공유

Bab 5 Ijin Kerja

작가: Alita novel
last update 최신 업데이트: 2023-05-25 17:38:36

"Ya sebagai sesamai pria kamu juga pasti paham Yo kalau anak laki-laki itu selamanya akan jadi milik Ibunya. Sudah jadi kewajiban Ragil untuk memberikan nafkah padaku dan memberikan sedikit uang jajan untuk semua keponakannya. Memang dasar Mawar saja yang cacingan. Di kasih makan sebanyak apapun tetap saja kurus. Jadi, jangan salahkan Ragil lagi. Dia sudah melakukan kewajibannya sebagai Bapak untuk Mawar." Jawab Ibu mertua tidak mau kalah.

'Astaghfirullah.' Aku hanya bisa berucap dalam hati.

Sejak dulu memang Ibu Mas Ragil selalu mengutamakan cucu laki-laki daripada cucu perempuannya. Begitu juga dengan urusan anak. Karena itulah Mbak Yuni dan Mbak Sindi selalu mencari perhatian pada Ibu dengan ikut-ikutan membenciku.

"Mawar jadi cacingan juga karena gizinya kurang. Kalau soal pernyataan anak laki-laki itu selamanya akan jadi milik Ibunya itu sudah salah kaprah. Menurut kyai saya, pria yang sudah menikah tetap harus berbakti pada orang tua terutama Ibunya. Tapi, kalau sudah tentang nafkah harus bisa memenuhi kebutuhan lahir dan batin istri dan anaknya lebih dulu baru memberikan kepada Ibu. Jangan terbalik. Dzalim itu namanya." Jawab Satrio dengan tenang.

"Selain itu, maaf saja saya tidak akan sama seperti Mas Ragil. Gaji saya yang besar saat ini sudah saya gunakan untuk membuatkan usaha bagi Ibu kami. Tidak lupa dengan memenuhi kebutuhan hidup Ibu setiap bulan dan memberikan hadiah yang saya bisa. Sebelum saya menikah saya pastikan akan membahagiakan Ibu. Karena setelah menikah nanti prioritas saya adalah istri. Saya bisa tenang karena sudah membuatkan Ibu usaha."

"Kamu ini umurnya masih muda. Tidak usah menggurui saya. Pakai bawa nama kyai kamu. Jangan-jangan itu cuma karangan kamu saja." Seru Ibu mertua tidak mau kalah.

"Sudahlah kalau Bude nggak percaya. Tapi, kalau masih mau tahu lebih banyak termasuk hadist-hadistnya bisa saya antar ke tempat saya mondok dulu." Satrio mengibaskan tangannya tidak peduli.

Pandangan adikku itu kini beralih pada Mas Ragil. Terlihat jika wajah Mas Ragil yang sedikit ketakutan. Padahal Satrio lebih muda darinya.

"Apa bahan makanan yang Mas Ragil belikan di kulkas sudah semuanya?"

"Iya. Memang kenapa?" Jawab Mas Ragil dengan nada menantang.

"Kalau Mas Ragil nggak bisa memenuhi kebutuhan Mbak Bunga dan Mawar ijinkan kakakku bekerja." Kata Satrio dengan tenang.

Ia mulai menjalankan rencana yang sudah kami susun bersama dengan Ibu. Langkah pertama yang harus aku lakukan agar bisa lepas dari Mas Ragil adalah mendapatkan uangku sendiri. Agar saat kami resmi berpisah nanti, aku bisa tenang memikirkan biaya hidupku dengan Mawar.

"Enak saja kamu bilang. Bekerja? Siapa yang akan mengurus rumah nanti kalau Bunga bekerja? Mau menyewa pembantu juga tidak akan sanggup."

"Wanita itu bukan babu Bu." Bantah Satrio. Aku menepuk paha Satrio pelan agar ia bisa mengontrol emosinya.

"Memang bukan babu. Tapi, itulah pekerjaan Ibu rumah tangga. Kedua kakak perempuannya Satrio juga melakukan hal yang sama kok."

"Kasihan sekali anak-anak Bude ya. Ck... ckk... ckkk." Satrio menggelengkan kepalanyan dengan dramatis. Aku berusaha menahan tawa melihat wajah Ibu dan Mas Ragil yang sudah menahan amarah.

"Kamu mau kerja apa Nga? Kamu itu cuma lulusan SMA. Tidak seperti Satrio yang lulus kuliah." Mas Ragil segera mengambil alih percakapan sebelum Ibunya mengamuk.

