Share

Chapter 3

Aksa segera mengambil sebuah kotak kecil berwarna merah dari saku jas yang dipakainya, ternyata ada satu buah cincin berlian mewah. "Sava kamu maukan jadi pendamping hidup aku?" tanya Aksa dengan senyuman dan menatap wajah Savana dengan penuh cinta.

Rona merah terkuras dari wajahnya. "Iya aku mau," sahut Savana yang tertunduk malu sambil tersenyum tipis.

Aksa mengangkat tangan kanannya ke atas "Yes, Alhamdulillah!" ucap Aksa dengan wajah penuh kegembiraan.

Sambil tersenyum lebar, Aksa segera memakaikan cincin mewah itu pada jari manis Savana. "Cincin yang cantik untuk seorang Putri yang cantik." tutur Aksa dengan nada menggoda. Aksa pun mencium tangan Savana dengan senyum bahagia di wajahnya.

"I love you tuan putri," ucap Aksa sambil tersenyum dan menatap mata Savana.

wajah cantiknya berubah merah muda. "l love you to kak," sahut Savana sambil tersipu malu.

Setelah itu Aksa kembali menyalakan mesin mobilnya dan segera mengantarkan Savana untuk pulang kerumahnya, di dalam mobil keduanya terlihat sangat bahagia.

***

Sesampainya di rumah Savana menunjukan cincin berlian mewah yang ada di jari manisnya kepada Papa Rangga yang sedang duduk di sofa, Savana pun ikut duduk di samping Papa Rangga dan menceritakan bahwa dirinya telah dilamar oleh Aksa.

"Jadi kamu udah dilamar Aksa?" tanya Papa Rangga kepada Savana sambil menatap ke arah cincin yg di pakai Savana.

"Iya pah aku dilamar Aksa," sahut Savana dengan senyum manis di wajahnya.

Ekspresi wajahnya datar sepertinya Papa Rangga sedikit keberatan karena putri kesayangannya kini sudah dilamar oleh laki-laki lain, dan sebentar lagi akan ada yang menggantikan posisi dirinya untuk menjaga dan menyayangi putri kesayangannya itu dengan tulus. "Kenapa Pah? Papa gak keberatan kan?" tanya Savana sambil mengernyitkan keningnya.

Matanya menatap ke arah langit-langit. "Jadi gimana ya? keberatan sih iya," sahut Papa Rangga sambil menurunkan pandangannya.

Savana mengernyitkan dahinya. "Jadi artinya Papa enggak setuju dong, aku dilamar Aksa," tutur Savana.

Sang papah pun tersenyum tipis lalu memegang tangan kanan Savana. "Semua Ayah yang ada di dunia ini pasti akan keberatan kalo putri yg dia sayang akan dilamar oleh laki-laki lain, tapi Papa yakin Aksa ini orang yg baik, dia pasti bisa menggantikan posisi Papa untuk mencintai, menyayangi, dan melindungi kamu dengan penuh rasa tulus dan cinta," tutur Papa Rangga Sambil tersenyum dan menatap mata Savana dengan penuh cinta.

Senyum bahagia terlukis di wajah Savana. "Makasih Papa," ucap Savana sambil memeluk erat Papa Rangga. 

Tidak lama setelah itu Mama Maia yang baru selesai belanja pun datang dengan membawa banyak barang-barang mewah. "Mah-Mah sini," perintah Papa Rangga pada Mama Maia.

Mama Maia meletakan belanjaannya di atas meja dan ia ikut duduk bersama Papa Rangga dan Savana. "Iya Pah ada apaan sih?" tanya Mama Maia sambil mengerutkan keningnya.

"Anak kita udah dilamar Mah," ucap Papa Rangga sambil tersenyum.

"Oh bagus dong akhirnya Savana dilamar juga sama Erik," ucap Mama Maia.

"Aku bukan dilamar sama Erik kok Mah dan aku udah lama putus sama Erik karena dia khianatin aku," tutur savana.

"Terus sama siapa kok Mama gatau?" tanya Mama Maia dengan nada jutek.

"Itu karena kamu terlalu sibuk diluar dan jarang ngobrol Mah, Savana sama aku sering cerita," sambung Papa Rangga.

"Aku dilamar sama Aksa mah," tutur Savana dengan senyum manis di wajahnya.

"Oh ya? Kalo gitu kamu udah tau latar belakang keluarganya atau belum gimana bibit bebet bobotnya keluarga dia?" tanya Mama Maia.

"Aku liat Aksa dari keluarga baik-baik kok mah," sahut Savana.

"Oh, Oke selamat kalo gitu," tutur mama Maia.

"Keluarga Aksa juga rencananya besok mau ke sini buat lamar aku secara resmi Pah, Mah," tutur Savana.

"Baik Papa pasti bisa nemenin kamu sayang, kalo kamu Mah? tanya Papa Rangga.

"Aku gak tau Pah gimana besok aja," sahut mama Maia.

"Loh Mah, anak kita lamaran gak setiap hari loh masa kamu gak bisa mendampingi anak kita," tutur Papa Rangga sambil mengernyitkan keningnya.

"Iya deh, aku bisa nemenin," ucap mama Maia sambil menatap mata Papa Rangga.

Papa Rangga dan Savana langsung tersenyum lebar, sementara itu Mama Maia hanya menunjukkan ekspresi datar di wajahnya pada Papa Rangga dan Savana, lalu ia berdiri dari tempat duduknya dan mengambil barang-barang yang tadi disimpan lalu pergi ke kamar meninggalkan Savana dan Papa Rangga. 

Mama Maia memang selalu bersikap cuek dan tidak memperdulikan apapun yang berhubungan dengan Savana, ia hanya selalu perhatian dan memanjakan anak kesayangannya yaitu Maura adik perempuan Savana.

Baru saja Mama Maia pergi meninggalkan Papa Rangga dan Savana di ruang keluarga, Putri kedua Papa Rangga alias Maura yang baru datang dari luar segera menuju tangga untuk langsung ke kamarnya, langkahnya terhenti saat Papa Rangga memanggilnya.

Sambil tersenyum lebar pada Maura. "Maura sini, kakak kamu udah dilamar nih," tutur Papa Rangga kepada Maura.

"Oh selamat ya kak akhirnya dilamar juga sama si Erik," ketus Maura sambil berjalan menaiki tangga lantai dua untuk menuju ke kamarnya.

"Kakak bukan dilamar sama Erik, kamu kesini makanya kakak mau cerita," ucap Savana pada Maura.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status