Home / Romansa / Skandal dengan Bos / Bab 5 Saya akan Bertanggung jawab

Share

Bab 5 Saya akan Bertanggung jawab

Author: Alia Sandra
last update Last Updated: 2021-04-27 12:25:11

Rangga duduk melamun di dalam bar. Dia memikirkan kembali pertengkaran yang terjadi antara dirinya dengan Hana kemarin.

Rasa kecewa, marah, serta putus asa meliputi hati Rangga. Belum pernah dia merasa benar-benar kecewa seperti saat ini.

Hana sungguh mengecewakan dirinya. Bagaimana bisa Hana bertindak bodoh seperti sekarang. 

"Sudah lama kamu menunggu?" tanya Romeo yang baru saja datang ke dalam ruangan yang biasa mereka datangi sebelum Rangga menikah dengan Susi.

Rangga menengok ke sumber suara, itu sahabatnya yang sudah lama dia tunggu hampir setengah jam terakhir ini.

"Hay ... macet?" tanya Rangga tidak segera menjawab pertanyaan Romeo.

Romeo mengedikkan alisnya. "Iya, begitulah." Romeo duduk tidak jauh dari Rangga. Dia memperhatikan Rangga, sedikit waswas.

Apa yang akan dibicarakan Rangga malam ini? pikir Romeo gugup.

Akhir-akhir ini, di kantor, Hana berubah menjadi sosok yang pendiam. Wajahnya lebih sering terlihat pucat. Romeo khawatir kalau Hana sudah memberitahu kepada Rangga tentang malam yang sudah mereka habiskan bersama.

"Bagaimana kabar si kecil Elsa?" Romeo berusaha mencari topik untuk memecah kekakuan di antara mereka.

"Elsa baik," jawab Rangga singkat. Dia menghela napas sejenak sebelum melanjutkan kalimatnya lagi. "Malah yang nggak baik itu Hana," ungkap Rangga dengan nada geram.

Deg! 

Jantung Romeo mulai berdegup kencang. Berarti benar bahwa Hana sudah memberitahu pada Rangga tentang malam itu. 

Tubuh Romeo menegang seketika ketika Rangga memukul-mukul telapak tangannya yang satunya lagi dengan sangat kencang.

"Ada apa sama Hana?" tanya Romeo gugup.

"Hana hamil," jawab Rangga putus asa. Kepalanya ditundukkan, sementara kedua telapak tangannya menutupi wajahnya.

Hati Romeo mencelus. Hamil?

"Hamil?" dikatakan Romeo dengan suara bergetar. Tanpa sadar dia menutup wajahnya dengan kedua tangannya. Hampir dia mau menjambak rambutnya sendiri. Frustrasi. Romeo bisa merasakan napasnya kini dua kali lebih cepat dari biasanya. Alarm tanda bahaya muncul dalam benaknya.

"Si berengsek itu yang sudah menghamili Hana!" pekik Rangga tidak sabar. Dia meninju telapak tangannya yang satu dengan amarah yang sudah mendidih.

Sementara di tempatnya, pelipis Romeo berkedut amat cepat. "Siapa yang kamu maksud dengan si berengsek itu?" tanya Romeo terbata. Dia yakin setelah ini hubungan antara dirinya dengan Rangga pasti akan retak. Dia tahu bahwa Rangga akan membunuhnya sekarang juga!

"BIMA! KITA SEDANG BAHAS BIMA!" teriak Rangga dengan suara menggelegar. Emosi memenuhi Rangga.

"Bima?" Romeo membeo. Entah mengapa dia tidak suka ketika Rangga menyebutkan bahwa anak yang sedang dikandung Hana adalah anak Bima. 

Tidak mungkin! bantah Romeo dalam hati.

Pantas saja wajah Hana belakangan ini sering terlihat pucat! Wanita itu juga sering tiba-tiba saja berlari ke kamar mandi; Romeo mencoba mengingat apa yang sering dilakukan Hana akhir-akhir ini.

"Malam ini juga saya bakal ke rumah Bima! Saya nggak peduli sama istrinya yang lagi hamil! Saya bakal minta pertanggung jawaban si berengsek itu buat nikahin adik saya!"

"Nggak bisa!" Kata-kata ini begitu saja meluncur dari mulut Romeo tanpa bisa dicegah. Napasnya memburu. "Nggak bisa. Nggak bisa begitu. Mereka nggak boleh nikah."

