Share

Silakan Ambil Suamiku, Nona Pelakor
Silakan Ambil Suamiku, Nona Pelakor
Author: Aira Tsuraya

Bab 1

Author: Aira Tsuraya
last update Last Updated: 2025-04-24 09:00:33

“Siapa dia?”

Mata Leandra Nafisah membola saat melihat wanita tak dikenal yang tiba-tiba datang bersama sang Suami ke rumah. Hampir dua bulan suaminya pergi keluar kota untuk urusan kerja. Tentu saja Lea terkejut saat melihatnya datang bersama seorang wanita. Apalagi penampilan wanita itu terlihat seksi dan berani mengenakan baju yang sedikit terbuka.

“Sayang … Lea … dengerin Mas dulu. Aku akan menjelaskan semuanya.”

Kenan Husein, pria yang sudah empat tahun ini dinikahinya tampak menatap Lea penuh harap. Pria berwajah menarik itu terlihat sedang memohon agar Lea bersabar.

Lea menarik napas panjang, menatap tajam ke arah Kenan, kemudian menganggukkan kepala. Ia sudah lama menunggu kedatangan suaminya dan sangat shock saat melihatnya tiba-tiba datang bersama seorang wanita.

Namun, Lea juga harus mendengar penjelasan Kenan. Ia sangat mengenal suaminya dan tahu jika suaminya tidak akan berbuat aneh-aneh di luar sana.

Kenan menarik tangan Lea dan mengajaknya duduk di sofa. Wanita tak dikenal itu juga duduk di sana sambil sesekali melirik mereka berdua.

“Dia Lisa. Dia adik sahabatku. Dia sedang hamil dan suaminya seorang tentara yang sedang tugas negara. Untuk sementara dia akan tinggal di sini, Lea.”

Lea tampak terkejut, menatap Lisa sekilas. Wanita itu masih sangat muda, Lea menafsir usianya mungkin kisaran awal 20-an. Tidak diduga ternyata dia sudah menikah.

“Lalu ke mana keluarganya? Apa tidak ada yang bersedia menampungnya?”

Kenan menarik napas panjang sambil mengelus lembut tangan Lea.

“Sayang … Lisa itu yatim piatu. Kakaknya sedang sakit. Untuk biaya berobat saja dia kesulitan, bagaimana hendak menampung adiknya juga. Jadi apa salahnya kita menampung dia di sini?”

Lea terdiam, menelan saliva sambil kembali melirik Lisa. Lisa tersenyum sekilas sambil menganggukkan kepala. Namun, entah mengapa Lea merasa ada yang disembunyikan wanita muda ini.

“Apa benar seperti itu?” tanya Lea kemudian.

Lisa mengangguk sambil tersenyum. “Iya, Mbak. Maaf, kalau merepotkan. Hanya Kak Kenan yang saya kenal. Jadi tidak ada tempat lain lagi untuk berlindung.”

Lea menghela napas sambil kembali melihat Kenan. Kenan tersenyum, mengelus tangan Lea sambil menatapnya dengan sendu.

“Memangnya berapa usia kandunganmu?” tanya Lea.

“Baru tiga minggu, Mbak.”

Lea menarik napas sambil melirik perut Lisa. Memang perut wanita itu tidak terlihat begitu besar. Namun, segitu saja sudah membuat Lea meradang.

Sudah empat tahun ia menikah dengan Kenan dan hingga kini belum ada tanda-tanda mengenai kehamilannya. Kadang Lea merasa sedih, apalagi jika ia mendengar ucapan mertuanya.

Kenan anak tunggal dan kedua orang tua Kenan selalu menuntut cucu darinya. Kalau sudah begitu, Kenan akan menghibur dan membesarkan hatinya. Kenan sangat perhatian pada Lea dan begitu besar mencintainya. Bahkan dulu Kenan yang jatuh cinta padanya lebih dulu dan berusaha mati-matian untuk mendapatkan Lea.

“Ya sudah … kalau begitu biar aku minta tolong Bibi siapkan kamar. Kamu pasti lelah, kan?”

