Share

Bab 148

Penulis: Aira Tsuraya
last update Terakhir Diperbarui: 2025-07-05 12:00:53

Tuan Fandi membisu dan hanya diam melirik Ghalib. Lagi-lagi putranya melakukan hal yang di luar dugaannya.

Ternyata pria paruh baya itu kembali merasa kalah dengan putranya. Prinsip Ghalib begitu tegas dan jelas. Rasanya tidak sia-sia jika Lea memilihnya.

Tuan Fandi tersenyum, menepuk bahu Ghalib dengan lembut.

“Hati-hati!! Nanti kalau sudah tiba, hubungi Ayah, ya!!”

Tidak ada jawaban dari Ghalib, tapi pria itu sudah menganggukkan kepala. Lea yang baru keluar kamar hanya mengulum senyum melihat interaksi bapak dan anak yang sudah menghangat ini.

Setelahnya Lea berpamitan ke Tuan Fandi. Selang beberapa jam kemudian mereka sudah tiba di kota asal. Sepanjang perjalanan, Ghalib terus diam dan terlihat melamun. Lea yang duduk di sampingnya tampak serba salah.

“Pak, kita antar Lea dulu, ya!!”

Pak Jonas yang menjemput mereka langsung mengangguk sambil melirik ke spion. Sebenarnya Pak Jonas terkejut saat tiba-tiba Ghal

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci
Komen (2)
goodnovel comment avatar
Aira Tsuraya
Terima kasih, Kak
goodnovel comment avatar
solehatun rayhan
Thor tambah hari karya novel mu is the best ......
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terbaru

  • Silakan Ambil Suamiku, Nona Pelakor   Bab 180

    Tuan Fandi tersenyum lebar sambil menganggukkan kepala.“Ayah akan mendukungmu, Ghalib. Ayah akan melakukan apa saja untuk membantumu.”Ghalib terdiam, tapi matanya sudah memberi perhatian ke ayahnya. Kemudian ia tiba-tiba teringat dengan sesuatu. Ghalib menghela napas panjang dan menghembuskannya dengan kasar.“Untuk beberapa hari aku mungkin tidak bisa stay di sini terus. Aku harus mencari Lea.”“Apa Ayah bersedia membantuku dengan menjawab pertanyaan Nenek nantinya?”Tuan Fandi tersenyum sambil menganggukkan kepala. “Iya, tentu saja. Pergilah, biar Nenek, Ayah yang handle.”Ghalib tersenyum, menganggukkan kepala kemudian sudah berpamitan pergi. Tuan Fandi hanya diam menatap kepergian putra semata wayangnya yang telah menghilang di balik kegelapan malam.Ghalib langsung melajukan mobilnya menuju rumah Lea. Ia masih berharap jika Lea sudah tiba di rumah, tapi dia terpaksa kecewa kembali

  • Silakan Ambil Suamiku, Nona Pelakor   Bab 179

    “Tidak mungkin!! Tidak mungkin Lea melakukannya.” Ghalib tampak tercengang dan berulang mengatakan hal itu sambil menggelengkan kepala. Tuan Fandi hanya diam sambil memperhatikan reaksinya. “Pasti Ayah yang mengintimidasinya hingga Lea melakukan itu. Pasti Ayah yang membujuknya, kan?” Tuan Fandi menggeleng dengan mata sayunya menatap Ghalib. “Tidak, Ghalib. Ayah memang pernah melakukan kesalahan sebelumnya, tapi Ayah sama sekali tidak mau mempersulitmu.” “Apalagi Ayah melihat kamu dan Lea saling cinta.” Ghalib terdiam, kakinya terasa lemas seolah tak kuasa menompang berat tubuhnya. Tuan Fandi bergegas mendekat dan memapah Ghalib agar duduk di bangku yang tak jauh dari tempat mereka berdiri. Ghalib terlihat melamun dengan tatapan mata yang kosong. Ia tidak percaya Lea akan menyerah dan meninggalkannya begitu saja. Apa Lea meragukan cintanya? Apa Lea takut jika kejadian yang sama dengan masa lalunya akan kembali menimpanya? “Ayah sudah mengatakan ke Lea agar membicarakan keputusa