Rangga menoleh ke arah Romeo. "Maksud kamu apa ngomong seperti itu? Ini jelas-jelas anaknya Bima. Dia nyebar benih di mana-mana. Dia udah pernah nikah, tapi malah masih main sama Hana! Kurang ajar banget bocah satu itu. Dia nggak tau siapa kakaknya Hana!" geram Rangga. "Saya nggak mau tau malam ini juga kamu tolong temenin saya ke rumah Bima. Saya mau buat perhitungan sama bocah ingusan yang nggak ada tanggung jawabnya sama sekali!" Darah sudah berada di ubun-ubun kepala Rangga, seluruh saraf dalam tubuhnya menegang. Sorot matanya penuh ancaman.

Romeo menggelengkan kepalanya. "Nggak. Nggak. Kamu nggak bisa begitu," tegas Romeo. Dia tidak mau Rangga membuat masalah dengan laki-laki bodoh itu. "Jangan melibatkan Bima untuk masalah ini."

Romeo salah tingkah. Dia tahu Rangga tidak bodoh. Sahabatnya itu pasti bisa menebak apa maksud perkataannya ini.

"Maksud kamu apa! Coba jelasin ke saya kenapa saya nggak boleh melibatkan Bima dalam masalah ini!" Mata Rangga sudah melebar menatap lurus ke arah Romeo.

Romeo bergerak ragu. Dia gelisah. Cepat atau lambat dia pasti akan dihajar Rangga. 

"Maksud kamu apa, Romeo! Kamu mau bilang kalau kamu yang ternyata buat Hana hamil!" Mata Rangga sebentar lagi akan lepas dari tempatnya. Bahkan Romeo bisa melihat saraf-saraf di mata Rangga sudah mencuat keluar.

Romeo menelan ludah. Dia gugup setengah mati. Napasnya mulai tersengal-sengal. Situasi di sekitar mereka sangat mencengkeram. "Saya yang sudah buat Hana hamil," seloroh Romeo akhirnya setelah dua menit berlalu dalam keadaan menegangkan.

Rangga tercenung ketika mendengar berita ini. Dalam sekali hentakan, Rangga berubah kalap. Dia segera bangkit dari tempat duduknya dan menerjang Romeo. Menarik kerah lelaki itu hingga wajah mereka berdekatan. Mata Rangga mendelik lebar. Rahangnya mengeras.

Romeo terkesiap. Tubuhnya yang keras terayun begitu saja mengikuti gerakan tangan Rangga yang cepat. Dia belum pernah melihat Rangga begitu murka kepadanya.

"JADI KAMU SI BERENGSEK YANG SUDAH MENGHAMILI HANA, HAH! KENAPA KAMU TEGA BEGITU SAMA ADIK SAYA! KITA ITU SAHABAT!" Napas Rangga memburu. Dia sudah tidak dapat lagi menahan emosinya. "Kamu sudah saya anggap seperti saudara sendiri! Andai orangtua kami masih hidup, pasti hati mereka hancur setelah tau kamu sudah menghamili Hana!" Suara Rangga meledak-ledak penuh dengan amarah dan emosi yang membuncah. Sungguh kekecewaannya bertambah berkali-kali lipat setelah mengetahui bahwa yang menghamili adiknya ternyata sahabatnya sendiri!

"Ini salah saya. Saya yang nggak tahan lihat Hana."

Buk!

Tangan Rangga meninju rahang Romeo.

"Aaah!" teriak Romeo bersamaan dengan tubuhnya yang segera terhuyung ke belakang. Rahangnya terasa nyeri sekali. Romeo berharap tulang rahangnya tidak mengalami retak, patah, atau bahkan mengalami pergeseran. Rangga benar-benar menyeramkan kalau sudah marah.

"Saya nggak sudi denger kata-kata menjijikkan dari mulut kamu. Hubungan persahabatan kita berakhir." Bibir Rangga bergetar, tangannya sekali lagi ingin menghajar Wajah Romeo, tetapi dia ingat kembali bahwa Romeo adalah bapak dari janin yang dikandung Hana saat ini. Dia menyayangi Hana. Dia juga menyayangi bakal keponakannya; tetapi dia membenci setengah mati laki-laki tengik yang sudah menghamili adiknya.

