NAPAPIKIT ako dahil sa ibat-ibang klase at kulay ng ilaw na tumatama sa mukha ko.Isabay rin ang pinagsamang ingay ng mga tao at lakas ng tugtog..This is not my first time being here, I have a friends who love bars and parties and I already used to this, infact this is my leisure. "Klare? Nandito na sila" bulong saakin ni Carlo.pinsan ko..Alam niya ang plano ko at kahit nag-aalangan ay wala na siyang nagawa para pigilan ako....I can't let my family down.Not this time "Ano ng gagawin natin?" aniya "J-just stick to the plan Carl" napailang siya. Alam kong hindi siya sangayon sa gagawin ko..pero gaya nga ng sinabi ko, wala ng mababago..I made my decision BINALIK ko ang atensyon sa lalaking nakasandal sa sandalan ng sofa habang tahimik na pinapanood ang mga taong nagsasayaw sa malawak na dance floor.. Siguro ay kagagaling lang nila sa opisina base na rin sa nakikita kong mga suot nila..Isang puting polo ang suot niya na nakatupi hanggang siko, Sa klase ng tindig at pagkakaupo niya ay masasabing hindi siya basta-bastang tao..He look powerful with that simple aura..Hindi nakapagtatakang kaya niyang maisalba ang kompanya o kabuhayan ng kahit sino Nawala lang ang atensyon ko sa lalaki ng makita si Carlos na nasa mesa na nila..Nakipagkamay sa kanya ang mga lalaki.Nakikita ko ring tila naguusap sila pero hindi ko naririnig,tanging pagbuka lang ng bibig nila ang nakikita ko..They both know each other,Hindi man ganoon kalapit pero magkakilala sila dahil nasa iisang linya lang sila.Bussines Palihim na tumango ako kay Carlos ng bumaling siya saakin...Tumayo siya, sinundan ko ng tingin..Mula sa bar counter hanggang sa makabalik ulit siya sa grupo ng mga lalaki 'tulad ng plano'
Lihat lebih banyak"Pak, tolong berhenti!"
Vina mencoba melepaskan diri. Mendorong dada bidang Rangga dengan tangan mungilnya, meskipun usahanya berakhir sia-sia. Pria itu terlalu kuat baginya. Rangga semakin erat merapatkan tubuhnya.Rangga pun mulai menyapu leher Vina dengan kecupan-kecupan ganas. Sang CEO yang biasanya bersikap kaku, berubah drastis karena gairah yang membara."S-saya bisa membantu Anda, tapi ... tidak sampai seperti ini," lirih Vina sambil meronta-ronta.Rangga tak menggubris ucapannya dan mulai menanggalkan kemeja. Kesempatan Vina untuk pergi menjauh.Vina berlari ke arah pintu setelah berhasil menyambar ponselnya yang terjatuh. Tapi, Vina kalah cepat. Rangga dapat dengan mudah menangkap Vina lagi.Kali ini, Rangga menyeret tangan Vina dengan kasar. Kemudian, melemparkan Vina ke ranjang."Pak! Sadarlah!" pekik Vina.Rangga membungkam Vina dengan bibirnya. Vina spontan menampar wajah Rangga. Tak terima oleh tindakan atasannya itu."Cukup, Pak! Bapak sudah sangat keterlaluan!"Perbuatan dan ucapan Vina justru membuat Rangga murka. Dalam sekejap saja, Rangga telah berada di atas tubuh Vina. Menguncinya rapat-rapat. Vina pun tak dapat lagi mengelak.Butiran air bening mulai mengalir deras melalui ekor matanya. Tubuh Vina serasa hancur luluh lantak.Rasa sakit yang mendera tubuhnya tak sebanding dengan rasa nyeri di hati. Hilang sudah kesucian yang selama ini Vina lindungi.***Getaran ponsel membangunkan Vina. Tangannya meraba-raba nakas, sementara matanya masih terpejam erat."Vin, kenapa belum sampai kantor?" tanya pria di balik telepon."Ya? Ini siapa?" jawab Vina dengan suara parau."Kamu masih tidur? Astaga! Ini sudah jam berapa? Kamu tidak berangkat kerja? Bagaimana dengan Pak Rangga semalam? Dia baik-baik saja, bukan?"Rentetan pertanyaan Dion mengusik telinga Vina. Tetapi, hanya ada satu kalimat tanya yang Vina dengarkan."Vina!! Kenapa diam saja?"Kesadaran Vina mulai kembali. Vina lantas mematikan ponselnya begitu saja.Dadanya bergemuruh hebat seketika. Rasa sedih, marah, dan bersalah bercampur aduk menjadi satu.Mata nanarnya memandangi tubuh polos pria yang berbaring