Lisa mengangguk sambil tersenyum. Lea segera memanggil salah satu asisten rumah tangga dan tak lama sudah mengantar Lisa ke kamarnya. Tinggal Kenan dan Lea di ruang tamu.

Kenan tersenyum sambil menatap dengan penuh hasrat ke istrinya. Lea hanya tersenyum sambil menggelengkan kepala.

“Apa kamu tidak merindukan aku, Sayang?” tanya Kenan.

Lea tersenyum sambil menatap wajah rupawan Kenan. Meski Kenan keluar kota, dia selalu pulang seminggu sekali. Lalu dia juga tak lupa selalu menelepon Lea setiap malam. Hal seperti itu selalu dilakukannya sepanjang dua bulan ini dan Lea yakin tidak ada yang berubah dengan Kenan.

“Apa kamu tidak akan keluar kota lagi?” Bukan jawaban yang dilontarkan Lea malah sebuah pertanyaan.

Kenan tersenyum dan menggelengkan kepala.

“Tentu tidak, Sayang. Aku sudah menyelesaikan urusanku di kantor cabang. Semua sudah beres di sana. Selanjutnya aku bisa pantau dari sini saja.”

Lea tersenyum sambil menganggukkan kepala. Keluarga Kenan merupakan salah satu pemilik perusahaan terbesar di kota ini. Mereka memiliki bisnis di berbagai bidang. Kemarin adalah pembukaan kantor cabang baru dan Kenan perlu merapikannya agar bisa berjalan dengan baik serta bisa dipantau dari kantor pusat.

“Sudah omong-omongnya, kita lanjut di dalam, ya?”

Tanpa menunggu jawaban Lea, Kenan langsung menggendong tubuh Lea membawanya masuk ke dalam kamar. Terang saja Lea tersenyum kesenangan dibuatnya. Sudah lama dia merindukan belaian suaminya dan rasanya malam ini dia akan melalui malam panas dengan Kenan.

Entah berapa kali mereka melakukannya, yang pasti Lea sangat kelelahan dan sudah terlelap. Ia terbangun saat panggilan alam mengganggunya. Lea mengerjapkan mata sambil meraih jubah tidurnya. Ia membungkus asal tubuh polosnya dan berlarian ke kamar mandi.

Cukup lama Lea menghabiskan waktu di kamar mandi. Usai bercinta tadi, Lea langsung terpulas dan lupa belum membersihkan diri. Jadi sekalian saja ia membersihkan diri kali ini. Namun, saat keluar dari kamar mandi dan hendak kembali ke kasur Lea baru sadar jika tidak ada Kenan di sana.

“Mas Kenan ke mana? Dia gak ada di kamar mandi. Terus ke mana?”

Lea merapikan jubah tidurnya, membuka pintu kamar dan berjalan mengendap-endap keluar kamar. Seluruh ruangan di rumah sudah temaram. Salah satu kebiasaannya memang mematikan semua lampu di rumah jika sudah terlelap.

Lea berjalan sambil berpegangan ke dinding seraya memicingkan mata. Ia mengedarkan pandangan untuk mencari suaminya. Kemudian matanya tiba-tiba melihat sekilas bayangan melintas keluar dari kamar tamu, tempat Lisa beristirahat.

“Siapa itu? Apa Lisa yang keluar?” batin Lea.

Ia mempercepat langkahnya hendak mengejar sosok bayangan tadi. Ia takut kalau itu Lisa yang keluar kamar. Bisa jadi Lisa haus dan lupa membawa minum. Sedangkan tadi, ia lupa menunjukkan dapur.

Lea berdecak sambil menghela napas saat melihat kamar Lisa tertutup rapat dan bayangan yang dilihatnya tadi sudah menghilang.

“Kayaknya aku salah lihat, deh.”

Lea menghela napas dan bersiap membalikkan badan kembali ke kamar. Namun, dia langsung dikejutkan oleh sebuah tepukan yang singgah di bahunya. Lea hampir menjerit kalau tidak melihat wajah Kenan tadi.

