Share

Bab 20

"Tidak ada, Ranum ... Ibu tidak bermaksud apa-apa," tutur Ibu mendesah.

Aku bangun, duduk bersila di samping ibu yang memandang lurus pada putriku.

Tidak mungkin tidak ada apa-apa, jika tadi jawaban Ibu seperti itu.

Apa mungkin Bapak telah berkhianat dari Ibu sewaktu dulu?

Rasanya tidak mungkin jika Bapak melakukan itu.

"Ibu ... Bapak pernah melakukan apa yang Mas Sandi lakukan?" tanyaku ingin mendapatkan jawaban pasti.

Ibu memandangku dalam diam. Hingga akhirnya, anggukan kepala Ibu menjadi sebuah jawaban.

"Kapan, Bu?"

"Dulu. Duluuu sekali. Saat kamu masih bayi merah. Dan alasan kita pindah dari Bandung ke Jakarta, ya itu. Meninggalkan kepedihan."

"Kok, Ibu kuat bertahan hingga sekarang? Kenapa Ibu tidak bercerai seperti apa yang aku lakukan?" tanyaku kembali.

Ibu menarik napas panjang. Wajah tua itu mengadah ke atas mengingat masa-masa yang tidak pernah aku tahu.

"Ada beberapa hal yang membuat Ibu, bertahan kala itu. Satu, kamu masih bayi. Butuh nutrisi dan asupan gizi. Se
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (3)
goodnovel comment avatar
Difa Farhanah
bedalah kasis bpknya ga nikah lg & gada anak sambung..walo ttp salah & ngeselin. hanum kn bs nuntut itu nikah tanpa izin suami ada uu nya
goodnovel comment avatar
Satria izzet ilhami
klw sandi macem2, ancam aja utk melaporkan dia ke polisi atas pasal perselingkuhan & perzinahan.
goodnovel comment avatar
Satria izzet ilhami
kan ada pembagian harta gono gini. apalg gugatan cerai krn suami selingkuh dan ada bukti2 pendukung. urusan hak asuh anak, pasti dimenangkan oleh ranum. secara dia yg selama ini mengasuh kedua anak. bahkan bila ranum mau mengambil hak asuh cahaya pun, sprtnya akan mudah dimenangkan.
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status