Share

Natasya Sedih

last update Terakhir Diperbarui: 2025-07-03 18:06:20

Rencana keberangkatan Jayadi ikut rombongan Bu Sudarmaji ke Amerika sudah dipastikan.

"Kamu bisa ke ruangan saya." Jayadi menelpon Lena. Lena bergegas ke ruangan Bos Jayadi. Ia meninggalkan Wika yang saat itu sedang diskusi soal pekerjaan yang akan dikerjakan Wika. Lena membuka pintu ruangan Jayadi. Jayadi tengah menyeruput kopi yang baru di antarkan Dina lima belas menit yang lalu. Masih terasa hangat kopi di mulut Jayadi.

"Ada apa, Pak?" Lena memandang wajah Jayadi.

"Dua minggu lagi saya akan ke Amerika menemani Mama. Saya sebenarnya tidak ingin ikut rombongan Mama."

"Terus gimana, Pak." Lena juga berharap Jayadi tetap stanby karena ada banyak urusan yang harus diselesaikan.

"Ya gimana lagi. Mama sangat berharap dan sedikit merengek agar aku ikut dengannya. Papa tak bisa ikut."

"Berarti segala urusan harus diselesaikan sebelum bapak berangkat." Lena kembali memandang Jayadi setelah sejenak dia menekurkan kepalanya.

"Iya, kamu bawa berkas yang harus saya tanda tangani atau yang haru
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Siasat Cinta Big Bos    Rindu Berat

    Jayadi terlihat gelisah di ruangannya. Ia mondar-mandir seperti orang yang kebingungan. Sesekali ia melangkah ke arah jendela dan melihat ke warung mie ayam Bu Masna. Pikirannya dipenuhi tentang Natasya. Sudah dua minggu dia tak bertemu Natasya. Nomor handphone Jayadi sepertinya diblokir Natasya. Sejak hari pengunduran diri Natasya di kantor Jayadi, ia tak bisa lagi menghubungi gadis itu.“Pak Gun, bisa ke ruangan saya?”“Baik, Pak.” Gunadi yang sedang asyik minum kopi dan merokok di pos belakang kantor segera bergegas ke ruangan Jayadi.Lena melihat Gunadi hendak masuk ruangan Jayadi. Lena hanya tersenyum dari balik dinding kaca ruangannya.Gunadi mengetuk pintu ruangan Bos Jayadi.“Masuk!’Gunadi duduk di salah satu kursi yang ada di sekeliling meja bundar. Jayadi masih duduk di kursi eksekutifnya sambil memperhatikan handphonenya. Ia kemudian meletakan handphonenya di atas meja dan mengurut kepalanya sendiri.Gunadi yang sangat paham dengan kebiasaan dan tabiat Big Bos, hanya diam

  • Siasat Cinta Big Bos    Cleaning Service Baru yang Menarik Perhatian

    Natasya telah terlatih bekerja dengan baik di kantor Jayadi. Pak Kasrin memuji pekerjaan Natasya yang bersih dan teliti. Baru dua hari Natasya bekerja di kantor Pak Dunan, para pegawai dan staf sudah membicarakan kehadiran Natasya. Mereka pada heran dengan gadis cantik yang bekerja sebagai cleaning service.Pak Kasrin tersenyum pada Natasya, “Semoga kamu betah bekerja di sini.” Pak Kasrin mengatakan itu saat hari kedua Natasya melaporkan pekerjaannya pada Pak Kasrin.Natasya membalas senyuman Pak Kasrin, “Iya Pak. Saya berharap begitu. Orang-orangnya ramah kok di sini,” kata Natasya.“Iya semua karena Pak Dunan. Bos perusahaan ini orangnya santun dan dia juga mengajari semua orang di sini bersikap santun dan baik. Kamu sudah pernah bertemu Pak Dunan?”“Baru melihat dari jauh, Pak. Saya takut menyapa Pak Dunan.”“Orangnya ramah, kalau ketemu atau berpapasan kamu sapa saja,” kata Pak Kasrin.“Baik, Pak,” jawab Natasya sambil tersenyum pada Pak Kasrin.“Katanya orang tuamu jualan mie aya

  • Siasat Cinta Big Bos    Pengawasan Rahasia (Bag.2)

