แชร์

60. Eksekusi Armand Rivas

ผู้เขียน: Vanilla Ice Creamm
last update ปรับปรุงล่าสุด: 2025-11-16 05:47:18

Di kegelapan dini hari, di jalanan pinggiran kota yang sepi, sebuah van hitam berhenti di depan gudang tua yang tampak ditinggalkan. Pintu belakang terbuka dengan suara derit keras.

Seorang pria dengan perawakan besar dan wajah keras hanya dikenal sebagai El Toro mendorong keluar sesosok tubuh yang terikat. Itu adalah Armand, tampak babak belur, matanya masih setengah sadar setelah perjalanan panjang yang mengguncang.

"Bangun, tikus," gerutu El Toro, menarik kerah baju Armand yang sudah kusam.

Armand meringis saat kakinya menyentuh tanah. "Kalian membawaku kemana? Aku tidak punya apa-apa! Uangku sudah habis. Demi Tuhan, aku tidak mencuri!"

El Toro tidak menjawab. Ia hanya menyerahkan sebuah ransel lusuh kepada Armand. "Semua sudah diurus. Ada sedikit, uang, makanan dan air. Sekarang dengarkan baik-baik."

Dia mendorong Armand ke pinggir rel kereta api yang membentang di samping gudang. Udara dingin berbau minyak diesel dan karat.

อ่านหนังสือเล่มนี้ต่อได้ฟรี
สแกนรหัสเพื่อดาวน์โหลดแอป
บทที่ถูกล็อก

บทล่าสุด

  • Simpanan Tuan Torres   118. Plan B Georgina

    Restoran yang dipilih Pablo adalah Ramón Freixa Madrid, sebuah tempat berbintang Michelin yang terkenal akan eksklusivitas dan privasinya, sempurna untuk misi pencitraan Diego.Julia dan Diego duduk di meja yang posisinya strategis, memastikan mereka dapat dilihat, namun tetap memiliki aura terpisah dari keramaian.Suasana di antara mereka sangat terkontrol. Pelayan menyajikan hidangan dengan keheningan profesional.Berbeda dari kebiasaan, Diego memang menghindari topik pekerjaan, efisiensi, investasi, atau proyek. Namun, percakapan mereka tidak lantas menjadi romantis; itu tetap terstruktur dan analitis."Kamu cocok dengan gaun itu, Julia," komentar Diego saat menyesap air mineralnya. Ia merujuk pada kerah halter-neck yang menutupi leher Julia.Julia, yang sedang memotong hidangannya "Aku hanya menghilangkan masalah yang tidak perlu, Diego. Setelah apa yang Georgina lakukan.""Bagaimana perasaanmu setelah melihat ibumu, Carmen,

  • Simpanan Tuan Torres   117. Menolak Georgina

    Di salah satu butik paling eksklusif di Madrid, Georgina sedang memilih gaun malam untuk acara amal yang baru saja ia bicarakan dengan Diego, meskipun acara itu belum mendapat lampu hijau, ia sudah bertekad untuk mempersiapkan diri.Ponselnya berdering. Itu adalah Pablo Reyes, asisten Diego. Georgina mengangkatnya dengan nada kesal."Ya, Pablo. Sudahkah Diego mengonfirmasi kehadirannya?"Suara Pablo terdengar profesional tanpa emosi. "Nona Georgina, Tuan Torres meminta saya menyampaikan permintaan maafnya untuk membatalkan makan malam yang dijadwalkan malam ini.""Membatalkan? Kenapa? Papa sudah mengatur semuanya!""Tuan Torres harus segera  telekonfrence dengan Emilio Bellini mengenai konsolidasi investasi Proyek Ibiza tadi pagi dan  perluasan ke proyek Barcelona. Ini adalah urusan mendesak yang tidak bisa ditunda," jelas Pablo, persis seperti yang diinstruksikan Diego.Georgina membanting gaun sutra yang sedang ia pegang ke sof

  • Simpanan Tuan Torres   116. Gangguan Kecil

    Kedatangan di Kantor Setibanya di Torres International, Diego dan Julia melangkah cepat menuju lift pribadi. Saat pintu lift terbuka di lantai eksekutif, mereka disambut oleh Paula, sekretaris utama Diego. Paula berdiri tegak, segera memberi hormat dengan anggukan formal. "Pagi, Tuan Torres. Pagi, Nona Rivas. Ada Nona Georgina menunggu di ruangan Tuan Torres." Julia tidak menunjukkan emosi. Matanya menyipit sedikit, mencerna informasi itu sebagai ancaman logistik yang harus segera diatasi. "Dia tahu jadwal penerbangan kita padat. Itu manuver yang boros waktu." Ia menatap Diego, siap menghadapi drama ini. "Kau bisa pergi, Paula," perintah Diego singkat. Ia menoleh ke Julia, memberikan tatapan yang tegas. "Ini adalah manuver teritorial yang diharapkan. Jangan biarkan dia menguras energimu, Carina. Kita baru saja menyelesaikan proyek Ibiza; aku tidak akan membiarkan tujuan kita dirusak oleh drama