Napas Romeo satu-satu. "Saya mau tanggung jawab. Saya mau menikahi Hana."

Dada Rangga terasa sesak sekali. Matanya memerah. "Kamu nggak mencintai Hana. Kamu bilang kamu melakukannya cuma karena kamu nggak tahan ngeliat badannya." Rangga mengembuskan napasnya sembarang.

Bagi Rangga, Romeo yang dulu adalah sahabat setianya, kini sudah tidak ada lagi. Kini laki-laki yang ada di depannya, hanyalah laki-laki pecundang yang sudah menelanjangi nama baik keluarga Rangga.

Romeo tidak bisa berkata apa-apa. Dia memang tidak mencintai Hana. Dia mencintai Susi. Tetapi kini Hana adalah tanggung jawabnya. 

Rangga melepaskan kerah Romeo. Dia bergerak menjauhi mantan sahabatnya itu.

"Saya akan menikahi Hana. Saya nggak peduli kamu setuju atau nggak. Saya akan tetap menikahi Hana."

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Skandal dengan Bos   Bab 64 Cinta Pertamanya

    "Tahan dia! Dia adalah orang yang kita cari! Dia Bima!" teriak Romeo kepada para polisi yang berada di sana. "Berhati-hatilah dia memiliki banyak anak buah di sini." Romeo memberitahu kepada orang-orang yang ada di sana.Semua orang yang mengelilinginya, menjadi lebih waspada terhadap situasi di sekitarnya.Jenny berhati-hati sebab orang-orang yang disangkanya baik ternyata adalah anak buah Bima.Berengsek! umpatnya dalam hati sebab selama ini mereka ternyata telah berkhianat.Mata Romeo melihat ke sekeliling, dia telah menerima tanda bahwa anak buahnya sudah berada di sana. Dia menghitung dan mengetahui bahwa jumlah mereka ternyata lebih banyak dari jumlah anak buah Bima.Bima tertawa. "Letakkan senjata kalian, kalian bukanlah lawan sepadanku," Bima sesumbar. Dia terbahak dan tangannya segera memiting tangan Romeo.Beberapa polisi yang mengikuti Jenny, mengangkat tangan masing-masing.Ketika Bima berteriak, "Letakkan

  • Skandal dengan Bos   Bab 63 Sebuah Pertolongan

    "Romeo, kamu bohong. Milik kamu besar sekali, dan ini sangat sakit," erang Hana tidak tahan ketika Romeo memasukinya berkali-kali. "Tolong, ini benar-benar sakit." Hana mengeluh, sementara tangan dan bibir lelaki itu terus bergerak membuat Hana begitu kesakitan."Diam saja, pejamkan mata kamu, dan rasakan aku." Romeo memulai lagi hentakannya, dan mengabaikan permintaan Hana.Dia melumat bibir, dan bermain dengan lidahnya. Bibirnya menjalari seluruh tubuh Hana. Sudah lama sekali mereka tidak melakukannya, dan Romeo sangat menginginkan Hana begitu rupa.Romeo begitu keras dan liat. Otot-otot tubuh lelaki itu terasa kekar di atas tubuhnya yang lembut.Hana merasakan tubuhnya meremang, dan dia tidak dapat berbuat apa-apa lagi selain memejamkan matanya.Namun, saat ini dirinya berada di dalam mobil dan udara pengap di sekitarnya sangat menyiksa dirinya. Tolong seseorang, tolong buka mobil ini, aku tidak bisa bernapas. Tolonglah! jerit Hana dalam

  • Skandal dengan Bos   Bab 62 Sebelum Berakhir

    "Santi! Punya siapa ini?" tanya Elang, ketika dia mendapati bungkus rokok yang tersimpan dalam laci baju wanita itu.Keduanya berencana akan menikah, kedua keluarga mereka akan melangsungkan pernikahan untuk Santi dan Elang. Acara pernikahan mereka akan berlangsung seminggu lagi.Nyonya Haruka bersama dengan keluarga besar mereka datang ke rumah Santi hendak melamar wanita itu. Alasannya bukanlah kesopanan atau memang seperti yang mereka janjikan, alasan sebenarnya mereka datang ke rumah Santi adalah hendak memamerkan kekayaan keluarga mereka.Nyonya Haruka sengaja menggunakan perhiasan yang mahal dan begitu berat. Sehingga dia kelihatan seperti toko emas yang sedang berjalan.Bukannya iri, Nyonya Joan tertawa terbahak-bahak ketika dia melihat rivalnya datang ke rumahnya yang besar dengan niat terselubung yang mudah sekali untuk dibaca."Apakah harga emas sedang turun saat ini?" tanya Nyonya Joan kepada suaminya, suaranya sengaja ditinggikan agar Nyony

