“Eve pulang bareng yuk,”
Lara menggandeng tangan Evelyn ketika perkuliahan sudah usai.
“Memangnya mau kemana Ra?” tanya sambil menguap.
Kejadian semalam membuat Evelyn merasakan kelelahan yang luar biasa, dilihatnya waktu masih menunjukkan pukul 11 siang.
“Kok Kamu kelihatannya sangat letih? apakah Kamu tidak tidur semalaman Eve?”
“Ra, Kita bisa pulang ke kost mu tidak? Saya numpang tidur dulu ya. Soalnya Saya ada janji dengan Mama Sarah. Kalau pulang lagi kejauhan,”
“Baiklah, Kita pulang sekarang ya. Tapi janji dulu Kamu harus ceritain kenapa Kamu koq kelihatan lesu?”
“Aku janji Ra, tapi tidak sekarang ya. Soalnya tadi malam aku tidurnya hampir subuh.”
Setelah Alex mengantarkannya pulang hampir jam 12 malam, Evelyn sama sekali tidak bisa beristirahat. Matanya tidak mau te
🌼🌸💐🌼🌸💐🌼🌸💐🌼🌸💐🌼🌸💐 Thor ucapkan Terima Kasih kepada Readers yang telah mendukung dan meluangkan waktunya untuk membaca cerita ini, jangan lupa subcribe dengan memasukkan cerita ini ke dalam pustaka dan beri tanda bintang, love serta tinggalkan komen ya. I luv you Guys 💖💖💖💖💖💖💖💖
Evelyn segera masuk kedalam boutique tersebut dan kali ini Luna membuka pintunya dengan ramah karena dia sudah mengenal Evelyn. “Pagi Mbak Evelyn.” “Pagi Luna,” Evelyn tersenyum ramah menyambut sapaan Luna. “Mbak disuruh langsung naik sama Ibu Sarah,” Evelyn menganggukkan kepalanya dan segera naik ke lantai atas langsung menuju ke ruangan Sarah. “Selamat sore Ma,” sapa Evelyn begitu dia masuk dan langsung mendapat ciuman ringan di pipinya. Sarah selalu suka menyapa Evelyn dengan ciuman di pipinya, karena Sarah sudah menganggap Evelyn seperti putrinya sendiri bukan seperti calon menantu. “Sudah mandi Sayang? Kalau belum mandi saja dulu biar segar.” “Sudah Ma, Eve sudah mandi di kostnya Lara teman kampus Eve.” “Kalau sudah siap Eve langsung pakai gaun
Evelyn dan Sarah segera memasuki mobil yang telah menunggu mereka, sedan hitam mewah melaju dengan kecepatan sedang mengikuti irama lalu lintas yang padat. “Ma, sebenarnya kita mau kemana?” “Kita akan mengikuti acara amal di kediaman Nyonya Taner Tua, Mamanya Papa Hasan.” “Jadi Eve akan diperkenalkan disana?” Evelyn yang mengetahui latar belakang perjodohannya dengan Key membuat dia mengerti sekarang, Key sebenarnya menyukai Minerva wanita yang dijodohkan oleh Lidia, omanya sendiri. Jadi Aku sekarang berada di tengah pertempuran dua Nyonya Taner, Nyonya Tua dan Nyonya Muda. Evelyn sebenarnya kurang nyaman tetapi apa boleh buat, bukannya hanya Sarah saja yang sudah jatuh cinta kepadanya Evelynpun sudah mulai sayang dan menerima Sarah sebagai mama keduanya. Evelyn kini hanya bisa tersenyum ketika Sarah menjawab pertanya
Apa maksud Mama? Gio dan Key kini menatap heran. Bukankah wanita itu milik Alex? mereka segera mempercepat langkahnya agar segera sampai di dekat Lidia dan Sarah. “Maksudnya apa Tante?” tanya Sean dengan bingung. “Tante tadi bilang Kok Alex yang harus mengenalkan Kamu kepadanya? Dia itu calon menantu Tante. Seharusnya Tante dong yang mengenalkan Kamu kepadanya,” lanjut Sarah lagi. Key dan Gio terpaku mendengar perkataan Sarah bukan hanya mereka tetapi semua orang yang berdiri di dekatnya. Calon menantu mama, koq Kak Gio dapat yang kwalitas super gini. Lha Aku koq dapat yang super hancur, kalau begini kan Aku pasti mau. Key langsung iri melihat kea rah Gio dan dia merasa tidak adil karena perlakuan tidak adil Sarah. Calon menantu? Untuk siapa? Untukku? Kalau untukku Aku tidak akan me
