Evelyn masih memandang gaun biru tua yang berada dalam genggaman Sarah, dia melihat gaun itu terbuat dari bahan beludru halus yang indah. Potongan lehernya membentuk kerah sabrina dengan ukuran midi. Kalau Eve memakainya maka dia akan memperlihatkan bahunya yang telanjang.
Sarah juga mempersiapkan sepasang sepatu high heels bertali warna biru dengan tas yang senada. Evelyn yang melihatnya serba salah mau memakainya atau tidak.
“Kalau Saya tidak memakainya Ma, bagaimana?” tanya Evelyn dengan lirih.
Evelyn menatap Sarah dengan kebingungan bukan karena dia menolak karena modelnya tetapi Evelyn tidak ingin memakainya.
“Sayang apa Kamu tidak menyukainya?” tanyanya lagi.
“Tapi Eve tidak dapat memakainya,”
“Apa Karena trauma itu?”
Eve menganggukkan kepalanya dengan sedih.
“kam
🌼🌼🌸💐🌼🌸💐🌼🌸💐🌸💐🌼🌸💐 Terimakasih untuk Readers yang telah membaca cerita ini, Thor berharap para Readers mau memasukkan cerita ini ke dalam daftar pustaka, jangan lupa tinggalkan komen dan beri bintang limanya serta tap tanda lovenya. I love You Guys 💖💖💖💖💖💖💖💖
Evelyn segera memesan taksi online untuk pulang ke rumahnya. Sarah memaksanya untuk mengantarkan dia pulang. Evelyn menolaknya dia tidak ingin akhirnya Key yang akan mengantarkannya pulang. Evelyn ingin mendorong pintu kacanya tetapi Luna pelayan di toko itu segera mendorongkan pintu kaca dan memohon maaf satu kali lagi, Evelyn menenangkannya dengan tersenyum. “Hey Culun, kok lama turunnya. Padahal sudah dari tadi harusnya Kamu turun.” Evelyn memang ke toilet dulu baru dia turun ke lantai satu. “Ayo masuk kedalam mobil.” Evelyn menolaknya dan mengatakan dia sudah memesan taksi online dan menunjuk kearah mobil yang baru saja lewat menghampri mereka. “Tunggu disini.” Kemudian dia menghampiri supir taksi itu dan membatalkannya dan memberikan kompensai serta meminta maaf. Evelyn yang tidak suka akhirny
Evelyn yang terkejut dengan peristiwa yang barusan terjadi, membuat dia hanya bisa diam terpaku. Penolongnya kini berjalan semakin dekat dengannya, dan membuat netra Evelyn mengenali sosok orang yang menolongnya. Kamu? Evelyn terkejut melihat siapa yang ada dihadapannya. “kamu tidak apa – apa?” Kini penolongnya bisa melihat wajahnya dengan jelas dan matanya menatap mata Evelyn dengan seksama. “Lho Evelyn?” tanyanya dengan terkejut. “Pak Al-ex?” Terdengar suara Evelyn yang terbata, menyebut nama penolongnya. Ternyata Alex Wihardjo lah yang menolongnya. Begitu Alex sadar siapa yang dia tolong membuat dia berhenti berjalan, dia tidak ingin mendekati Evelyn lebih dekat. Kejadian tadi siang mengingatkan Alex untuk memberikan jarak antara mereka berdua, dan ini membuat Alex semakin penasaran. Setidaknya mala mini semua harus terjawab.
