Home / Romansa / Simpanan Tuan Torres / 11. Diner After...

Share

11. Diner After...

last update Last Updated: 2025-10-26 17:18:23

Setelah kelelahan melanda, Julia terlelap dengan napas teratur dan wajah yang tampak damai. Diego tersenyum tipis dan mengecup bahu telanjang Julia. Pandangannya lantas terfokus pada sebuah sayatan kecil yang samar di sisi kanan leher Julia. Julia sendiri enggan mengungkapkan kebenaran tentang luka itu, namun kecurigaan Diego langsung tertuju pada Miguel, kekasih Julia yang juga seorang akuntan dan rekan kerjanya di lantai tiga.

​"Jika benar ini ulah Miguel, aku akan memastikan dia menghadapi kesulitan," batin Diego geram. Ego Diego sebagai majikan dan 'pelindung' Julia terasa tercubit, apalagi mengingat bahwa baik Miguel maupun Julia berada di bawah kekuasaannya sebagai karyawan.

​Diego meraih pakaian yang berserakan, mengambil ponsel, membersihkan diri, dan kemudian beranjak keluar kamar untuk menelepon Pablo, asisten pribadinya. "Tolong segera cari seseorang untuk mengawasi Julia dari kejauhan. Saya harap sore ini sudah ada orang yang bisa diandalkan, Pablo.
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Simpanan Tuan Torres   116. Gangguan Kecil

    Kedatangan di Kantor Setibanya di Torres International, Diego dan Julia melangkah cepat menuju lift pribadi. Saat pintu lift terbuka di lantai eksekutif, mereka disambut oleh Paula, sekretaris utama Diego. Paula berdiri tegak, segera memberi hormat dengan anggukan formal. "Pagi, Tuan Torres. Pagi, Nona Rivas. Ada Nona Georgina menunggu di ruangan Tuan Torres." Julia tidak menunjukkan emosi. Matanya menyipit sedikit, mencerna informasi itu sebagai ancaman logistik yang harus segera diatasi. "Dia tahu jadwal penerbangan kita padat. Itu manuver yang boros waktu." Ia menatap Diego, siap menghadapi drama ini. "Kau bisa pergi, Paula," perintah Diego singkat. Ia menoleh ke Julia, memberikan tatapan yang tegas. "Ini adalah manuver teritorial yang diharapkan. Jangan biarkan dia menguras energimu, Carina. Kita baru saja menyelesaikan proyek Ibiza; aku tidak akan membiarkan tujuan kita dirusak oleh drama

  • Simpanan Tuan Torres   115. Penthouse Ibiza

    Diego mendorong Julia perlahan hingga mereka tiba di sisi dinding cermin besar di ruang keluarga penthouse itu, di mana sebuah sofa chaise longue beludru besar menunggu. Cermin itu memantulkan pantulan mereka berdua, menambah intensitas momen. "Hasratmu tinggi sekali, Diego. Padahal semalam melakukan ritual itu di Madrid," "Cermin ini mengingatkanku pada tubuhmu yang meliuk erotis di atasku saat di walk-in closet, sayang," ungkapannya bernada cabul dengan suara yang dalam, Diego menurunkan ritsleting dress Julia dengan gerakan perlahan, membiarkan kain mahal itu meluncur jatuh ke lantai. "Itu membuatku bergairah. Jadi kita coba juga di sini untuk merayakannya." Diego mengangkat Julia, mendudukkannya di sandaran sofa chaise longue, dengan kaki Julia melingkari pinggangnya. Ini adalah gaya dominasi penuh kuasa. Diego menciumnya dengan ganas tangannya mencengkeram pinggul Julia, menegaskan kendali penuhnya. Julia merespons, menarik rambut Diego, menguba