  • Skandal dengan Bos   Bab 61 Penyamaran

    "Tian! Mengapa kamu bekerja tidak becus! Mencari di mana Hana saja tidak bisa!" Romeo berteriak dengan air mata yang memenuhi wajahnya. Suaranya saat berteriak bergetar, dan setelah itu dia menangis tersedu-sedu. "Mengapa kamu sama sekali tidak bisa menemukan Hana-ku. Di mana wanita itu! Di mana! Mengapa dia ditemukan terlebih dahulu oleh pihak kepolisian! Mengapa!" Suara Romeo menggelegar dan setiap getaran sedih yang terdengar jelas di teriakannya mengandung kepahitan. Dia sedih luar biasa. Baru kali ini Romeo merasa hidupnya tidak berarti dan dia kehilangan pijakannya.Baru beberapa hari lalu Romeo kehilangan nenek kesayangannya, saat ini dia harus kehilangan Hana, istri yang sangat dicintainya.Rangga menangis begitu kencang, sehingga Jenny menepuk pundaknya pelan dan berkata, "Mohon maaf. Kami terlambat." Rangga sesenggukan. Dia tidak mengira bahwa kejadiannya akan menjadi seperti ini."Hana! Hanaa! Hanaaa!" Air mata Rangga jatuh tiada henti. Tangisan

  • Skandal dengan Bos   Bab 60 Wanita tanpa Busana

    Rumah keluarga Paman Sam sudah dipenuhi oleh banyak orang. Kebanyakan tetangga yang datang ke sana, mereka sungguh terkejut dengan apa yang saat ini mereka lihat. Kebanyakan dari mereka akan berteriak dan menjerit ketika melihat pemandangan ini. Tidak ada yang tega melihat hal mengerikan di depan mereka.Romeo dan Rangga sudah tiba di sana.Perhatian mereka sama dengan yang lain, menaruh simpati terhadap keluarga korban, tetapi ada yang mengganggu kedua lelaki itu.Di mana Hana? Ketika kedua sahabat itu saling melihat, tatapan mereka menyiratkan banyak arti.Rangga dan Romeo mengeluarkan ponsel secara bersamaan. Mereka mencoba menghubungi Hana, tetapi ponsel Hana sudah tidak aktif."Berengsek!" Romeo memaki dan dunianya terasa runtuh.Rangga segera mendekati Romeo, dan satu tinju diterima Romeo tepat di wajah. "Kurang ajar! Ini balasan kamu karena kamu tidak menjaga janji kamu ke saya!" Tangan Rangga masih terkepal ketika dia sudah meninju Romeo.

  • Skandal dengan Bos   Bab 59 Keluarga Paman Sam

    Dari jendela kamar, Romeo melihat bahwa Hana sudah pergi dan masuk ke dalam kendaraan. Romeo hafal sekali mobil siapa yang baru saja dinaiki oleh Hana."Sial! Kenapa Hana selalu bersama laki-laki itu!" geram Romeo tidak bisa menahan rasa kesal yang sejak beberapa saat lalu sudah dia tahan. Dia hanya ingin Hana membuktikan bahwa dirinya tidak bersalah, namun mengapa wanita itu tidak mencoba menghubungi Oscar, dan membiarkan Oscar berbicara dengannya, dan berkata bahwa di antara mereka memang tidak ada apa-apa, tidak ada yang perlu dicurigai.Tetapi sayangnya Hana sama sekali tidak peka, kebutuhan Romeo adalah ingin dihargai, tetapi Hana tidak menganggap Romeo. Istrinya itu tidak melakukan apa yang Romeo lakukan kepadanya. "Tapi ke mana Hana akan pergi dengan berengsek itu!" seru Romeo lagi, kali ini lebih keras dari sebelumnya. Dia merasa kuku-kuku tangannya yang tumpul menekan kulitnya. Tetapi dengan cepat pikirannya teralihkan ketika dering ponselnya berbunyi nyarin

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status