadi serpihan kecil, yang kemudian kulemparkan ke dalam tong sampah.
Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App

Pinakabagong kabanata

  • Setelah Rasa Itu Sirna   Bab 12

    Pameran global Juan berjalan dengan sangat sukses. Tak lama kemudian, kami sampai di bandara.Saat dia menuntun koperku keluar dari bandara, kami langsung dikerumuni para wartawan. Beberapa dari mereka jelas ingin menggali gosip tentang aku dan Renzo, tetapi semua berhasil dihalangi Juan.Tiba-tiba, sosok yang tampak letih muncul sambil memegang sebuah lukisan. Itu adalah Renzo. Dia tampak kumal dengan jenggot tak terurus.Lukisan itu adalah "Matahari Terbenam di Paris" yang kusobek sendiri saat meninggalkan studionya. Namun, sekarang sudah direkatkan kembali satu per satu dengan lem.Tak peduli pada tatapan semua orang, Renzo berlutut di depan kami dan memohon, "Nancy, masih ingat janji kita dulu? Itu salahku, aku yang menghancurkannya. Aku menggeledah tempat sampah dan begadang sebulan penuh untuk merekatkannya kembali!""Lihat, aku sudah melakukan semua ini untukmu. Lukisan sudah kembali seperti semula. Kita juga bisa memperbaiki hubungan kita, 'kan?"Memperbaiki hubungan? Mataku te

  • Setelah Rasa Itu Sirna   Bab 11

    Yang tidak pernah aku sangka adalah, Renzo justru meninggalkan kekacauan di dalam negeri dan mengejarku sampai ke Paris.Dia langsung menerobos masuk ke studio, lalu menghantam Juan dengan satu pukulan. "Bajingan! Jadi kamu yang menggoda istriku!"Aku segera berlari menarik Renzo, tetapi dia merengkuhku erat-erat."Nancy, ternyata kamu masih peduli padaku. Lihat, aku mengejarmu sampai Paris demi kamu. Ayolah, maafkan aku. Kita mulai dari awal lagi ya?"Aku mendorongnya. "Nggak! Perjanjian cerai sudah ditandatangani. Aku dan kamu nggak ada hubungan lagi.""Nggak! Aku nggak akan mengurus prosedur perceraian itu.""Kalau kamu nggak urus, aku akan menggugat ke pengadilan. Renzo, kita nggak bisa kembali lagi.""Nggak! Nggak! Nggak!" Renzo mencengkeram rambutnya sambil meraung, lalu tiba-tiba merangkulku dan berusaha memaksaku berciuman dengannya.Aku sangat muak, tetapi sama sekali tidak bisa melepaskan diri darinya. Akhirnya, Juan yang melayangkan satu pukulan hingga Renzo terkapar.Aku bu

  • Setelah Rasa Itu Sirna   Bab 10

    Di dalam negeri, Renzo juga seorang pelukis dengan popularitas tinggi. Begitu berita itu menjadi trending topic, citranya langsung runtuh.Begitu citra seorang pelukis hancur, jangankan mencari investor, lukisan pun tidak ada yang mau beli lagi.Bahkan karya yang sebelumnya sudah terjual dituntut pengembalian uang oleh pembeli. Renzo pun harus membayar ganti rugi dengan jumlah fantastis karena melanggar kontrak.Seorang mantan rekan kerja dari studionya diam-diam memberitahuku bahwa sekarang Renzo setiap hari memasang wajah masam. Tidak peduli bagaimana Cannie berusaha menempel dengan sikap manis dan penuh kepura-puraan, dia tetap diabaikan.Tak lama kemudian, Renzo menyuruh Cannie pergi menghadiri jamuan untuk mencari investor, bahkan menyuruhnya berpakaian lebih terbuka.Tentu saja Cannie yang menjaga citra polos itu menolak. Alhasil, Renzo langsung menamparnya dan mengusirnya.Tak punya pilihan lain, Cannie pun akhirnya pergi. Kebetulan, seorang bos berusia 50-an tahun bernafsu pada