“Mas!! Kamu ngagetin aku aja!!” semprot Lea.

Kenan hanya tersenyum sambil mengerjapkan matanya.

“Kamu dari mana? Aku mencarimu tadi.”

“Aku dari dapur, bikin mie instan. Kamu juga aku bikini, sudah aku bawa ke kamar.”

Lea tersenyum sambil menganggukkan kepala. Ia hampir lupa dengan kebiasaan Kenan yang suka makan mie instan usai pergulatan panas mereka.

Tak lama, mereka sudah kembali ke kamar menghadap mie instan yang asapnya masih mengepul.

“Hmm … enak banget. Udah lama gak makan mie instan bikinanmu, Mas.”

Lea tersenyum kesenangan sambil terus menikmati mie instannya. Kenan yang duduk di sampingnya ikut senang sambil sesekali menganggukkan kepala. Kemudian tiba-tiba perhatian Lea teralihkan ke leher Kenan. Ada lingkaran merah tertera jelas di leher putih mulusnya.

Lea terdiam sejenak, menghentikan makannya dan langsung mengulurkan tangan menyentuh leher suaminya.

“Lehermu kenapa, Mas?”

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Silakan Ambil Suamiku, Nona Pelakor   Bab 14

    Lea bergeming di posisinya bahkan tangannya hanya menggantung kaku tanpa membalas pelukan Kenan. Telinganya masih normal dan dengan jelas mendengar kalimat permintaan maaf Kenan.Suaranya terdengar pilu dan diucapkan dengan sungguh-sungguh. Apa benar Kenan mengatakannya dari hati terdalam? Dia sadar kalau sudah menyakiti Lea?“Aku usahakan hari ini tidak pulang malam. Aku ingin menghabiskan waktu denganmu.”Kenan sudah mengurai pelukannya dan berkata seperti itu pada Lea. Tidak ada jawaban atau reaksi signifikan dari Lea. Belakangan ini dia sudah belajar menerima janji palsu. Dia juga sudah menikmati kekecewaan dan Lea tidak mau berharap lebih.“Tidak perlu repot, Mas. Kalau urusanmu belum beres, bagaimana?”Kenan tersenyum sambil membelai wajah Lea dengan penuh cinta.“Gak. Hari ini akan cepat kuselesaikan.”Tidak ada jawaban dari Lea. Ia hanya diam sambil menundukkan kepala. Apa yang terjadi? Apa

  • Silakan Ambil Suamiku, Nona Pelakor   Bab 13

    “Kamu kemana saja? Kenapa tidak jawab teleponku?” tanya Kenan.Kenan sengaja bangun lebih pagi dan langsung menghubungi Lisa. Namun, gadis itu tak jua menjawab panggilannya. Baru satu jam kemudian Lisa menjawabnya.“Kak Kenan sendiri kemana semalam? Kenapa meninggalkanku?”Suara Lisa di sana terdengar marah. Kenan bisa membayangkan bagaimana ekspresi wanita itu saat ini. Dia memang sengaja pergi saat Lisa terlelap, kalau tidak Lisa akan menahannya lagi.“Aku rasa kamu sudah tahu jawabannya, Lisa. Jadi jangan bahas lagi tentang ini.”Lisa berdecak sambil menyibak rambut panjangnya.“Jadi karena Mbak Lea. Selalu dia, apa aku saja belum cukup? Ingat, Kak Kenan!! Aku sedang mengandung anakmu!!”Kenan menarik napas sambil menghembuskannya dengan kasar. Ia sebal jika Lisa menyangkut pautkan hubungan mereka dengan kehamilannya.“Aku kelaparan semalam dan aku bingung saat melihat Ka