di sampingnya. Rangga masih tampak begitu tenang di alam mimpi.Wajah tampan Rangga terlihat tanpa dosa. Dan pemandangan itu berhasil membuat Vina semakin gusar.Vina tak menyangkal jika dia memiliki kekaguman besar pada Rangga. Dan wanita mana yang tidak tertarik oleh sosok pria berwibawa, CEO sukses nan tampan?Akan tetapi, semua perasaan itu hilang dalam semalam. Ketika pria yang telah lama dikaguminya menorehkan luka yang mendalam."Awww!" rintih Vina.Kedua kaki Vina gemetaran dan susah beranjak dari tempatnya. Vina mengayunkan langkah kaki sedikit memaksa. Menahan rasa sakit di tubuh bagian bawahnya.Vina tidak ingin Rangga melihatnya masih ada di kamar ketika bosnya itu terbangun. Diambilnya pakaian yang berserakan di beberapa tempat. Lalu, Vina masuk kamar mandi dan menutup pintu rapat-rapat.Di bawah pancuran air dingin, adegan-adegan panas menyakitkan dan berulang-ulang terus berputar layaknya video panjang. Vina menelusuri awal mula terjadinya kesalahan itu.Ingatan Vina kembali saat Dion, asisten pribadi Rangga tiba-tiba saja menghubungi dirinya saat hampir tengah malam. Dion memohon pada Vina agar mau menggantikannya untuk mendampingi Rangga bertemu dengan salah satu investor di sebuah bar.Sesampainya di bar, Rangga ternyata tidak sendiri. Bukan bersama investor yang disebutkan Dion, Rangga justru sedang bersama seorang wanita berpakaian mini.Wanita itu melingkarkan lengan Rangga ke bahunya. Lalu, menarik Rangga keluar dari bar. Vina lantas membuntuti mereka. Dalam elevator yang sama, Vina segera tahu jika wanita itu terus menggoda dan merayu.Rangga beberapa kali menolak bisikan manja si wanita. Tapi, wanita itu gigih memaksa dan berhasil menyeret Rangga masuk ke dalam kamar. Raut wajah Rangga pun terlihat aneh. Bukan seperti orang mabuk pada umumnya.Merasa ada kejanggalan, Vina bergegas menghentikan pintu yang hampir tertutup sempurna. Wanita itu tampak terkejut oleh kehadiran Vina.Setelah pertengkaran kecil, Vina berhasil mengusir wanita itu. Vina buru-buru merogoh ponsel untuk menghubungi dokter perusahaan. Namun, Rangga tiba-tiba menarik Vina ke dalam kamar sebelum Vina berhasil melakukannya. Dan terjadilah kesalahan besar yang tak semestinya Vina lakukan.'Mungkinkah Pak Rangga memang sengaja menyewa perempuan itu? Aku seharusnya membiarkan mereka melakukan apa saja yang mereka mau. Kalau tidak, aku seharusnya lebih gigih memanggilkan dokter malam tadi! Kenapa aku bodoh sekali?!'Vina memejamkan mata dan mendongak ke arah pancuran. Berharap dia dapat menghapus kenangan pahit itu seiring aliran air yang melewati tubuhnya.Vina menangis tanpa suara, menarik-narik rambutnya sendiri, dan terkadang memukuli dadanya yang sesak. Badannya terasa sangat kotor meskipun telah menggosoknya berulang kali.Hingga setengah jam berlalu, buku-buku jarinya sampai terasa membeku. Tapi, Vina justru memutar keran agar air semakin deras membasahinya.Dia tak peduli lagi jika hidupnya berakhir sekarang juga. Untuk apa terus bertahan jika kebanggaannya sebagai seorang wanita telah dirampas paksa oleh atasannya sendiri!Namun, Vina segera tersadar ketika wajah ibunya muncul dalam benak. Dia hidup bukan hanya untuk dirinya sendiri. Dia bekerja keras selama ini karena menjadi tulang punggung keluarga. Tanpa Vina, orang tuanya juga pasti kesulitan bertahan hidup.'Aku tidak boleh menyerah! Aku harus bangkit dan melupakan ini semua. Biarpun mungkin tidak akan ada lagi pria yang menerima perempuan kotor dan hina sepertiku.''Brak! Brak! Brak!'Terdengar suara pintu kamar mandi dipukul-pukul dengan kasar. Seseorang di balik pintu sepertinya tak bisa menahan sabar."Keluar!!"Vina menjerit dalam hati ketika mendengar teriakan kemarahan Rangga. Jantung Vina berpacu sangat cepat karena terlalu takut menghadapi pria itu.Vina menarik napas panjang, kemudian