  • Simpanan Tuan Torres   114. Proyek Ibiza

    Julia tersenyum dan mengecup singkat bibir Diego. "Jangan buang waktu, Diego. Kita harus menangkan taruhan ini."Tangan Julia bergerak cepat, membuka kemeja putih dan celana bahan Diego dengan gerakan tenang. Mata Diego memancarkan hasrat yang membara. Ia memandang wanitanya; gadis lembek yang dulu ia temui kini telah bertransformasi menjadi sosok yang sagat berbeda, dingin, efisien dan penuh inisiatif.Sikap dingin Julia yang dibentuk oleh Diego, kini menjadi cerminan keefektifan, seorang partner yang memahami bahwa cinta adalah komoditas, dan waktu adalah aset.Tanpa perlu di arah, Julia menarik Diego, memimpin langkah menuju sofa burgundy yang terletak di tengah walk-in closet-nya. Ruangan itu dikelilingi cermin besar dan rak-rak berisi tas, parfum, aksesories, perhiasaan berharga serta sepatu mahal, sebuah latar belakang yang sempurna untuk pengakuan status mereka.Dalam keheningan closet mewah itu, mereka bergerak bersama, melupakan ancaman G

  • Simpanan Tuan Torres   113. Elena vs Georgina

    "Emilio. Senang melihat Anda di sini. Dan Elena. Anda terlihat luar biasa malam ini." Diego menyapa. "Diego! Tentu saja. Acara ini tak akan lengkap tanpamu. Julia! Selalu menjadi wanita yang paling mencuri perhatian di ruangan ini." "Terima kasih, Emilio. Elena, kau benar-benar bersinar. Dan Tuan Ferrero." Balas Julia. "Kau ingat heavy metal di Tuscany, Diego? Aku hampir memesan koki itu untuk acara ini, tapi sayangnya ia sudah pindah ke Berlin." Elena berusaha mencari perhatian. "Sayang sekali. Kami datang ke sini untuk tujuan yang lebih efisien, Elena." "Emilio, kami baru saja tiba, tetapi Diego sudah sangat bersemangat ingin mengulas kemajuan Proyek Málaga dan membahas strategi konsolidasi yang kita sepakati. Bisakah kami mencuri Anda sebentar? Mungkin Tuan Ferrero bisa bergabung untuk memastikan semua detail legal berjalan lancar." Julia secara halus mengisolasi Elena dan secara implisit me

  • Simpanan Tuan Torres   112. Pesta Dan Konfrontasi

    Di ambang pintu apartemen, Julia berdiri sempurna dalam balutan gaun malam berwarna merah yang memeluk dan menonjolkan lekuk tubuhnya. Penampilannya adalah perpaduan kecerdasan dan kemewahan. Sebuah kalung berlian melingkari leher jenjangnya, serasi dengan anting-anting menjuntai. Kilau perhiasan melengkapi penampilannya: dua cincin bersemat di jari manis kanan dan kiri, serta gelang emas halus di pergelangan tangannya. Penampilan Julia bukan hanya tentang keindahan. Dalam perannya di dunia Diego, ia tidak pernah hanya mengandalkan daya tarik fisik. Investasinya yang sesungguhnya adalah kecerdasan tajamnya. Keberhasilannya terbukti nyata; dalam setiap negosiasi bisnis, Julia selalu menjadi faktor penentu yang membawa hasil menguntungkan signifikan bagi perusahaan Diego, Torres International. Bagi Diego, hubungan ini adalah investasi yang sangat memuaskan, bahkan efisien. Ia adalah penyokong dana utama, memastikan bantuan fi

  • Simpanan Tuan Torres   111. Bulan Kedua

    Saat Julia berdiri, Laura tiba-tiba menahan tangannya."Tunggu, Kak. Aku punya usul."Julia dan Diego berhenti."Aku ingin pulang ke Spanyol. Mungkin bukan di Madrid, tapi sebuah desa yang jauh. Aku ingin identitas baru. Aku janji tak akan membuat ulah. Aku akan bersembunyi agar kau tak malu dan Ibu tetap sehat."Julia menghela napas. Permintaan itu menghantam pertahanan logisnya. "Laura, kau tahu itu mustahil. Identitas baru di Spanyol akan dilacak dalam hitungan minggu.""Tapi setidaknya aku dekat denganmu, Julia. Aku bisa melihat Ibu setahun sekali, di tempat yang aman. Aku lelah hidup dalam ketakutan dan di bawah pengawasan yang ketat di sini. Aku ingin merasa normal."Diego melihat kelelahan di mata Laura, dan keraguan yang muncul di wajah Julia.Diego memotong, nadanya tidak sabar. "Ide yang romantis, Laura, Keamananmu adalah prioritas, dan itu terletak pada jarak dan isolasi."Julia menatap Diego, kemudia

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status