  • Setelah Rasa Itu Sirna   Bab 9

    Aku pergi mencuci muka. Begitu kembali, aku langsung melihat ada tujuh hingga delapan studio yang mengirim undangan agar aku menjadi manajer mereka.Aku membalas dengan sopan, bahwa aku sudah menjadi manajer Juan. Balasan yang muncul di bawah semuanya penuh dengan doa dan dukungan.[ Pak Juan memang sangat berbakat. Kalau bisa kerja sama dengan Kak Nancy, masa depan kalian pasti tak terbatas! ][ Kudengar Pak Juan sebentar lagi akan mengadakan pameran global. Mengundang Kak Nancy di momen seperti ini, jelas akan membuat kariernya naik ke tingkat yang lebih tinggi lagi! ][ Aku cuma ingin bilang ... Kak Nancy sangat kasihan waktu bersama Renzo. Padahal semua urusan diurus olehnya, tapi saat bersama Renzo, dia seperti alat saja. Terakhir kali aku bahkan melihat Kak Nancy diperlakukan buruk oleh asisten studio. ][ Jangan dibahas lagi, waktu itu Cannie sempat mengganti kontrak diam-diam saat Kak Nancy nggak ada. Hasilnya, salah ketik satu angka nol, bikin bos sampai marah besar. ][ Kak N

  • Setelah Rasa Itu Sirna   Bab 8

    Pengirim pesan itu tentu saja adalah Renzo.[ Nancy, apa maksudmu? Kamu menyuruh pengacara menuntut cerai dariku? ][ Berani sekali kamu! Kalau bukan karena aku, mana mungkin kamu bisa hidup senyaman ini, mana mungkin punya karier seperti sekarang? ][ Kamu pasti cuma pura-pura. Kalau benar-benar mau cerai, kenapa kamu sendiri nggak muncul? ][ Terus, apa maksud dari foto profilmu itu? Kamu dari dulu memang ingin menggantinya supaya aku memperhatikanmu, 'kan? Karena aku sibuk melukis dan nggak sempat melihat, kamu jadi bikin keributan sebesar ini hanya untuk menarik perhatianku? ]Melihat deretan pesan yang rapat itu, hatiku terasa dingin. Renzo yang dulu pernah kucintai dengan sepenuh hati di masa muda, sejak kapan berubah menjadi orang seperti ini?Aku sudah tidak punya kata-kata lagi untuknya, jadi hanya membalas.[ Sebaiknya kamu baca baik-baik surat perjanjian cerai yang dikirim pengacara. Kamu sudah tanda tangan. Sisanya hanya urusan prosedur. ]Beberapa menit kemudian, keheninga

  • Setelah Rasa Itu Sirna   Bab 7

    Sepanjang perjalanan, aku merasa luar biasa rileks. Meskipun pesawat sempat berguncang, aku tetap tidur dengan nyenyak.Setelah mendarat dan keluar dari imigrasi, aku langsung melihat pelukis pendatang baru yang menjemputku sendiri, yaitu Juan.Harus diketahui, selama dua tahun belakangan ini, Juan bukan hanya melejit di luar negeri, tetapi juga sudah hampir menyaingi Renzo di dalam negeri.Bisa dibilang, dia adalah pendatang baru yang paling membuat Renzo waspada."Akhirnya kamu datang! Aku percaya dengan kamu sebagai manajerku, karierku pasti bisa naik ke tingkat yang lebih tinggi lagi." Juan berkata dengan antusias, lalu memelukku dengan hangat, bahkan memberi salam khas Prancis dengan cipika-cipiki.Aku tahu itu hanya ungkapan ramah. Namun, menghadapi kedekatan dari pria asing, wajahku tetap memerah tanpa bisa dikendalikan.Bagaimanapun, meskipun sudah saling mengenal sepuluh tahun, Renzo bahkan malas menyentuhku dengan satu jari pun.Dia selalu berkata, "Nancy, kamu tahu 'kan, sua

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status