Rapat keluarga Taner sudah berakhir dan diakhiri dengan keputusan membiarkan Key menjalin hubungan dengan Evelyn dan sekarang keadaan berbalik, bukan hanya Key yang memutuskan tetapi Evelyn juga berhak memutuskannya. Sekarang mereka semua sudah berada di ruangan perjamuan, Alex yang melihat Evelyn sudah berada kembali di ruang perjamuan kini berjalan mendekatinya. “Eve, sudah pertemuannya?” “Sudah, Pak,” Evelyn segera berbalik melihat Alex yang berjalan ke arahnya. “Koq Bapak Eve? Kan Saya sudah bilang semalam panggil Saya kalau tidak Mas ya Kakak,” Senyum Alex menggoda Evelyn mengingatkan kembali. Key dan Gio yang turun barengan segera mendekati Evelyn. “Memang Kamu pantes kan dipanggil Bapak? Sudah tua juga. Mana pantes Kamu dipanggil Mas.” &nb
Evelyn turun dari tangga menuju ruang acara bersama dengan Gio Taner. Ketika mereka turun banyak orang yang memperhatikan mereka dan terdengar bisik – bisik yang akhirnya sampai ketelinga Key. “Mereka pasangan yang serasi ya, lihat wanitanya sangat cantik. Yang pria juga tampan, sepertinya mereka adalah jodoh yang dibicarakan Sarah Taner.” Ibu yang disamping Key berbisik kepada teman disampingnya. Membuat Key benar – benar jengkel kabar perjodohan anak keluarga Taner sudah terdengar oleh seisi ruangan, tetapi siapa yang jadi Calonnya itu yang salah. Key benar -benar marah, sementara Minerva yang berada disampingnya tidak diabaikannya. Key segera mendekati ibunya dan menuntut agar ibunya segera mengumumkan perjodohan mereka ke publik, dia tidak ingin mereka salah menduga bahwa Gio lah yang dijodohkan dengan Evelyn dan membuat Evelyn jadi milik Gio. Key tidak bisa menerima hal itu.
Acara perkenalan selesai, lantunan musik kembali dimainkan. Tamu dipersilahkan menikmati hidangan yang tersedia. Evelyn yang masih merasa letih karena tidak terbiasa memilih duduk di kursi yang ada dipojok ruangan, memang kursi itu agak tersembunyi, Evelyn dapat memperhatikan ruangan tanpa perlu diperhatikan orang lain. Evelyn segera melangkahkan kakinya, sepatu ini benar – benar telah menyiksanya. Sepasang mata yang menunjukkan rasa permusuhan memperhatikan kemana Evelyn pergi. Kemudian dia mengikuti Evelyn dan kini duduk disamping Evelyn. Evelyn menatap gadis yang duduk disampingnya dengan bingung. Untuk apa Minerva mendekatinya? bukankah Dia selalu lengket dengan Key? Evelyn mengedarkan pandangannya ke sekeliling ruangan, dia tidak menemukan Key sama sekali. “Hei perempuan udik, Kamu boleh saja masuk kedalam keluarga Taner tetapi Kamu tidak dapat menut
Evelyn yang menerima tangan Gio berjalan beriringan membuat Key kesal dan Alex yang menatapnya dengan kebingungan. Minerva kini terdiam dan mengejar Key yang meninggalkannya. Minerva meraih tangan Key berencana untuk menggenggamnya tetapi Key segera menepiskannya. “Awas kamu Eve, gara – gara Kamu Key jadi menolakku,” bisiknya marah. Key terus saja berjalan meninggalkan ruang acara tanpa menunggu Minerva yang terus saja mengikutinya dari belakang. Dengan marah Key membuka pintu mobilnya dan menghantam kemudinya dengan keras. “Arrggghhhh, sialan!” pekiknya marah. Minerva membuka pintu mobil langsung duduk disamping Key. “Sudahlah Key untuk apa Kamu pikirkan lagi perempuan udik itu. Kamu tokh tidak sepadanan dengannya,” cecar Minerva yang bertujuan ingin memanasi perasaan Key yang memang sudah tersulut marah. “Tampaknya Gio menyukainya
Keesokan harinya Sarah ke rumah Tati dan melihat yang empunya rumah sedang duduk santai di teras depan, sambil menyeruput secangkir teh. “Sore Tati.” ‘Sore Sarah, kok datang ngak bilang – bilang sich.” Mereka segera cipika dan cipiki ala emak emak. Ribut banget sampai Evelyn segera melogokkan kepalanya ke teras depan karena merasa heran siapa tamu yang datang hingga membuat ibunya menjadi heboh begitu. “Eve sini Sayang, Mama juga kangen sama Eve.” Sarah mendekati Eve dan mencium pipinya. Evepun membalas ciuman Sarah. “Sore Ma, sama siapa kemari?” tanya Evelyn. “Sama supir sayang. Mama ingin berbicara dengan Mama Tati. Ada yang perlu Mama diskusikan.” “Baiklah Ma, Eve kedalam dulu ya. Mau ambil minuman dulu untuk Mama.” Evelyn segera berlalu dan Sarah kini men