Share

Sistem Merekrut Murid
Sistem Merekrut Murid
Author: Gubuk Baca

Bab 1

Author: Gubuk Baca
last update Last Updated: 2024-05-24 17:00:50

"Sial, kenapa sistem ini tidak berfungsi? Uang dan waktu ku telah banyak habis! Ck, sia-sia saja!", ucap seorang pemuda yang gagal terus merakit sebuah sistem game online.

Ia yang hidup dengan mencurahkan dirinya pada pekerjaan ini tak pernah mengecewakan pelanggannya, namun kehidupannya sial setelah ia bertemu dengan seorang pemuda yang melimpah harta kekayaan.

Pemuda nomor satu di kotanya itu menjadi penggila game online dari perusahaanya, setelah penasaran akan siapa yang membuat sistem navigasi dari game yang ia mainkan itu, ia pun berusaha untuk menghacurkan si perancang.

Alasannya sangat sederhana, karena sang perancang sendiri membuatnya iri lataran ia yang tidak pernah merasakan kebahagiaan, terutama cinta kasih dari orang tuanya yang super sibuk dengan pekerjaan mereka.

Lebih tepatnya, hal itu bermula saat dirinya melihat sang perancang sedang makan sambil bercanda tawa bersama seorang wanita paruh baya yang dikiranya adalah ibu si perancang, dirinya pun meminta untuk mengupgrade game itu secepat mungkin.

Ia pun mulai mengumpulkan kesalahan- kesalah kecil dari sistem game online tersebut hingga pengaruh game itu kian memburuk, lambat laun berbagai tekanan pun menghantam si perancang hingga ia di PHK tanpa kejelasan.

"Hiks.. apa yang harus aku lakukan? Aku tidak punya uang untuk membantu anak- anak panti, bahkan tidak cukup untuk kebutuhan sehari- hari ku. Xuan bodoh, kenapa kau tidak bisa mempertahankan pekerjaanmu saat itu?", ucapnya menyalahkan diri sendiri yang kehilangan pekerjaannya saat itu.

Ia yang hanya lulusan D3 ini sangat susah untuk mencari pekerjaan, terlebih lagi ia yang pernah di PHK dari perusahaan yang kini melonjak tinggi. Sungguh kurang beruntung kehidupannya kali ini, ia yang sejak kecil di tinggalkan oleh orang tuanya di panti asuhan itu harus bertahan melawan badai kehidupan.

"Aku benar- benar tidak tau apa yang harus aku lakukan sekarang? Meski ibu tidak meminta uang, tapi aku tetap harus mengirimkan mereka uang setiap bulannya", ucapnya dalam tangisan membayangkan kepala panti yang ia panggil ibu itu kesusahan mengelola keuangan panti. Terlebih lagi di panti itu banyak anak- anak yang sudah mulai masuk sekolah.

Ting..

"Hikss.. Ibu bagaimana ini.. Hiks.."

Ting..

Ting...

Ting...

Brakkkk

Buuoommm

Komputer- komputer yang ada di dalam ruangan itu pun meledak, Xuan yang terlarut dalam tangisan pilunya tidak mendengar suara peringatan dari sistem yang telah ia hidupkan selama satu minggu tanpa henti untuk melakukan uji coba pada sistem game online yang tengah ia rakit.

Sungguh naas kehidupan Xuan di tahun 2023 ini pun berakhir dengan tragis. Pemuda baik hati yang hidupnya bak tokoh utama novel yang gagal meraih kesuksessan meski telah melewati ribuan derita dari pahitnya kehidupan.

***

"Dimana ini? Apa ini akhirat? Ah, bisa-bisanya aku mati konyol karena ledakan komputer", ucapnya yang teringat pada detik terakhir dari ledakan komputernya itu.

Ia yang mengabaikan peringatan itu malah berakhir di akhirat saat ini, begitulah pikirnya lantaran dirinya kini tengah melintasi terowongan gelap tak berujung.

"Disini gelap sekali, aku mohon beri aku cahaya meski sedikit saja. Kesalahan apa yang telah aku lakukan hingga aku di hukum begini?", ucapnya yang tak habis pikir bagaimana ia bisa di perlakukan dengan tidak adil begini baik di dunia mau pun di akhirat.

