Share

Sekolah Beasiswa

*Di sekolah*

Sebelum menuju ke ruang kepala sekolah, Shintya menemui bu Dian terlebih dahulu, untuk memastikan, apakah benar informasi yang dia dengar kemarin. 

"Permisi Bu." sapanya. 

"Eh, Shintya. Sini, nak!" 

"Iya, Bu. Gini nih bu, apa benar, saya harus jumpai kepala sekolah, hari ini?"

"Ah, iya, benar sekali. Silahkan langsung ke ruangan beliau."

"Terimakasih Bu, permisi."

**Sepulang dari sekolah**

Shintya berjalan dengan girangnya, sambil tetap tersenyum, semangat. Sampai tidak sadar, jika dirinya sudah sampai di depan rumahnya. 

"Loh, senyum-senyum sendiri. Gak sakit, dek?" tanya kakaknya keheranan. 

"Hehehe... si kakak bisa aja."

"Lah, stres ku rasa lama-lama dirimu."

"Eh, sembarangan. Kakak pengen aku gila?"

"Ya, lagian, kenapa pake acara senyum-senyum sendiri?"

"Nah, gini nih, kak. Tadi itu, aku habis dari sekolah, jadi aku LULUS."

"Oh, tuh doank."

"Eiittss. Ada lagi."

"Apa?"

Lalu Shintya menceritakan pembicaraan nya dengan kepala sekolah. 

**Flashback on**

"Permisi, Pak." sapa Shintya sambil mengetuk pintu. 

"Iya, masuk."

"Pak, apa benar bapak panggil saya?"

"Kamu, yang namanya Shintya?"

"Iya, pak."

"Nah, gini. Berdasarkan hasil nilai akhir mu, kamu termasuk di tingkat tiga besar di seluruh kelas 6SD. Jadi, sekolah menawarkan tiga orang utusan dari sekolah kita, untuk ikut seleksi beasiswa masuk SMP. Ya, kamu tentunya termasuk salah satunya. Jadi, kamu harus persiapkan diri pada 4 hari kedepan. Sebelum hari H nya, kami akan memberikan kelanjutan infonya."

"Baik, Pak.Terimakasih banyak. Saya, pamit dulu ya, Pak."

"Iya, Silahkan."

**Flasback off**

"Wah, jadi kamu masuk beasiswa itu?"

"Masih calon kak, kan belum seleksi."

"Ah iya. Ya, udh,  sana beritahu Bapak."

"Ok, aman my sister."

Setelah menceritakan semua ke bapaknya, Shintya langsung belajar, untuk mempersiapkan diri ke depan. Tak lupa, ia selalu berdoa, semoga lewat seleksi. 

**Hingga larut malam pun tiba, mereka pun terbawa mimpi masing-masing**

Esok paginya, 

"Pagi, Bu. waktunya mandi." ucap Shintya dengan penuh semangat, bahkan ibunya seperti keheranan menatap anaknya yg bungsu ini. 

"Ibu cepat sembuh ya, biar Shintya bisa sekolah tanpa rasa kwatir. Tau gak, Shintya di tawari ikut seleksi beasiswa masuk SMP. Jadi, kalo Shintya lewat seleksinya, maka Shintya akan sekolah tanpa biaya, graatiisss, dan enaknya itu, karena di kota." ujarnya panjang lebar. Ibunya tersenyum mengangguk, tanda mengerti apa yang sedang di rasakan anaknya ini. 

"Ibu, jangan lupa doain Shintya, ya." lanjutnya lagi. 

Setelah itu, mereka bermandian bersama. 

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status