  • Silakan Ambil Suamiku, Nona Pelakor   Bab 12

    “Mas Kenan,” lirih Lea.Kenan langsung berjalan mendekat sambil menarik tangan Lea dari cekalan Ghalib. Kenan tidak terlihat rapi seperti biasanya. Bahkan Lea melihat dasinya tidak terpasang dengan benar, belum lagi rambutnya yang tampak acak-acakan. Terlihat sekali jika dia sangat terburu-buru.“Kenan? Kamu Kenan Husein, kan?”Tiba-tiba Ghalib bersuara. Pria tampan berdagu belah itu tampak tersenyum sambil menatap Kenan yang berdiri di depannya. Kenan terdiam lama sambil berulang kali mengerjapkan mata menatap Ghalib.“Kamu Ghalib Haykal?” tanya Kenan setelah terdiam beberapa saat.Ghalib tersenyum sambil menganggukkan kepala, kemudian sudah berjalan mendekat sambil memeluk Kenan.“Iya. Aku pikir kamu tidak mengingatku.”Kenan tertawa dan balas memeluknya juga. Lea yang berdiri di samping mereka hanya diam sambil menatap bingung.“Kalian saling kenal?”Pertanya

  • Silakan Ambil Suamiku, Nona Pelakor   Bab 11

    “Apa itu artinya kamu melarangku pergi?” tanya Kenan.Ia memutar tubuhnya sambil menatap Lisa dengan sayu. Entah mengapa setiap melihat tingkah Lisa yang menggoda, Kenan selalu tak bisa menolaknya. Lisa tersenyum, mengubah tangannya menjadi melingkar ke bahu Kenan.Perlahan Lisa menempelkan dadanya ke tubuh Kenan, sambil menggerakkan sesekali. Kenan hanya diam sambil melirik benda kesukaannya itu dengan liar. Jakunnya tanpa sadar bergerak naik turun menelan saliva.“Iya, tidak boleh. Kak Kenan hanya milikku malam ini.”Kenan tersenyum, membasahi bibirnya dengan saliva kemudian dengan rakus langsung menyambar bibir Lisa. Tentu saja Lisa kesenangan. Lagi-lagi dia memenangkan hati Kenan, Lisa berani taruhan jika Lea akan sedih malam ini.Sudah tiga jam acara berlangsung, tapi Lea sama sekali tidak melihat tanda-tanda kehadiran Kenan. Lea menarik napas panjang sambil meminum jus jeruk yang sudah puluhan kali ia teguk. Sepertinya

  • Silakan Ambil Suamiku, Nona Pelakor   Bab 10

    “PAK!!”Panggilan Roni menginterupsi lamunan Kenan. Kenan menarik napas panjang sambil mengacak rambutnya. Setelah berpikir sejenak, akhirnya dia kembali bersuara.“Iya, gak masalah.”Roni mengangguk.“Satu lagi, Ron. Tolong kosongkan jadwalku usai makan siang. Aku ada urusan sedikit di luar.”“Baik, Pak.”Kenan sudah mengakhiri panggilannya, kemudian kini tangannya tampak menulis sebuah pesan untuk seorang wanita genit di seberang sana.Lisa yang menerima pesan dari Kenan langsung tersenyum dengan ceria.“Hmm … sepertinya Kak Kenan tidak sabar menunggu nanti malam. Bahkan dia langsung memintaku datang ke hotel siang ini. Sepertinya aku harus bersiap. Akan kubuat dia mabuk kepayang lagi.”Lisa langsung berjalan menuju kamarnya. Ia sibuk mengemas beberapa baju seksi dalam tasnya kemudian berhias secantik mungkin. Sesekali senyuman terukir di wajah imutnya.

  • Silakan Ambil Suamiku, Nona Pelakor   Bab 9

    “Nih!! Jawab saja!!”Tiba-tiba Kenan mengangsurkan ponselnya ke Lea. Lea terdiam beberapa saat sambil melirik ponsel Kenan. Kenan hanya diam, sedangkan matanya tampak menatap tajam ke arah Lea.“Aku tahu kamu masih mencurigaiku. Jadi supaya kamu puas. Jawab ponselku!!”Lea belum bergerak, sedangkan ponsel Kenan terus berdering semakin sering.“Hmm … .”Alis Kenan terangkat seolah sedang memberi isyarat menantang Lea. Lea menarik napas panjang kemudian langsung menyambar ponsel Kenan.“Halo … .” Lea mengawali pembicaraannya. Kenan hanya diam sambil melipat tangan melirik Lea yang berdiri di sampingnya.“Maaf, Bu. Apa Bapak ada?” Terdengar suara Roni di seberang sana.Lea mengangguk sambil melihat Kenan dengan sudut matanya. “Ada. Sebentar.”Lea langsung memberikan ponsel Kenan padanya. Kenan langsung menjawab tanya Roni.“Ad