mengembuskan perlahan. Berulang kali Vina melakukannya sambil meyakinkan diri sendiri jika semua akan baik-baik saja.Gebrakan kedua pada pintu membuat Vina melompat ke belakang. Dia bergegas memakai pakaian dan mengeringkan rambut ala kadarnya.Langkah Vina tertahan di depan pintu. Sekali lagi, Vina menyemangati diri sendiri. Kemudian, Vina memutar kenop walaupun masih membawa rasa ragu."P-pak ..."Ketika Vina keluar dari kamar mandi, sedikit keberanian yang susah payah dikumpulkan bermenit-menit lalu menguap begitu saja. Sorot mata hitam pekat Rangga mengingatkan Vina akan kejadian semalam.Vina spontan menunduk untuk menghindari tatapan Rangga. Tubuh Vina bergetar hebat. Tanpa sadar, Vina perlahan memundurkan kaki.“Kenapa …” Ekspresi wajah Rangga mengeras. “kamu ada di sini?” Rangga menghampiri Vina dan memojokkan wanita itu ke tembok. "Apa yang kamu lakukan di sini?! Apa yang telah terjadi?!""NASAAN si Hendrix?" Tanong ni Kate..Ngumisi siya bago tumabi saakin sa sofa.."Baka pinalayas mo nanaman dahil binilhan ka ng donuts na may butas" natawa siya , napanguso nalang ako.."So, pinalayas mo ulit?" "H-Hindi" "Nasa kusina siya..Pinatulong kong magluto kay Andrew" natigilan siya"Nandito siya-si Andrew bumalik na siya?" "Oo kanina lang" Bumaling siya sa kusina bago napasandal sa sofa.."K-Kumusta si.. Chloe?" Ngumiti siya"She's fine now...Klare, thank you" hinawakan niya ang kamay ko"Don't worry,nangako siya na hindi na kayo guguluhin""Sorry sa lahat ng ginawa niya sayo" sumandal siya sa balikat ko.. ngumiti ako at hinaplos ang ulo niya"Nga pala..may dala ako" lumayo siya saakin at may kung anong kinuha sa tote bag niya.."Menudo..Naalala ko wala pa akong naibibigay mula nung makabalik kayo..Kaya naisipan kong lutuan ka nalang ng paborito mo" ngumiti ako ,Kinuha ko ang tupperware mula sa kamay niya"Salamat Kate" Ipinatong ko iyon sa center table, binuksan at inamoy
"KLARE, hows your conversation with Dad?" Agad na tanong ni Hendrix, Napatayo pa siya ng makita ang pagpasok ko..Imbes na sagutin ay sinara ko ang pinto ng kuwarto at ini-lock iyonMarahas kong binura ang distansya namin at kaagad na sinungaban ng halik..Ipinulupot ko pa ang mga braso sa leeg niya..Nagulat siya..Ramdam ko iyon pero kalaunan ay tumugon na rin..Pinipilit niya pang magsalita pero kaagad ko siyang pinipigilan sa pamamagitan ng mahanap na halik..Humanap at naglakbay na rin sa polong suot niya ang kamay ko..Aligaga kong kinalas ang mga butones niyon ng hindi nilulubayan ang labi niya..Napapangisi pa siya dahil sa mga kinikilos ko..After a while,I pulled for a kiss and look straight at him"Hendrix..I want you..Please" hingal na hingal ako ng hilingin iyon..Nakita ko ang pagkagulantang niya.."Please..Make love to me tonight..I need you!" Umigting ang panga niya..Nagpakawala siya ng iilang mura bago ako sungaban ng halik..Naramdaman ko rin ang paglutang ko sa ere dahil
"Hendrix" hinawakan ko ang braso niya para pahintuin.."W-We can do this some other time" ngumiti siya"I can't wait to marry you..So,we need to do this now,Hmm" "Pero-""It will be fine,Klare..I tell you it will" hinawakan niya ang likod ng ulo ko,mahinang kinabig iyon papalapit sakanya para mahalikan ako sa noo.."I love you" he said,"I..I love you, too" ngumiti siya at mas pinagsinop ang mga daliri namin bago muling naglakad..Magiging maayos ang paguusap na to di ba? Magiging maayos ang kalalabasan nito..Sana..Sana ngaPero.."Klare?" Naabutan namin silang tatlo sa dinner table, mukhang nangangalahati na sa hapunan..Lahat sila ay gulat ng makita ako,lalo na ang lalaking kasama ko.."Anak?" Si mom, narinig ko rin ang mahinang usal ni Trixie ng makita ang kamay namin ni Hendrix"Who the héll tell you that youre welcome in my house!?" Si Dad..Nakatingin siya kay Hendrix.. Mahigpit rin ang pagkakahawak niya sa kutsara"Good evening" panimula ni Hendrix"...Sorry to intrude..but ca