  • Simpanan Tuan Torres   115. Penthouse Ibiza

    Diego mendorong Julia perlahan hingga mereka tiba di sisi dinding cermin besar di ruang keluarga penthouse itu, di mana sebuah sofa chaise longue beludru besar menunggu. Cermin itu memantulkan pantulan mereka berdua, menambah intensitas momen. "Hasratmu tinggi sekali, Diego. Padahal semalam melakukan ritual itu di Madrid," "Cermin ini mengingatkanku pada tubuhmu yang meliuk erotis di atasku saat di walk-in closet, sayang," ungkapannya bernada cabul dengan suara yang dalam, Diego menurunkan ritsleting dress Julia dengan gerakan perlahan, membiarkan kain mahal itu meluncur jatuh ke lantai. "Itu membuatku bergairah. Jadi kita coba juga di sini untuk merayakannya." Diego mengangkat Julia, mendudukkannya di sandaran sofa chaise longue, dengan kaki Julia melingkari pinggangnya. Ini adalah gaya dominasi penuh kuasa. Diego menciumnya dengan ganas tangannya mencengkeram pinggul Julia, menegaskan kendali penuhnya. Julia merespons, menarik rambut Diego, menguba

  • Simpanan Tuan Torres   114. Proyek Ibiza

    Julia tersenyum dan mengecup singkat bibir Diego. "Jangan buang waktu, Diego. Kita harus menangkan taruhan ini."Tangan Julia bergerak cepat, membuka kemeja putih dan celana bahan Diego dengan gerakan tenang. Mata Diego memancarkan hasrat yang membara. Ia memandang wanitanya; gadis lembek yang dulu ia temui kini telah bertransformasi menjadi sosok yang sagat berbeda, dingin, efisien dan penuh inisiatif.Sikap dingin Julia yang dibentuk oleh Diego, kini menjadi cerminan keefektifan, seorang partner yang memahami bahwa cinta adalah komoditas, dan waktu adalah aset.Tanpa perlu di arah, Julia menarik Diego, memimpin langkah menuju sofa burgundy yang terletak di tengah walk-in closet-nya. Ruangan itu dikelilingi cermin besar dan rak-rak berisi tas, parfum, aksesories, perhiasaan berharga serta sepatu mahal, sebuah latar belakang yang sempurna untuk pengakuan status mereka.Dalam keheningan closet mewah itu, mereka bergerak bersama, melupakan ancaman G

  • Simpanan Tuan Torres   113. Elena vs Georgina

    "Emilio. Senang melihat Anda di sini. Dan Elena. Anda terlihat luar biasa malam ini." Diego menyapa. "Diego! Tentu saja. Acara ini tak akan lengkap tanpamu. Julia! Selalu menjadi wanita yang paling mencuri perhatian di ruangan ini." "Terima kasih, Emilio. Elena, kau benar-benar bersinar. Dan Tuan Ferrero." Balas Julia. "Kau ingat heavy metal di Tuscany, Diego? Aku hampir memesan koki itu untuk acara ini, tapi sayangnya ia sudah pindah ke Berlin." Elena berusaha mencari perhatian. "Sayang sekali. Kami datang ke sini untuk tujuan yang lebih efisien, Elena." "Emilio, kami baru saja tiba, tetapi Diego sudah sangat bersemangat ingin mengulas kemajuan Proyek Málaga dan membahas strategi konsolidasi yang kita sepakati. Bisakah kami mencuri Anda sebentar? Mungkin Tuan Ferrero bisa bergabung untuk memastikan semua detail legal berjalan lancar." Julia secara halus mengisolasi Elena dan secara implisit me

บทอื่นๆ
สำรวจและอ่านนวนิยายดีๆ ได้ฟรี
เข้าถึงนวนิยายดีๆ จำนวนมากได้ฟรีบนแอป GoodNovel ดาวน์โหลดหนังสือที่คุณชอบและอ่านได้ทุกที่ทุกเวลา
อ่านหนังสือฟรีบนแอป
สแกนรหัสเพื่ออ่านบนแอป
DMCA.com Protection Status