Share

Bab.5

Camellia berbaring dipangkuan Ibunya, sedangkan Ayahnya memijati kaki Anak gadisnya itu, perlakuan mereka terlihat begitu memanjakan Anak gadisnya itu.

"Tidurlah sayang, Kamu butuh istirahat" ucap Ibunya Milla sambil mengelus-elus rambut putrinya itu.

"Musikalitas kamu dalam memainkan Biola semakin bagus dan tak tertandingi, Papah sampai terhipnotis tadi dikonser Kamu" sahut Ayahnya Milla sambil memijat lembut jari-jari tangan putrinya itu.

Camellia memanglah Violinist termuda berbakat, Dia mengusai semua teknik seperti teknik bowing yang benar, fingering dan musikalitas yang sangat terasah, ini semua Dia dapat karena berlatih konsisten setiap hari tanpa henti, hingga jiwanya dengan Biola menyatu menjadi satu.

"Yah Dia terlahir dari Ibu seorang cellis dan Bapak seorang Pianis, bibit unggul yang Kita buat hingga menghasilkan berlian seperti Dia, dulu lho Pah, Mamah ingin memberi Dia nama Alice Cellis tetapi Kakeknya maksa harus Camellia Zahra" ucap Ibunya Milla pada Suaminya itu.

"Gak, apa-apa Mah, Papahmu memang selalu senang memberi nama cucu-cucunya dan terbukti Dia begitu berbakat" jawab Ayah Milla.

Sementara kedua pasangan suami istri itu terus berbincang memuji Milla, terlihat yang dipujinya sudah terlelap tidur dipangkuan Ibunya, seperti bayi dan tak berkutik meskipun orangtuanya berbicara keras dan tertawa karena saking senangnya.

Camellia dari kecil tak pernah mengecewakan orangtuanya, Dia penurut dan tak pernah sekalipun membangkang mereka sehingga jalan hidupnya sudah diatur oleh pasangan itu.

☆     ☆     ☆ 

Keesokan paginya Camellia bangun seperti biasa yaitu pukul tujuh pagi, Ibunya sudah menyiapkan baju yang harus Dia pakai, Camellia pergi membersihkan diri, lalu memakai baju dan perhiasan lain yang sudah ibunya siapkan itu lalu bergegas keluar untuk sarapan.

"Oh, My Princess ayo duduk sayang, gimana tidurnya nyenyak?" Ibunya bertanya dengan penuh semangat.

"Nyenyak Mah, terimakasih" jawab Camellia.

"Hem, pagi My Bos" sapa Carol pada Camellia, Dia masih malas-malasan dan belum membersihkan diri.

"Pagi kak" jawab Camellia lembut.

"Kamu gak ngantuk yah tidur hampir jam tiga, jam tujuh udah bangun?" Tanya Carol.

"Tidak kak, Aku bisa lanjut tidur siang nanti, Mamah udah nyiapin jadwalku ke Hotel semalam untuk acara kolaborasi dengan Danish dan persiapan konser season dua sabtu minggu depan" jawab Camellia.

"Oh iya, tapi Mitakan berangkat pukul sembilan, masih ada dua jam kurang" tanya Carol lagi.

Ibunya yang mendengar ucapan Carol begitu tidak suka, kemudian berkata dengan kesal "Carol, jangan jadi manager gak baik, mengajarkan Adikmu tidak berdisiplin, jangan samakan Dia dan Kamu, Mamah sudah bilang berkali-kali dua jam sebelum bepergian kalian sudah harus siap, prinsip itu yang selalu Mamah ajarkan hingga Adikmu tidak pernah telat, Dia selalu on time, gak kaya kamu, manager macam apa kamu" 

Carol yang mendengar ucapan kesal ibunya segera menunduk, Dia merasa sudah melakukan kesalahan lagi yang membuat Ibunya marah besar.

Sedangkan Camellia, dengan santai menyantap sarapan paginya tak menghiraukan suara Ibunya yang begitu keras sampai akhirnya Dia meminum dan menghabiskan susunya lalu menaruh gelas dengan sedikit bersuara, membuat Ibunya langsung terdiam.

"Oh, My Princess, maafin Mamah, aduh pagi-pagi sudah membuatmu stress, maafin Mamah yah sayang" ucap ibunya terlihat menyesal.

Carol yang dimarahi tetapi Ibunya meminta maaf pada Adiknya, sungguh Ibu yang aneh, Carol hanya terdiam, selera nafsu makanya hilang, kemudian ikut pergi saat Camellia juga pergi dari meja makan itu.

"Ada apa mah?" Tanya papah Milla saat mendekati istrinya.

"Aduh pah, tadi si Carol berulah, Mamah kesel jadi Mamah bersuara keras, tapi My Princess sepertinya terganggu" jawab istrinya itu dan terlihat begitu khawatir.

"Waduh, tahan emosi Mah, yoga Mah biar bisa kontrol emosi, jangan sampai si princess merasa terganggu, ingat Dia harus bahagia selalu" ucap suaminya.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status