Share

Obat Pencuci Perut

"Seila?" batinnya kemudian.

Wanita itu datang bersama anaknya yang merengek meminta kue donat.

"Sebentar Alin, kamu harus sabar." Seila mencoba menenangkan anaknya. Gadis kecil itu terdiam sejenak. Kemudian memandangi Erland.

"Papa? Dia Papa 'kan, Ma?" ucap Alin dengan wajah yang berseri.

Erland terlihat bingung. Bagaimana bisa gadis kecil itu menganggapnya sebagai papanya.

"Kenapa Papa diam saja, Ma? Kenapa tidak menyapaku?" Alin menarik-narik baju mamanya.

Seila pun ikut bingung. Selama ini ia telah berbohong dengan mengatakan bahwa Erland adalah papa dari anaknya. Sedangkan papa kandung putrinya tersebut sudah pergi entah ke mana.

Erland mendekati gadis kecil itu. Ia kemudian berjongkok.

"Hai, gadis cantik. Nama kamu Alin ya? Maaf, ya. Saya bukan papa kamu. Mungkin hanya mirip. Om, pergi dulu ya?" pamit Erland seraya mengacak lembut rambut Alin.

Seila merasa kecewa. Harusnya Erland tidak berkata seperti itu. Hingga membuat raut wajah Alin semakin sedih.

"Mas Erland, tunggu!" teriak
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status