"Gampang kok mas. Mau buat konten Tik tik dan i*. Kalau sudah dapat jumlah follower yang di tentukan bisa dapat uang."

"Halah. Kamu kan nggak pintar buat konten." Sindir Ibu mertua dengan bibir yang maju lima senti meter.

"Memang Bu. Tapi, nanti inspirasiku dari kisah teman-teman sekolah kok. Aku sudah minta ijin sama mereka untuk membagikan kisah yang mereka tulis di grup alumni kami. Kalau tembus target nanti aku akan kirim bagi hasil juga." Bohongku dengan lancar.

"Ya sudah. Asalkan kamu tidak keluar dari rumah dan tetap bisa mengurus pekerjaan dengan baik." Jawab Mas Ragil memberi keputusan.

"Terima kasih mas."

Mas Ragil hanya menganggukan kepalanya sebagai jawaban. Entah kenapa suamiku itu sangat takut dengan Satrio. Aku menelengkan kepala pada Satrio. Dari gerak bibirnya Satrio hanya mengatakan nanti.

"Tapi, kamu tetap harus memberi nafkah seperti biasa mas. Membelikan bahan makanan, membeli kebutuhan rumah, membayar listrik dan lain-lain. Itu semua harus pakai uangmu. Sedangkan penghasilan Mbak Bunga akan di gunakan untuk membeli vitamin dan makanan pendukung agar bobot tubuh Mawar naik." Kening Mas Ragil sudah berkerut dalam. Tanda jika dia tidak setuju dengan perkataan Satrio.

"Ya nggak bisa begitu Yo. Apa salahnya kalau Ibunya Mawar membantuku utnuk mengurus keperluan rumah?" Satrio tetap menggelengkan kepalanya.

"Uang suami itu uang istri. Tapi, uang istri itu uang istri. Jika aku sampai tahu Mas Ragil menggunakan uang Mbak Bunga, kamu akan tahu akibatnya." Mata Mas Ragil mendelik tidak terima.

"Jangan sombong kamu Yo. Mentang-mentang sudah mendapat pekerjaan bagus di kota. Memang apa yang akan kamu lakukan hah?"

"Tentu saja bisa Bude. Pasalnya menelantarkan anak dan istri hingga Mawar menjadi kekurangan. Buktinya bisa di dapatkan dengan pemeriksaan kesehatan Mawar. Dokter pasti bisa memberikan alasan kenapa Mawar bisa mengalami stunting." Ancaman Satrio nyatanya mampu membuat nyali Mas Ragil dan Ibu mertua menjadi ciut.

"Oke. Aku tidak akan memegang uang Bunga. Puas kamu?" Hardik Mas Ragil lalu bangkit dari kursinya.

"Sangat puas." Satrio tertawa pelan lalu ikut berdiri.

"Aku capek mbak. Mau masuk ke kamar dulu ya." Aku menganggukan kepala.

"Iya. Jangan sampai ketiduran biar nggak lupa sholat."

"Eh, ngapain Satrio tidur disini? Kenapa nggak langsung pulang saja?" Aku hampir melupakan keberadaan Ibu mertua yang masih ada disini.

"Adikku akan menginap disini sampai dapat rumah kontrakan. Dia dapat tender dari desa untuk mengelola program yang sedang di usung Pak Lurah."

"Kenapa nggak pulang pergi ke rumah Ibu kalian saja? Perjalanannya juga cuma satu jam saja." Terlihat sekali jika Ibu mertua tidak setuju Satrio menginap disini. Adikku itu hanya bisa mengedikan bahunya lalu berjalan masuk ke ruang tamu.

"Biaya bensin dan kontrakan itu sama saja Bu. Kata Satrio biar bisa hemat tenaga. Ya sudah aku masuk dulu. Mau cuci piring." Aku pergi begitu saja meninggalkan Ibu mertua yang masih terduduk di balik meja makan.

Segera aku bereskan sisa makanan mahal yang masih ada di atas meja agar tidak di ambil oleh Ibu mertua lalu membawanya masuk ke dalam kamar Satrio. "Kenapa kamu bawa pergi Nga? Pelit banget sih sama mertua sendiri."

"Semua makanan ini yang beli Satrio Bu. Hanya untuk aku dan Mawar. Memang kenapa?" Aku menirukan perkataan Ibu mertua yang ia ucapkan setiap meminta makanan untuk Mawar dari cucu laki-lakinya.

