Share

Bab 44

"Kamu menuduh aku mencelakai putriku sendiri?" ujar Mawar menunjuk dadanya.

"Apa aku ada bicara seperti itu? Tidak, bukan?"

"Tapi kata-katamu mengarah ke sana. Kamu tidak percaya dengan penjelasanku, malah mengatakan asumsi-asumsi yang tidak benar. Sepertinya kamu memang dendam padaku, ya Ranum!"

Aku menggelengkan kepala seraya tertawa sumbang.

Aku hanya mengeluarkan isi pikiranku saja, dia sudah kepanasan. Aku hanya menduga-duga, dia sudah ketakutan.

"Sudah, cukup. Hentikan semuanya," ujar Mas Sandi seraya menyugar rambutnya. Wajahnya begitu frustrasi penuh dengan tekanan.

"Mantan istrimu yang mulai, Mas. Lagian untuk apa, sih kamu di sini, Ranum? Kamu bukan siapa-siapa kami, bukan siapa-siapa Cahaya. Kamu hanya orang lain yang mencari perhatian dengan pura-pura bersedih. Caper."

"Aku gak caper—"

"Ranum, hentikan! Sudah hentikan! Sebaiknya kamu pulang saja, tidak ada gunanya saling debat saling menyalahkan. Bagiamanapun mula kejadiannya, semua tidak akan bisa diulang lagi. Semua
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (4)
goodnovel comment avatar
Marwatiah Manno
penasaran kita
goodnovel comment avatar
Isabella
ngelihat cahaya mungkin ranum nelangsa dan kasihan karena dia anak yg berkebutuhan khusus
goodnovel comment avatar
meisssoegijono
bisa kok dilakukan bersama.. asal kamunya mau Num...
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status