  • Silakan Ambil Suamiku, Nona Pelakor   Bab 178

    “Heh!!”Mata Ghalib melebar dan menatap lekat-lekat Deasy yang duduk di samping brankar Nyonya Emilia. Wajah Deasy terlihat bersemu merah dan seperti tersipu malu saat mendengar pertanyaan Ghalib tadi.Sementara Nyonya Emilia sedang tersenyum lebar melihat reaksi mereka berdua. Wanita itu terlihat sangat bahagia kali ini.“Eng … enggak, Nek. Aku … aku salah ngomong tadi.”Ghalib mencoba meralat ucapannya. Nyonya Emilia malah tersenyum melihat ulah Ghalib. Deasy yang duduk di sampingnya kini tampak menunduk, menghindar dari tatapan Ghalib.Deasy memang sengaja datang menjenguk Nyonya Emilia setelah wanita itu menghubunginya tadi siang. Sebenarnya kedua orang tua Deasy melarangnya untuk datang, tapi wanita berwajah manis itu mengabaikannya.“Gak papa, Ghalib. Toh, nantinya kalian juga akan menikah. Iya kan, Deasy?”Suara Nyonya Emilia yang ceria dan penuh suka terdengar ringan di telinga

  • Silakan Ambil Suamiku, Nona Pelakor   Bab 177

    “Kondisi Nyonya Emilia sudah stabil. Semoga selanjutnya akan seperti ini terus,” ujar dokter yang menangani Nyonya Emilia.Usai nenek Ghalib itu siuman, Tuan Fandi langsung memanggil dokter untuk memeriksa kondisinya.“Syukurlah. Terima kasih, Dok.” Tuan Fandi dan Ghalib berkata secara berbarengan.Pria paruh baya yang mengenakan baju serba putih itu hanya tersenyum sambil menganggukkan kepala. Usai memberi resep yang harus ditebus, ia berlalu pergi meninggalkan Ghalib beserta ayah dan neneknya.“Mama mau makan apa? Biar aku belikan.” Tuan Fandi kembali bersuara sambil mengalihkan topik pembicaraan.“Gak usah, Fandi. Melihat kalian berdua di sini saja, Mama sudah kenyang.”Tuan Fandi hanya tersenyum begitu juga Ghalib.Kemudian tiba-tiba Ghalib menoleh ke arah pintu dan wajahnya menunjukkan kegelisahan. Ia teringat dengan keberadaan Lea. Pasti Lea sudah semalaman menunggunya di luar. Gha

  • Silakan Ambil Suamiku, Nona Pelakor   Bab 176

    “LEA!! Apa yang kamu katakan?” sergah Tuan Fandi.Pria paruh baya itu terkejut saat mendengar permintaan Lea. Sedangkan Lea hanya diam dan terlihat tenang sama seperti tadi.“Saya sudah menduga akan seperti ini, Om. Harusnya saya yang tahu diri dan mundur sebelum semuanya berkelanjutan, tapi saya malah menerima semua perasaan Ghalib.”“Saya yang salah.”Tuan Fandi tertegun dengan mata yang melihat Lea dengan saksama. Sementara Lea tampak semakin menunduk.“Harusnya saya tahu diri siapa saya, status saya. Maafkan saya, Om.”Lea tidak berani menatap Tuan Fandi. Air matanya sudah meluber dan dia tidak mampu menahannya lagi.Tuan Fandi membisu, jakunnya naik turun menelan saliva sambil mengamati wanita cantik di depannya.“Apa Ghalib tahu tentang keputusanmu ini?”Lea tidak menjawab, tapi sudah menggelengkan kepala. Sesekali ia menyeka air mata di sudut matanya.

  • Silakan Ambil Suamiku, Nona Pelakor   Bab 175

    “Aku menelepon Pak Jonas tadi dan tahu dari ceritanya,” imbuh Lea.Ghalib hanya diam dengan mata pekatnya yang menatap Lea. Lea tersenyum mengelus lengan Ghalib dengan lembut seolah sedang menenangkan amarah yang terpendam di sana.“Kamu masih marah pada nenekmu dan berniat mengabaikannya, kan?”Tidak ada jawaban dari Ghalib. Bibirnya terkatup dengan mata yang fokus menatap Lea.“Lalu bagaimana kalau pada akhirnya kamu menyesali ulahmu ini? Pastinya kamu berharap mengubah waktu dan tentu saja, aku yang paling merasa bersalah.”Lea menarik napas panjang dan menghembuskannya dengan pelan.“Aku tidak mau menjadi orang yang semakin dibenci keluargamu, Ghalib.”Ghalib mendengkus, hidungnya kembang kempis mengolah udara. Sementara mata pekatnya kini melirik tajam Lea.“Lalu bagaimana jika itu hanya akal-akalan Nenek. Ia sudah pernah melakukan hal seperti ini sebelumnya.”

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status