"Nggak ada apa-apa. Dah sana bawa masuk saja. Aku juga bisa beli sendiri kok."

"Dari uangnya Mas Ragil." Sindirku pelan lalu kembali berjalan menuju kamar tamu.

"Beraninya kamu." Ibu mertua sudah menjambak rambutku sampai makanan yang aku bawa tercecer di lantai.

Bruk... prang.,.

Suara barang jatuh dan piring pecah memenuhi ruangan ini. Satrio dan Mas Ragil langsung keluar dari kamar mereka. Ibu mertua yang masih menjambak rambutku membuat aku tidak bisa banyak bergerak.

"Mbak Bunga tunggu disni. Biar aku panggil warga."

"Eh jangan. Buat apa?" Mas Ragil mendelik tidak suka.

"Lepaskan bunga sekarang Bu." Hardik Mas Ragil keras.

"Kenapa kamu sekarang berani membentak Ibu." Teriak Ibu mertuaku yang sudah melepaskan jambakannya di rambutku.

이 책을 계속 무료로 읽어보세요.
QR 코드를 스캔하여 앱을 다운로드하세요
댓글 (1)
goodnovel comment avatar
Rania Humaira
ada makhluk setolol bunga ya. makhluk rekaan penulis tolol g punya akal sehat.
댓글 모두 보기

최신 챕터

  • Sikap Suami Yang Berbeda Padaku   Bab 99 End

    Lima tahun kemudian waktu sudah berlalu begitu cepat. Budi tidak pernah lagi bertemu dengan Tina. Karena desakan Pak Harto Budi sudah menceraikan Tina satu tahun setelah kepergian mantan istrinya itu. Budi juga sudah menikah dua kali. Sayangnya selalu gagal karena istri kedua dan ketiga Budi sama-sama tidak tahan dengan sifat Budi yang tempramen. Di tambah dengan sikap Arga dan Pak Harto yang sangat mengesalkan.Tina mengajak Arum dan Sofia pindah keluar pulau setelah Arum bebas dari penjara. Karena Sinta kukuh ingin menghukum Arum dan Andi, maka Arum di jatuhi hukuman selama dua tahun. Di luar pulau itulah Tina memulai usaha warung tegal bersama dengan Arum dan Sofia. Membuat hubungan Tina dengan Arum dan Sofia menjadi semakin dekat. Begitu juga dengan hubungan Arum dan Sofia yang sudah sangat erat.Ragil dan Bu Jumi sudah bebas dari penjara. Tabungan emas yang sempat di buat Ragil di tambah dengan menjual mobil cukup untuk melunasi kredit rumahnya. Kini hanya ada motor second yang m

  • Sikap Suami Yang Berbeda Padaku   Bab 98 Reuni

    Tubuh Tina terasa lemas saat polisi yang bertugas mengatakan jika Arum memang di tangkap karena menjadi wanita penghibur. Kasusnya adalah perselingkuhan dan perzinahan. Tidak hanya Arum yang di tangkap. Tapi, juga beberapa wanita lain yang berprofesi sebagai penghibur. Siska yang merupakan bos Arum berhasil melarikan diri agar tidak di mintai uang oleh Sinta, istri Andi yang memergoki Arum dengan suaminya.Karena Tina sudah mengirim pesan pada pengirim kontrakan akan mengubah jam pertemuan menjadi nanti malam, dia bisa pergi ke rumah tahanan tempat Arum kini di tahan. Tina tahu jika anak bungsunya memang bersalah. Tapi, sebagai seorang Ibu wanita itu tidak mau Arum masuk penjara seperti yang di alami oleh Ragil dan Bu Jumi.Untung saja sopir taksi mau menemaninya terus dan masih menunggu saat Tina masuk ke dalam rumah tahanan. Wanita itu mengisi daftar pengunjung lalu masuk ke dalam ruang tunggu. Disanalah ia akhirnya bisa bertemu dengan Arum setelah sekian bulan Ibu dan anak itu tida