NGUMITI ako ng muling sakupin ng maliit na palad ni Vien ang mukha ko..Pinakatitigan niya ako pagkatapos ay hahalikan sa pisngi.Kanina ay nagpaalam si Yanna na aalis saglit para tawagan ang asawa. Naiwan saakin si Vien, noong una ay nagdadalawang isip pa siyang lapitan ako,pero kalaunan ay natagpuan ko siyang nasa kandungan ko na,hawak pa ang mukha ko.."You're so pretty..I want to marry you" nanlaki ang mata ko, is he really two year old? "But.. you're tito Hendrix wife na e" mahina kong kinurot ang pisngi niya..Ang cute cute niya talaga..Kahit bilang lang ang beses na nakita ko si Luther, masasabi kong kamukhang-kamukha niya ang anak..Walang inilayo..pero habang tumatagal ang pagtitig ay napansin kong may nakuha din siya kay Yanna...kunti nga lang "Do you love my Tito po?" Ngumiti ako, tumango"Yes Vien..I love your Tito Hendrix" "Yeah..well said..I'm glad he already found you..I love tito Hendrix too, and I don't want him sad anymore" muli akong ngumiti,"Me too..ayoko ring na
HALOS hindi ko na nilulubayan ng tingin ang singsing na bigay ni Hendrix..I still can't believe that he asked me to marry him..That he's still accept me despite the years I've became cruel."Why do I feel jealous to the ring I just gave to you?" Takang napabaling ako sa lalaki."Ha?" Naupo siya sa lounge,sa tabi ko..Hindi na ako umusog dahil kasya naman kami,isa pa ay mukhang ayaw niya rin akong umusog pa.. Hinawakan niya pa nga ang baywang ko para ipermi,para ilapit pa sakanya lalo "You're spoiling that ring, and you let your husband felt jealous in the corner--" Napakurap kurap ako bago napailing.."Sorry..nagagandahan lang ako-" tumingin ako sakanya"..masaya ako Hendrix..Kasi tinaggap mo parin ako, at inaya pang magpakasal" ngumiti ako bago nagpatuloy "Aaminin ko, habang papunta ako dito,sobrang natakot ako..Kasi pano kung ayaw mo na,na hindi mo na'ko tanggapin,na nagsawa ka kasi na-realize mong hindi ako worth it na hintayin ng siyam na taon-""..N-Na hindi mo na ako mahal" nak
LUMALANDAS parin ang luha ko, ang daliri niya ay paulit ulit na tinutuyo iyon..I waste nine years of my life for hating him..and I know I'm idiót who deserve his anger now..I feel sorry for being reckless to him for leaving him in that state..If I could turn back the time,if only I know the whole truth,I will surely not let go of his hand..I will surely heal with him.. But I can't change the decision I once commit, ang magagawa ko nalang ay bumawi at iparamdam na nagsisisi ako sa ginawa kong pagtalikod sa kanya..I want to promise him that I will not leave his side again..I won't be disappear again..He pulled off..Kapwa kami hinihingal ng maghiwalay siya, Hawak niya parin ang pisngi ko,pinagdikit niya pa ang mga noo naming dalawa matapos niya akong patakan ng halik sa dulo ng aking ilong..The smell of his breathe was just shivers me,it brought me into something familiar to me,that I already once feel nine years ago-home"H-Hendrix" tawag ko matapos ang ilang segundong katahimikan
Maligayang pagdating sa aming mundo ng katha - Goodnovel. Kung gusto mo ang nobelang ito o ikaw ay isang idealista,nais tuklasin ang isang perpektong mundo, at gusto mo ring maging isang manunulat ng nobela online upang kumita, maaari kang sumali sa aming pamilya upang magbasa o lumikha ng iba't ibang uri ng mga libro, tulad ng romance novel, epic reading, werewolf novel, fantasy novel, history novel at iba pa. Kung ikaw ay isang mambabasa, ang mga magandang nobela ay maaaring mapili dito. Kung ikaw ay isang may-akda, maaari kang makakuha ng higit na inspirasyon mula sa iba para makalikha ng mas makikinang na mga gawa, at higit pa, ang iyong mga gawa sa aming platform ay mas maraming pansin at makakakuha ng higit na paghanga mula sa mga mambabasa.
Komen