“Eve pulang bareng yuk,” Lara menggandeng tangan Evelyn ketika perkuliahan sudah usai. “Memangnya mau kemana Ra?” tanya sambil menguap. Kejadian semalam membuat Evelyn merasakan kelelahan yang luar biasa, dilihatnya waktu masih menunjukkan pukul 11 siang. “Kok Kamu kelihatannya sangat letih? apakah Kamu tidak tidur semalaman Eve?” “Ra, Kita bisa pulang ke kost mu tidak? Saya numpang tidur dulu ya. Soalnya Saya ada janji dengan Mama Sarah. Kalau pulang lagi kejauhan,” “Baiklah, Kita pulang sekarang ya. Tapi janji dulu Kamu harus ceritain kenapa Kamu koq kelihatan lesu?” “Aku janji Ra, tapi tidak sekarang ya. Soalnya tadi malam aku tidurnya hampir subuh.” Setelah Alex mengantarkannya pulang hampir jam 12 malam, Evelyn sama sekali tidak bisa beristirahat. Matanya tidak mau te
Evelyn segera masuk kedalam boutique tersebut dan kali ini Luna membuka pintunya dengan ramah karena dia sudah mengenal Evelyn. “Pagi Mbak Evelyn.” “Pagi Luna,” Evelyn tersenyum ramah menyambut sapaan Luna. “Mbak disuruh langsung naik sama Ibu Sarah,” Evelyn menganggukkan kepalanya dan segera naik ke lantai atas langsung menuju ke ruangan Sarah. “Selamat sore Ma,” sapa Evelyn begitu dia masuk dan langsung mendapat ciuman ringan di pipinya. Sarah selalu suka menyapa Evelyn dengan ciuman di pipinya, karena Sarah sudah menganggap Evelyn seperti putrinya sendiri bukan seperti calon menantu. “Sudah mandi Sayang? Kalau belum mandi saja dulu biar segar.” “Sudah Ma, Eve sudah mandi di kostnya Lara teman kampus Eve.” “Kalau sudah siap Eve langsung pakai gaun
Evelyn dan Sarah segera memasuki mobil yang telah menunggu mereka, sedan hitam mewah melaju dengan kecepatan sedang mengikuti irama lalu lintas yang padat. “Ma, sebenarnya kita mau kemana?” “Kita akan mengikuti acara amal di kediaman Nyonya Taner Tua, Mamanya Papa Hasan.” “Jadi Eve akan diperkenalkan disana?” Evelyn yang mengetahui latar belakang perjodohannya dengan Key membuat dia mengerti sekarang, Key sebenarnya menyukai Minerva wanita yang dijodohkan oleh Lidia, omanya sendiri. Jadi Aku sekarang berada di tengah pertempuran dua Nyonya Taner, Nyonya Tua dan Nyonya Muda. Evelyn sebenarnya kurang nyaman tetapi apa boleh buat, bukannya hanya Sarah saja yang sudah jatuh cinta kepadanya Evelynpun sudah mulai sayang dan menerima Sarah sebagai mama keduanya. Evelyn kini hanya bisa tersenyum ketika Sarah menjawab pertanya
Apa maksud Mama? Gio dan Key kini menatap heran. Bukankah wanita itu milik Alex? mereka segera mempercepat langkahnya agar segera sampai di dekat Lidia dan Sarah. “Maksudnya apa Tante?” tanya Sean dengan bingung. “Tante tadi bilang Kok Alex yang harus mengenalkan Kamu kepadanya? Dia itu calon menantu Tante. Seharusnya Tante dong yang mengenalkan Kamu kepadanya,” lanjut Sarah lagi. Key dan Gio terpaku mendengar perkataan Sarah bukan hanya mereka tetapi semua orang yang berdiri di dekatnya. Calon menantu mama, koq Kak Gio dapat yang kwalitas super gini. Lha Aku koq dapat yang super hancur, kalau begini kan Aku pasti mau. Key langsung iri melihat kea rah Gio dan dia merasa tidak adil karena perlakuan tidak adil Sarah. Calon menantu? Untuk siapa? Untukku? Kalau untukku Aku tidak akan me
Rapat keluarga Taner sudah berakhir dan diakhiri dengan keputusan membiarkan Key menjalin hubungan dengan Evelyn dan sekarang keadaan berbalik, bukan hanya Key yang memutuskan tetapi Evelyn juga berhak memutuskannya. Sekarang mereka semua sudah berada di ruangan perjamuan, Alex yang melihat Evelyn sudah berada kembali di ruang perjamuan kini berjalan mendekatinya. “Eve, sudah pertemuannya?” “Sudah, Pak,” Evelyn segera berbalik melihat Alex yang berjalan ke arahnya. “Koq Bapak Eve? Kan Saya sudah bilang semalam panggil Saya kalau tidak Mas ya Kakak,” Senyum Alex menggoda Evelyn mengingatkan kembali. Key dan Gio yang turun barengan segera mendekati Evelyn. “Memang Kamu pantes kan dipanggil Bapak? Sudah tua juga. Mana pantes Kamu dipanggil Mas.” &nb
Evelyn turun dari tangga menuju ruang acara bersama dengan Gio Taner. Ketika mereka turun banyak orang yang memperhatikan mereka dan terdengar bisik – bisik yang akhirnya sampai ketelinga Key. “Mereka pasangan yang serasi ya, lihat wanitanya sangat cantik. Yang pria juga tampan, sepertinya mereka adalah jodoh yang dibicarakan Sarah Taner.” Ibu yang disamping Key berbisik kepada teman disampingnya. Membuat Key benar – benar jengkel kabar perjodohan anak keluarga Taner sudah terdengar oleh seisi ruangan, tetapi siapa yang jadi Calonnya itu yang salah. Key benar -benar marah, sementara Minerva yang berada disampingnya tidak diabaikannya. Key segera mendekati ibunya dan menuntut agar ibunya segera mengumumkan perjodohan mereka ke publik, dia tidak ingin mereka salah menduga bahwa Gio lah yang dijodohkan dengan Evelyn dan membuat Evelyn jadi milik Gio. Key tidak bisa menerima hal itu.