Share

Bab 47

"Bunda, hari ini aku mau bekal roti isi selai cokelat, ya?" pinta Shanum saat aku tengah menyisir rambutnya.

"Siap, Sayang. Minumnya mau apa? Susu kotak, atau susu yang hangat?"

"Emh ... susu kotak saja, Bunda. Kalau susu hangat, aku jadi ingat pada kakak. Bunda, hari ini mau jenguk kakak, gak? Kalau jenguk, bilang pada kakak, ya, kalau Shanum sedang rindu pada dia."

Aku tersenyum dibalik punggung putri kecilku yang semakin hari semakin pintar. Ucapannya aku jawab dengan gumama saja.

Mendengar nama Cahaya, ingatanku kembali pada Ibu. Hati dia masih keras. Jangankan untuk meminta balik ponselku, sudah menyinggungnya saja Ibu tidak memberikan respon sama sekali.

"Sudah, Sayang. Sekarang, Shanum tunggu di ruang tengah dulu, ya? Bunda mau buatkan bekal untuk Shanum."

"Iya, Bunda."

Kami sama-sama keluar dari kamar. Shanum pergi ke ruang tengah, dan aku pergi ke ruang makan yang di sana sudah ada Ibu dan Bapak.

"Shanum mana?" tanya Ibu.

"Lagi nungguin aku buat bekal, Bu."

"Tidak mau
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Isabella
kasihan cahaya jadi ranum hanya ingin mengetahui siapa dalang yg menyebabkan cahaya koma
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status