"Apa kesalah yang telah aku lakukan sampai di perlakukan begini? Sungguh tidak adil, kalian semua tidak adil", ucapnya yang menggerutu entah pada siapa.

"Hei, bocah manusia! Belum waktunya kau kemari!"

"Ha, si- siapa itu?"

"Pergilah kembali, selesaikan urusanmu terlebih dahulu", kata dari pemilik suara yang entah siapa itu. Suara yang penuh penekanan itu membuat Xuan tak bisa berbuat apa- apa, sekejur tubuhnya bergetar tak karuan.

Tringgggg...

Bunyi lonceng yang nyaring membuat telinga Xuan sakit bukan main, kepalanya terasa berat hingga kedua kakinya tak bisa memopang tubuh bagian atas, Xuan pun terjatuh pingsan dalam ruang gelap yang membuat sesak dada setiap orang yang ada disana.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Sistem Merekrut Murid   Bab 19

    “Sudahlah, sekarang apa yang akan kita lakukan pada mereka?”, tanya Zuo'er yang tidak peka akan hal seperti ini. “Tinggalkan saja, masih beruntung mereka bertemu dengan kita, jika itu orang lain mereka pasti sudah mati!”, ucap Mo Yang. “Tapi, mereka sering menganggu penduduk disini!”, ucap sang gadis yang khawatir jika para preman ini di lepaskan begitu saja maka, mereka pasti akan berulah lagi di kemudian hari. “Tenanglah, mereka semua sudah kehilangan basis kultivasinya, kini mereka hanya manusia fana”, ucap Mo Yang. “Nona, nona!! Akhirnya kami menemukan mu”, ucap seseorang yang muncul tiba-tiba. “Nona ada apa dengan mu, apa kau terluka?”, ucap yang lainnya. Tiga orang yang baru tiba ini tampak begitu akrab dengan sang gadis, bahkan mereka memanggilnya nona. Mungkin mereka adalah bawahan dari sang gadis, namun berdasarkan basis kultivasi mereka yang sudah mencapai tahap Ahli bela diri tapi malah menjadi pengawal sang gadis, tentu Xuan dan rombongannya tau bahwa identitas

  • Sistem Merekrut Murid   Bab 18

    Pagi Hari “Kalian sudah siap?”, tanya Xuan yang mengunjungi kamar sang kakak. “Ya, kalau begitu mari kita pergi!”, ucap sang kakak yang sejak tadi menunggu Xuan bersama Mo Yang. Mereka pun pergi mencari beast terbang yang akan membawa mereka ke kerajaan Ming. Namun siapa sangka dalam pencarian Beast terbang itu, mereka malah terlibat dengan seorang nona muda, lebih tepatnya Mo Yang lah yang terlibat. Ia yang melihat gadis lemah nan sakit itu di ganggu oleh beberapa orang, barulah ia muncul sebagai pahlawan ke siangan. “Apa yang di lakukan oleh sekelompok anjing gila ini?”, ucap Mo Yang mendekati kerumunan penganggu itu. “Cih, tentu saja mengong-gong di depan gadis kecil”, ucap Zuo’er yang mengikuti secara alami. Xuan sangat terkejut melihat sang kakak yang dinilainya cukup berwibawa ini bisa menjadi orang yang sangat usil, bahkan ia kelihatan sangat cocok dengan Mo Yang saat ini. Yah, mungkin inilah rival sejati, mereka sudah saling memahami satu dengan lainnya hingga mere

  • Sistem Merekrut Murid   Bab 17

    “Hah, apa- apaan itu. Posisi yang tidak hanya keren namun terlihat hebat begitu, aku juga mau!!” “Hem, jika kau mau, maka rebut lah dari ku. Tentu itu tidak akan mudah, kau bahkan belum memulai apa pun” “Cih, kau tau apa, aku tidak akan kalah darimu. Mulai malam ini, aku akan rajin berkultivasi!!” “Kalau begitu, mari kita bertarung untuk merebutkan posisi pertama kelak!” “Hah, tentu saja! Saat itu terjadi, aku pasti akan mengalahkan mu” “Heh, kau terlalu percaya diri, aku lah yang akan mengalahkan mu jika waktunya sudah tiba”, ucap Xuan sambil berbalik arah dengan kerennya. Percakapan yang dimulai dengan baku hantam itu pun berakhir dengan kerennya, dua bocah yang kini saling berhadapan punggung ini pun di hampiri angin yang berhembus kencang seakan menjadi saksi dari janji yang telah di ucapkan oleh ke duanya. Begitulah cerita dua rival hidup dan mati ini tersebar luas. Karena hl itu pula, pihak keluarga Cheng tidak pernah melarang tuan muda mereka berteman baik dengan