  • Sikap Suami Yang Berbeda Padaku   Bab 97 Bantuan Satrio

    Dua hari kemudian Bunga benar-benar menghubungi Tina lagi. Tapi, bukan untuk memberi tahu tentang lokasi Arum. Melainkan Bunga mengirim nomor kontak Satrio karena akan lebih baik jika Tina berhubungan secara langsung dengan adik laki-laki Bunga itu. Karena ada kemungkinan Arum berpindah lokasi.Hari demi hari sudah berlalu. Tina tetap bersikap seperti biasa. Tidak ada barang yang ia masukan ke dalam koper. Karena Tina berniat untuk meninggalkan semua barangnya di rumah ini. Sama seperti yang di lakukan Bunga dulu agar bisa kabur dengan lebih mudah. Tina juga sudah memesan tiket pesawat secara online untuk keberangkatan siang hari. Karena hanya di waktu itulah Budi tidak ada di rumah.Jika ia pergi sampai sore atau malam hari, Arga dan Pak Harto juga tidak akan peduli dengannya. Mungkin saat Budi pulang ke rumah mereka baru akan mencarinya. Karena itulah kesempatan Tina sangat terbuka lebar untuk pergi. Dia hanya perlu mengambil buku tabungan yang di sembunyikan Budi di dalam toko swal

  • Sikap Suami Yang Berbeda Padaku   Bab 97 Maaf dari Tina

    Pagi ini Tina melaksanakan niatnya untuk pergi ke rumah Bu Rati menemui Bunga. Ia pergi setelah tidak ada orang lagi di rumah. Sehingga Tina tidak perlu menjelaskan alasannya pergi menemui Bunga setelah sekian lama mereka tidak pernah berhubungan lagi. Ia juga takut jika Budi akan melarangnya pergi menemui Bunga. Mengintat pertemuan terakhir mereka yang berakhit dengan pertengkaran dengan keluarga Bunga.Motor yang di kendarai Tina sudah berhenti di halaman rumah yang kini sudah tidak seluas dulu. Karena ada warung di sisi kanan halaman dan ruko untuk bimbingan belajar di sebelah kiri. Tampak beberapa orang yang tengah membeli jajanan pasar pada Asih. Tidak terlalu ramai, tapi beberapa orang terus berdatangan. Terlihat jajanan pasar dan gorengan yang di jajakan tinggal sedikit. Anak-anak juga bermain di teras ruko atau di halaman rumah tempat beberapa permainan berada.Tina turun dari motor lalu melepaskan helm yang di pakai. Ia masih memakai masker untuk menutup wajah saat melangkah

  • Sikap Suami Yang Berbeda Padaku   Bab 96 Tina dan Arum

    Hp yang ada di tangan Tina terjatuh saat ia melihat semua pesan yang di kirim pada Arum sudah berubah menjadi centang biru. Kelopak matanya mengerjap tidak percaya dengan apa yang sudah ia lihat. Buru-buru Tina meraih hpnya lagi. Memang benar nomor telpon Arum sudah aktif pagi ini. Hanya saja dari banyaknya pesan yang sudah ia kirim pada sang putri, tidak ada satu pun yang di balas. Tina kembali mengirim pesan untuk anak bungsunya itu. Sayangnya nomor telpon Arum sudah mati lagi. Membuat hatinya kembali merasa sedih. Sedetik kemudian Tina sudah menggelengkan kepalanya.“Tidak masalah. Dengan aktifnya hp Arum, aku bisa meminta bantuan untuk melacak lokasi terakhirnya.” Tina lalu memasukan hp dan dompet ke dalam tas. Ada tempat yang ia ingin kunjungi hari ini.Siang ini ia hanya sendirian saja di rumah. Budi sedang pergi bekerja. Sedangkan Pak Harto pergi bersama Arga entah kemana. Menghabiskan waktu berduaan dengan Kakungnya lalu pulang dengan membawa banyak barang. Padahal Arga bukan

  • Sikap Suami Yang Berbeda Padaku   Bab 95 Penangkapan

    "Ap, apa yang sedang kamu lakukan disini? Kenapa satpam mengijinkan orang lain masuk tanpa seijin dariku dulu. Aku akan complain pada manajemen gedung ini." Arum hendak segera menutup pintu kamarnya. Tapi, sudah di tahan oleh satpam sehingga Sinta bisa masuk dengan lebih leluasa. Meninggalkan Arum yang masih berdiri di belakang pintu apartemen itu."Jawabannya gampang. Karena hotel ini milik pamanku. Apa Mas Andi tidak pernah memberi tahu tentang harta kekayaan keluargaku? Apa dia hanya menyombongkan tentang gajinya yang di gunakan untuk membayiai kebutuhanku sebagai istri sahnya?" Tanya Sinta dengan nada sombong yang bisa mengatakan dengan tepat apa yang selalu di ucapkan oleh Andi padanya selama ini.Badan langsingnya melenggang santaidengan suara sepatu hak tinggi yang terdenagr keras. Sinta lalu duduk di sofa. Sama sekali tidak terlihat jika Sinta baru melahirkan satu minggu yang lalu. Karena badannya terlihat sangat ramping. Membuat Arum merasa sedikit iri dengan bentuk tubuh pro

