Share

Bab 46

"Bu, Ibu lihat hape, Ranum yang ada di laci, gak?" tanyaku malam ini.

Setelah mengobrak-abrik seluruh isi kamar, aku tidak sama sekali menemukan ponsel itu. Dan satu-satunya cara, ialah menanyakannya pada Ibu.

Mata Ibu melirik sebentar ke arah Bapak yang tengah menikmati secangkir teh manis seraya duduk di sofa menonton televisi. Di bawahnya, Shanum sedang mewarnai gambar princess kesukaannya seraya duduk lesehan.

"Iya, Ibu yang ambil."

"Ya Allah, Ibu .... Kapan?" tanyaku tidak percaya.

"Tadi. Saat kamu dan Bapak ke rukonya Haji Darmin, Ibu pulang dengan ojek."

"Sekarang, mana ponselnya? Kembalikan padaku." Aku mengadahkan tangan meminta barangku kembali.

Namun, Ibu menggelengkan kepalanya menolak memberikan ponsel yang menyimpan jawaban atas pertanyaan yang bersarang di otakku.

"Ibu, tidak akan memberikannya padamu."

"Kenapa, Bu? Ayolah, jangan seperti ini?"

Kembali Ibu menggelengkan kepala. Tangannya sibuk melipat pakaian, tanpa menatapku yang mengiba.

"Dengarkan Ibu, Ranu
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (2)
goodnovel comment avatar
Nur Han
ribet banget sih setidak ny pake alasan kemanusiaan pasti ny luluh & Cahaya pun anak istimewa.Masak gak ada rasa iba
goodnovel comment avatar
Isabella
aku tau sakit hati ibunyaa ranum tapi agak jahat juga kan hanya pingin tau aja
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status