Share

Bab 115

Penulis: Aira Tsuraya
last update Terakhir Diperbarui: 2025-06-20 11:00:02

“Apa maksudmu? Kedatanganku ke sini hanya untuk bekerja sama, tidak ada maksud lain.”

Deasy langsung menepis tangan Lisa dan berjalan menuju mobilnya. Lisa hanya diam melihatnya dari jauh. Kemudian saat Deasy hendak masuk mobil, Lisa berseru keras.

“Namun, aku lihat matamu selalu berbinar saat aku membahas kakakku. Apa itu bukan artinya jika kamu menyukainya?”

Deasy menghentikan langkah, membuka pintu mobil kemudian menoleh ke Lisa.

“Kalau aku suka dia pun. Itu sama sekali tidak ada hubungannya denganmu. Aku bisa mendapatkan apa yang aku mau tanpa bantuanmu.”

Lisa berdecak sambil berjalan mendekat.

“Oh ya, lalu kenapa Kak Kenan tidak memilihmu? Dia malah lebih memilih mempertahankan pernikahannya saat itu? Apa kamu lupa?”

Deasy terdiam, kemudian menatap Lisa dengan geram. Lisa memang mendengar percakapan Nyonya Eliana di pagi itu. Saat dia datang ke rumah Kenan.

“Lagi-lagi k

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Silakan Ambil Suamiku, Nona Pelakor   Bab 120

    “Deasy, kamu yakin obat yang kamu beri padaku kemarin benar?” tanya Lisa.Ia langsung menelepon Deasy begitu acara berakhir. Lisa sengaja memilih ke toilet dan menelepon Deasy di sana.“Iya. Memangnya kenapa?”Lisa berdecak sambil mengacak rambutnya.“Aku sudah memasukkan obat pencahar itu ke minuman sample, tapi kenapa tidak bereaksi ke para tamu. Mereka baik-baik saja.”Deasy menghela napas panjang sambil menggelengkan kepala.“Kamu yakin tidak salah memasukkan, Lisa?”Lisa menggeleng dengan spontan. “Enggak. Aku sendiri yang melakukannya. Mana mungkin salah.”Deasy terdiam sambil mengetukkan jemari di dagunya. Apa mungkin ada kandungan dalam minuman itu yang bisa menghilangkan reaksi obat pencahar? Apa mungkin Lea sepintar itu?“Deasy, aku rasa kita akan coba dengan cara lain. Aku kesal semua memuji Mbak Lea tadi.”Deasy mencibir mendengar

  • Silakan Ambil Suamiku, Nona Pelakor   Bab 119

    Senin pagi, sudah terlihat kesibukan di kantor Ghalib. Hari ini hari peluncuran produk baru hasil formula Lea. Ghalib sengaja mengundang beberapa pemegang saham termasuk juga rekanan bisnisnya dan wakil dari BPOM.Meski baru uji coba, tapi tetap saja Ghalib ingin memberi yang terbaik. Begitu juga Lea, dia tidak mau membuat Ghalib kecewa. Kali ini semua tengah berkumpul di ruang pertemuan. Tidak banyak orang yang diundang sehingga ruangan tersebut tidak begitu sesak.“Terima kasih atas kehadirannya semua. Hari ini, saya akan meluncurkan produk baru. Semoga saja setelah lolos tes uji coba konsumen, awal bulan bisa segera launching.”Ghalib membuka kalimat pertemuan mereka. Semua tampak antusias dan menganggukkan kepala. Sementara ada beberapa karyawan yang sudah berkeliling mengedarkan sample produk baru mereka.Tanpa menunggu aba-aba, semua yang hadir langsung mencoba minuman kesehatan tersebut. Rasa segar langsung menjalar memenuhi tenggorokan. Minuman itu tidak terlalu manis, juga ja