  • Sikap Suami Yang Berbeda Padaku   Bab 94 Pesan

    Perasaaan Arum menjadi semakin tidak tenang karena Andi sudah tidak bisa di hubungi lagi. Pria itu telah mengganti nomor telponnya. Entah sejak kapan karena Arum baru sempat menghubungi Andi pagi ini. Bukannya Arum merasa takut jika Andi akan meninggalkannya. Toh mereka tidak ada hubungan spesial apapun selain sebagai teman tidur. Arum hanya takut jika Sinta akan melaporkan hal ini ke polisi dengan pasal perzinahan. Dia sama sekali tidak mau di penjara.Karena merasa kalut, Arum mengambil hp lama yang ia simpan di dalam kotak dan di letakan di bagian paling bawah lemari. Hp itu berbunyi sebentar lalu akhirnya bisa hidup kembali. Jika Sinta memang akan membawa masalah ini ke jalur hukum, maka Arum harus minta bantuan pada mantan pacarnya yang kuliah di jurusan hukum. Kabar terakhir yang Arum tahu, mantan pacarny sudah menjadi pengacara di kota mereka.“Mudah-mudahan dia masih bucin sama aku. Jadi, mau nolong untuk kabur dari sini untuk sementara waktu.”Namun, bukannya langsung mencari

  • Sikap Suami Yang Berbeda Padaku   Bab 93 Ketahuan

    Ada pepatah yang mengatakan sepandai-pandainya tupai melompat pasti akan jatuh juga. Artinya semua hal buruk yang di tutupi pasti akan ketahuan juga. Serapat apapun kita mencoba untuk menutupinya. Mungkin hal itu juga yang di lupakan oleh Arum. Padahal hubungan terlarangnya dengan Ragil yang dulu ia kira bisa tertutup dengan rapi akhirnya ketahuan juga. Karena itulah kini Arum jadi lebih berhati-hati saat melakoni pekerjaan ini. Hanya saja ia lupa jika pekerjaan yang Arum lakoni pasti akan ketahuan oleh salah satu istri pelangganya. Seperti yang terjadi malam ini.Istri Andi yang bernama Sinta sudah mengendus sikap aneh suaminya sejak Sinta hamil. Hal itu bermula dari salah satu postingan temannya yang makan malam bersama suami di salah satu restoran terkenal. Suami temannya adalah rekan kerja Andi di kantor. Sinta terkejut karena Andi baru saja mengirim pesan jika ia dan semua rekan kerjanya di suruh lembur sampai tengah malam.Karena itulah Sinta mengirim pesan pada temannya tentan

  • Sikap Suami Yang Berbeda Padaku   Bab 92 Arum

    Sinar matahari menyengat terik di Jakarta. Arum terbangun di kamar apartemennya yang mewah. Tangannya mengucek mata hingga terbuka. Terlihat jarum jam sudah menunjukkan pukul tiga sore. Rambut Arum sangat berantakan karena ia baru tidur jam tujuh pagi dan bangun jam tiga sore. Ia lalu turun dari tempat tidur dan berjalan menuju kamar mandi yang ada di dalam kamarnya.“Jam berapa aku harus pergi malam ini?” Arum segera mengambil hpnya setelah selesai mandi.Bibirnya mencebik kesal saat membaca pesan masuk. Klien yang sudah membookingnya malam ini membatalkan janjial karena istrinya baru saja melahirkan. Arum melempar hpnya ke atas tempat tidur lalu duduk di kursi yang menghadap meja rias. Ia menyisir rambut lalu memakai make up natural karena Arum tidak berencana keluar malam ini.Drrtt… drrtt… drrttt….Panggilan telpon masuk membuatnya harus bangkit lagi. Rupanya teman sekaligus bosnya, Siska yang menelpon. “Halo Sis. Ada apa?”“Kita keluar yuk malam ini. Klien loh sudah ngirim pesan

좋은 소설을 무료로 찾아 읽어보세요
GoodNovel 앱에서 수많은 인기 소설을 무료로 즐기세요! 마음에 드는 책을 다운로드하고, 언제 어디서나 편하게 읽을 수 있습니다
앱에서 책을 무료로 읽어보세요
앱에서 읽으려면 QR 코드를 스캔하세요.
DMCA.com Protection Status