  • Silakan Ambil Suamiku, Nona Pelakor   Bab 8

    “HEH!!”Lea termangu sambil menatap sosok tampan dengan sorot mata tajam yang berdiri di depannya. Pria itu tampak asing dan tidak pernah dilihat Lea sebelumnya, tapi mengapa dia begitu lancang berkata seperti itu.“Maafkan kelancangan saya. Saya hanya mau pesan bunga.”Lea segera tersadar dan tersenyum sambil menganggukkan kepala setelah sebelumnya menyeka air mata. Pria tampan dengan dagu terbelah itu hanya mengulum senyum memperhatikan Lea.“Bunga apa yang hendak Anda pesan, Pak---”“Ghalib. Nama saya Ghalib Haykal.”Lea hanya mengangguk sambil mencatat namanya di sebuah buku pemesanan. Ghalib meliriknya sekilas.“Apa Anda juga butuh alamat, tanggal lahir dan nomor telepon saya?”Lea kembali mengangkat kepala, menatap Ghalib dengan alis mengernyit dan tatapan bingung. Ghalib tersenyum sambil menatap Lea lekat-lekat seraya menopang dagunya.“Anda cukup c

  • Silakan Ambil Suamiku, Nona Pelakor   Bab 7

    Kenan menghela napas panjang sambil menatap punggung Lea. Ia sudah berbaring di atas kasur dengan Lea tidur membelakanginya. Meski Lea berkata tidak marah, tapi Kenan tahu jika istrinya sedang marah saat ini.Perlahan Kenan bangkit dari tidurnya dan tampak melakukan sebuah panggilan.“Ron, tolong belikan kalung berlian yang kemarin aku minta. Sekalian kirim bunga beserta kue blakcforest besok pagi. Pukul enam harus sudah tiba di sini.”Roni yang menerima telepon di seberang sana hanya mengangguk dengan mata yang terkantuk. Ia sangat terkejut saat menerima panggilan dari bosnya. Roni pikir ada masalah penting, tapi nyatanya Kenan malah meminta yang lain.“Ron, kamu dengar, kan?”Ucapan Kenan menginterupsi lamunan Roni.“Iya, Pak. Saya dengar.”“Ya sudah. Jangan kelewatan.”Kenan mengakhiri panggilannya, meletakkan ponsel di nakas kemudian kembali masuk ke dalam selimut. Perlahan Ke

  • Silakan Ambil Suamiku, Nona Pelakor   Bab 6

    “Melihat apa maksudmu?” tanya Lea.Lisa berdecak, berjalan mendekat sambil bersedekap. Setelah cukup dekat, dia menghentikan langkah dan terdiam menatap Lea. Lea membisu, tak bereaksi. Sama sekali tidak terdapat perubahan di mimik wajahnya.Lisa menarik napas panjang sambil menatap tajam Lea.“Aku yakin Mbak mengerti maksud kalimatku.”Lea berdecak, memutar tubuhnya hingga berdiri berhadapan dengan Lisa. Wajahnya terlihat teduh dan sama sekali tidak menunjukkan reaksi signifikan.“Aku baru datang, Lisa dan aku tidak tahu apa maksudmu.”Lisa tampak terkejut. Mimik wajahnya berubah drastis dan Lea melihatnya dengan jelas.“Sudahlah, aku lelah. Aku mau istirahat.”Tanpa menunggu jawaban dari Lisa, Lea segera berlalu pergi. Hatinya sudah terluka hari ini dan dia tidak mau menambah sakit. Sementara itu, Lisa hanya bengong sambil menatap punggung Lea yang semakin jauh.“Ras

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status