Share

Bab 16

"Enggak. Kenapa? Jangan-jangan kamu tipe suami yang perhitungan?" Hendro menatapku dengan sorot mata menyelidik.

Aku menelan saliva dengan susah payah. Setelahnya aku berucap,"Enak aja, nggak lah!" Cepat aku mengalihkan pandanganku ke arah lain, setelahnya tanganku meraih sedotan yang ada di gelasku, mengaduknya lalu menyesap es jeruk yang masih tersisa setengahnya.

"Oh, syukurlah. Jangan sampai jadi lelaki yang pelit, perhitungan. Apalagi memberikan jatah senilai segini, cukup nggak cukup harus dicukupkan." Ucapan Hendro semakin membuatku kikuk. Bagaimana tidak, apa yang diucapkannya adalah seperti yang aku lakukan.

Aku hanya diam sembari menganggukkan kepala. Satu patah kata pun aku tak menjawabnya. Tak mungkin kan aku berdebat dengan seseorang yang prinsipnya bertolak belakang.

Percuma.

Hanya buang-buang tenaga.

Andai kata kujelaskan semua alasannya, ia tak akan memahaminya juga.

Seperti Mbak Reni misalnya.

****

Hari ini adalah hari ke tujuh Nika pulang ke rumah orangtuanya
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Rieca Chandra
Emank nh super rese bgt. Emaknya diturut2in ampe bego iya. W pites nh org
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status