  • Sistem Merekrut Murid   Bab 16

    Prakk.. Sebuah tamparan mendarat tepat di pipi kanan tuan muda Cheng, tamparan yang penuh makna antara dua anak laki- laki ini pun membuat pertemanan mereka menjadi erat. “Jadi, maksudmu saat orang- orang menyatakan dirimu iblis maka kau akan mengakuinya? Hah, kau pasti sudah gila!”, ucap Xuan yang kesal atas pernyataan tak masuk akal yang di ucapkan oleh tuan muda Cheng. “Kau tidak berada di posisiku, lalu bagaimana kau tau apa yang aku rasakan, apa yang aku alami?!”, balas sang tuan muda Cheng. “Kau benar, aku tidak di posisimu dan aku tidak merasakan betapa beratnya perjuangan mu. Tapi, apa kau pikir orang- orang akan peduli dengan rasa sakit mu? Cih, jangankan peduli, bahkan mereka tidak tau seberapa keras kau telah berjuang” “Jika kau sudah tau, lalu kenapa kau masih mengatakan itu, hiks.. kau tau apa? Aku_” Brukk.. “Apa yang kau lakukan? Kenapa terus memukul ku!!” “Karena kau memang layak untuk itu!!” “Kau_” Brukk Prakk.. Dua bocah ini pun saling memukuli

  • Sistem Merekrut Murid   Bab 15

    “Apa mereka sudah pergi?”, ucap sang leluhur yang muncul setelah kepergian Xuan. “Salam leluhur”, sambut orang- orang yang ada disana. “Ya, mereka baru saja pergi ayah. Akan kah mereka baik- baik saja? Aku sangat khawatir”, ucap ayah Xuan yang sangat khawatir dengan tekat anaknya kali ini. “Jangan Khawatir, dia pasti baik- baik saja. Sangat jarang dia bertekat seperti ini dan tentu, sekali bertekad tidak ada yang bisa menghentikannya”, ucap sang kakek yang kini menaruh harapan besar pada Xuan. “Aku harap juga begitu, kini masa depan sekte bergantung pada keberhasilan mereka!”, ucap sang ayah yang baru saja melepaskan kepergian dua putranya untuk melihat dunia luar. Sementara orang- orang di sekte Seribu Bintang sibuk membahas ke perigian Xuan dan Zou’er . Disisi lain, tuan muda Cheng menerima berita dari kepergian Xuan kali ini. Anehnya, ia juga tiba- tiba bersemangat untuk meninggalkan kerajaan dengan alasan bahwa ia tidak mau jika hanya Xuan yang berkembangan dalam perja

  • Sistem Merekrut Murid   Bab 14

    “Sudahlah, ayo kita masuk dulu, kau pasti belum makan”, ucap sang ibu yang semakin menyentuh hati Xuan. “Kak..”, panggil Lizi. Namun, Xuan tidak merespon apa pun, ia malah terlarut dalam pikirannya sendiri. Kini beban yang bergantung di pundak Xuan bukanlah sedikit, ia menyadari bahwa keberadaannya di dunia ini bukanlah kesalahan semata, pasti ada alasan di balik itu semua. Maka dari itu, ia harus mencari tahu segala hal yang berkaitan dengan dunia ini untuk mengetahui alasan dari kedatangannya, pasti misi sesungguhnya akan lebih besar dari misi tingkat S itu. Begitulah pikir Xuan yang terus bergerak kearah yang lebih positif. Keberadaan keluarga bagi Xuan sendiri adalah pemicu kebangkitannya, menuju puncak bela diri. “Kak, ada apa? Apa kau terluka?”, ucap Lizi yang khawatir karena Xuan tidak merespon panggilannya sama sekali. “Ah, tidak” “Lalu, kenapa kau melamun begitu dalam?” “Hemm, ibu. Sepertinya aku harus meninggalkan sekte mulai dari besok!”, ucap Xuan dengan tega

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status