    Gunadi menelpon Sapuro pukul sepuluh malam. Saat itu Gunadi masih berada di kantor. Ia berencana akan pulang pukul dua belas malam. “Malam, Pak Sapuro,” “O, malam Pak Gunadi. Ada perlu apa tiba-tiba menelpon pukul sepuluh malam begini?” jawab Sapuro sambil tertawa. “Saya ada perlu dengan Pak Sapuro. Dimana sekarang?” “Saya masih di kantor, Pak Gun. Bisa jadi sampai pagi atau paling tidak sampai pukul satu malam. Menunggu dua orang anggota saya datang.” “Baik, kalau begitu saya ke kantor Pak Sapuro saja sekarang,” kata Gunadi. “Boleh, Pak Gun. Saya tunggu ya.” “Baik, Pak. Saya langsung ke sana.” Gunadi segera mengambil motor metik berukuran besar miliknya. Ia melaju dengan kencang ke kantor Pak Dunan. Sekitar dua puluh menit, Gunadi sampai di kantor Pak Dunan. Ia melihat Sapuro telah berdiri dekat gerbang kantor Pak Dunan setelah membuka pintu gerbang. Biasanya pukul Sembilan malam gerbang kantor itu telah ditutup. Kalau gerbang ditutup dari balik batang-batang besi pa

  • Siasat Cinta Big Bos    Pengawasan Rahasia (Bag.1)

    Lena masuk ke ruangan Jayadi setelah mengetuk pintu. Jayadi sedang sibuk menerima telepon dari seorang kolega bisnis. Lena duduk menunggu sambil melihat pesan masuk di handphone. Jayadi berdiri dari tempat duduknya sambil terus menerima telepon. Sekitar sepuluh menit Jayadi menerima telepon.“Mereka menawarkan kita joint dengan memakai investor luar,” kata Jayadi pada Lena setelah ia duduk kembali.“Terus bagaimana rencananya, Pak?”“Kita pelajari dulu. Kalau ada untung yang lumayan bisa kita kerjasamakan. Kerjasama tiga pihak,” kata Jayadi sambil mengalihkan pandangannya pada Lena.“Kalau jadi itu sebuah proyek yang sangat fantastis, Pak.” Lena tersenyum.“Iya, tapi bagi kita pebisnis tak ada gunanya proyek besar tanpa keuntungan yang jelas,” kata Jayadi.“Benar juga, Pak,” tanggap Lena tersenyum pada bosnya itu.Sejenak Jayadi menghela nafas. “Bikinkan saya kopi!” kata Jayadi sambil mengusap rambutnya.“Wika bawa draf proposal kemaren ke ruangan Big Bos. Bawa saja pakai laptop mu! S

  • Siasat Cinta Big Bos    Diterima di Kantor Pak Dunan

    Seorang staf HRD di kantor Pak Dunan bernama Meli menghubungi Natasya.“Hallo Mbak, bisa datang ke kantor besok?”“Baik, Mbak. Besok pagi saya datang,” jawab Natasya ketika menerima telepon siang itu.***Pukul sepuluh pagi Natasya sudah datang di kantor Pak Dunan. Ia datang sendirian naik motor ojek online.“Pagi Pak,” sapa Natasya pada Sapuro.Sapuro tersenyum pada Natasya. “Pagi, Mbak. Mbak yang datang dua hari yang lalu ya?”“Iya, Pak. Kemaren saya ditelepon sama Mbak Meli dari bagian HRD. Katanya disuruh datang hari ini ke sini, Pak.”“Oh, Iya. Mari langsung ke bagian HRD saja, saya antarkan,” kata Satpam itu sambil melangkah menaiki tangga. Natasya mengikutinya dari belakang.Saat sampai di ruangan HRD di lantai dua, Sapuro mengetuk pintu ruangan itu. Seorang gadis membukakan pintu.“Mbak, Meli, ini orangnya sudah datang.” Selesai mengantar Natasya ke ruangan HRD, Sapuro kembali turun ke lantai satu.“Mbak Natasya ya?” tanya Meli pada Natasya. Dalam hati Meli merasa heran, kok g

  • Siasat Cinta Big Bos    Calon Cleaning Service Cantik

    Natasya dan Wika sampai di kantor Pak Dunan. Mereka melapor di pos satpam. Satpamnya seorang lelaki bermata agak sipit dengan usia sekitar empat puluhan. Tubuhnya terlihat sedikit kurus namun tulang-tulangnya terlihat kuat dan kokoh. Satpam itu memiliki tinggi lebih dari seratus puluh lima centi meter. Rambutnya lurus dan kelihatannya biasa menggunakan minyak rambut. Di plank nama bajunya tertulis Sapuro.“Pagi, Mbak,” sapa Sapuro para Natasya dan Wika.“Pagi, Pak,” Wika menjawab sapaannya.“Ada keperluan apa, Mbak? Tolong diisi dulu buku tamunya,” lanjut Sapuro dengan tersenyum. Saat senyum terlihat giginya agak jarang-jarang.“Baik, Pak.” Natasya dan Wika mengisi buku tamu kantor itu.“Saya mau mengantarkan lamaran pekerjaan Pak. Untuk jadi cleaning service,” kata Natasya.Sejenak Sapuro terdiam. Dia agak heran, tumben ada seorang gadis cantik melamar jadi cleaning service. Dalam hati Sapuro, gadis ini malah ada wajah blasterannya. Sepertinya salah satu orang tua gadis ini berasal d

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status