  • Silakan Ambil Suamiku, Nona Pelakor   Bab 118

    Lea terkejut mendengar kalimat yang baru keluar dari bibir Ghalib. Belum sempat ia menjawab, Ghalib kembali bersuara.“Apa bisa hubungan kita lebih dari sekedar teman, Lea?”Mata Lea mengerjap menatap pria tampan yang sedang confess di depannya. Ia tidak menduga akan mendapat pernyataan seperti ini. Karena melihat belum ada jawaban dari Lea, Ghalib kembali melanjutkan kalimatnya.“Aku tahu kamu masih sulit untuk menerimaku. Aku juga tahu, kamu masih terluka usai bercerai. Namun, aku janji. Aku janji tidak akan mengecewakanmu, Lea. Aku mencintaimu.”Kembali kalimat Ghalib menyentuh hati Lea dengan saksama. Bagai anak panah Arjuna yang melesat dan menembak tepat di sasaran. Hanya saja, Lea tidak tahu harus berkata apa kali ini.“Lea … .”Sentuhan tangan Ghalib di lengan Lea membuat wanita cantik itu terjingkat. Lea mendongak, menatap mata Ghalib yang penuh cinta dengan sendu. Ia tidak tahu harus menja

  • Silakan Ambil Suamiku, Nona Pelakor   Bab 117

    Pria paruh baya berpakaian rapi itu tersenyum, mengedarkan pandangan sambil membungkukkan badan seolah memberi salam dan permintaan maaf.“JONAS!! Apa yang kamu lakukan? Mana Ghalib?”Suara Nyonya Emilia memecah keheningan mereka. Musik kembali terhenti dan semua yang hadir melihat ke arah Pak Jonas.“Maaf, semuanya. Tuan Ghalib berhalangan hadir malam ini.”Semua tamu tampak kecewa, tapi segera teralihkan saat musik kembali mengalun. Wajah Nyonya Emilia merah padam menatap Pak Jonas dengan kesal.“Kemana dia?” tanya Nyonya Emilia.Pak Jonas menunduk dan terlihat kebingungan.“Saya tidak tahu, Nyonya. Saat saya jemput ke apartemennya, Tuan sudah tidak ada.”Nyonya Emilia berdecak sambil mengulum senyum. Entah kenapa dia teringat dengan kejadian yang sama beberapa tahun lalu. Ghalib takut badut. Itu sebabnya dia tidak suka jika menghadiri pesta ulang tahun, termasuk pestanya sendir

  • Silakan Ambil Suamiku, Nona Pelakor   Bab 116

    “TUAN!!!”Pak Jonas tampak terkejut usai mendengar ucapan Ghalib. Tidak biasanya Ghalib menolak permintaan Nyonya Emilia. Namun, kenapa kali ini dia melakukannya?“Aku sudah punya rencana sendiri, Pak. Kalau Nenek bersikeras mengadakan pesta, aku tidak akan hadir.”Pak Jonas bergeming di tempatnya dengan jakun yang bergerak naik turun dan mata yang tertuju ke Ghalib. Ia tahu rencana apa yang akan dilakukan tuan mudanya ini. Apalagi jika menghabiskan waktu bersama Lea. Pak Jonas tahu sejak awal jika tuannya memang tertarik pada Lea.“Baik. Akan saya sampaikan ke Nyonya Emilia, Tuan.”Akhirnya Pak Jonas mengalah. Entah dengan alasan apa dia akan mengatakan hal ini. Yang pasti semua undangan sudah tersebar. Rasanya akan kesulitan jika membatalkan pesta.Sementara itu Deasy tampak sedang melamun di kamar usai berbincang dengan Lisa. Tidak dia sangka pada akhirnya dia menyetujui bersengkokol dengan Lisa. Deasy

  • Silakan Ambil Suamiku, Nona Pelakor   Bab 115

    “Apa maksudmu? Kedatanganku ke sini hanya untuk bekerja sama, tidak ada maksud lain.”Deasy langsung menepis tangan Lisa dan berjalan menuju mobilnya. Lisa hanya diam melihatnya dari jauh. Kemudian saat Deasy hendak masuk mobil, Lisa berseru keras.“Namun, aku lihat matamu selalu berbinar saat aku membahas kakakku. Apa itu bukan artinya jika kamu menyukainya?”Deasy menghentikan langkah, membuka pintu mobil kemudian menoleh ke Lisa.“Kalau aku suka dia pun. Itu sama sekali tidak ada hubungannya denganmu. Aku bisa mendapatkan apa yang aku mau tanpa bantuanmu.”Lisa berdecak sambil berjalan mendekat.“Oh ya, lalu kenapa Kak Kenan tidak memilihmu? Dia malah lebih memilih mempertahankan pernikahannya saat itu? Apa kamu lupa?”Deasy terdiam, kemudian menatap Lisa dengan geram. Lisa memang mendengar percakapan Nyonya Eliana di pagi itu. Saat dia datang ke rumah Kenan.“Lagi-lagi k

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status