Share

Bab 43

Kami saling diam kembali. Soni fokus pada kopinya, dan aku masih fokus pada CCTV di rumah Mas Sandi.

Saat ini aku masih berada di rumah sakit. Setelah melihat Cahaya, aku pergi ke taman rumah sakit untuk memenangkan hati yang tersayat melihat kondisi anak itu. Soni datang, dia ikut duduk bersamaku hingga sekarang.

"Terus, jawabanmu gimana, Mbak?"

Aku kembali menoleh ke arahnya dengan kening yang berkerut.

"Jawaban apa?" tanyaku tidak mengerti.

"Tentang ini." Dia menunjuk dadanya.

Aku tersenyum kecil. Menggelengkan kepala, lalu mengambil kunci motornya yang tergeletak di bangku. Aku menekankannya pada paha dia yang berbalut celana jeans.

"Sekolah aja gak kelar-kelar, sudah berani ngomongin perasaan. Kerja, pun enggak," ujarku membuatnya tertawa terbahak.

"Aku dipecat juga karenamu, Mbak. Yuk, cari kerja lagi. Di mana, ya?"

"Mana aku tahu. Cari aja sendiri," ujarku seraya berdiri.

Aku meninggalkan Soni dan masuk ke dalam rumah sakit. Sebelum pulang, aku ingin melihat Cahaya la
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (3)
goodnovel comment avatar
Isabella
seenggaknya kan pernah jd ibunya cahaya
goodnovel comment avatar
Nurli Eriza
ranum terllu jauh masuk kedalam kehidupan sandi, kan sdh cerai. walaupun syang sam cahya, tp itu bukn urusannya lagi. reseh sich ini namanya.
goodnovel comment avatar
Yung
biar kan saja lah ranum itu kan mau nya sandi,terimalah akibat berhianat mereka
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status