Share

Keluarga baru

Membuka dokumen kedua Malvic melihat surat berisikan undangan untuk bergabung dengan S. A. I setelah ia lulus dari sekolah menengah nanti, melihat nya Malvic tanpa meragukan mengambil pena dan ingin langsung segera menandatangani nya, karena bergabung dengan S. A. I memiliki beberapa keuntungan untuk dirinya, terutama informasi tentang WOD yang berkaitan langsung dengan Ibu nya, lagipula dia bukan orang bodoh, Malvic percaya bahwa apa yang Diana katakan tadi hanyalah hidangan pembuka saja. 

Namun ketika ia hendak mendatangkan dokumen tersebut, sebuah tangan yang lebiih kecil dari punya dirinya segera merebut bulpoint yang berada di genggaman nya. 

"Tidak, Apa maksudmu, Malvic masih harus pergi ke Universitas, dan dia juga bukanlah alat perang milik Negara" Perotes Zea kepada Diana. 

Zea tahu seberapa besar resiko bergobaung dengan S. A. i, seperti ayahnya yang hanya bisa pulang kembali kerumah dengan hitungan kedua jari untuk melakukan misi misi berbahaya di luar sana, dan mempertaruhkan nyawa demi Negara, mungkin terdengar seperti pahlawan, namun ia tak mau Malvic yang masih seumuran dengan nya berlumuran darah, ia hanya ingin Malvic bahagia layak nya anak anak lain, apalagi setelah terpukul oleh kehilangan ibunya. 

"Tenanglah, Zea bukan, ini surat dari Ayahmu, bacalah, lagipula Malvic masih akan tetap bisa bersekolah seperti biasanya, malahan mungkin lebih baik karena ia akan memiliki banyak sumberdaya dan beberapa hal khusus dari Pemerintah, jangan lihat Ayahmu, Malvic berbeda ia hanya melakukan tugas mungkin paling banyak sebulan sekali " Ucap Diana tersenyum yang seakan akan tahu ending dari segalanya, menyerahkan amplop kecil dengan segel berwarna merah yang masih terpasang rapi.

Lagipula alasan pemerintah berani memberi kan tawaran yang luar biasa kepada Malvic bukan tanpa alasan, tentunya bukan karena type special dari soul yang di kontrak oleh Malvic, Indonesia memiliki banyak Soul Kontraktor special di luar sana namun tawaran nya lebih rendah dari Malvic, Mungkin alasan Malvic memiliki tawaran yang lebih adalah dari segi bakat nya yang masih belum terukur sepenuhnya, lagipula setelah penyelidikan ia juga mengetahui bahwa Malvic sangat cerdas dan berkepala dingin, dan sifat ini juga yang paling cocok untuk melakukan beberapa misi penting. 

Saat Zea selesai melihat lihat kertas kecil di tangan nya, ekspresi nya segera berubah dengan wajah bahagia dan bintang yang tergantung di pupilnya ia segera kembali menyodorkan bulpoint di tanganya ke Malvic 

"Tunggu apalagi, segera tanda tangani ini baik untukmu" Ucap Zea dengan tergesa-gesa

Entah apa yang Zea baca dari surat kecil itu, lagipula Malvic tak peduli, ini urusan antara keluarga. mengambil bulpoint ia segera mendatangkan kertas di tanganya kemudian menyerah kan kembali ke Diana 

"Selamat bergabung dengan kami Tuan Malvic, semoga harimu menyenangkan, dan selamat bergabung, ngomong ngomong jika ada hal penting lain kita akan segera menghubungi mu" Setelah mengatakan beberapa kata perpisahan dengan keduanya, Diana membereskan beberapa dokumen dan kemudian melangkah kan kaki panjang nya keluar dari ruangan, namun saat ia membuka pintu ia berpapasan dengan seseorang yang menarik, melirik nya sedikit.

"Mis Amarta " memasang sedikit senyum kemudian Diana kembali melanjutkan langkah nya. 

'Apa yang ia lakukan disini? ' pikir Amarta sembari melihat punggung Diana yang semakin menjauh di lorong rumah sakit

Menggelengkan kepalanya, Amarta mengembalikan penghilatan nya kedalam ruangan yang di tempati olehi seorang laki laki dan perempuan yang sedang berbicara tanpa menghiraukan nya. 

Saat tatapan nya tertuju kepada Malvic dia sangat bingung bagaimana caranya bisa berkomunikasi dengan anak ini, jujur saja 

Memang sebagian orang orang klan mengasingkan Ibu Malvic, namun semuanya tak sepenuh nya benar, kakek nya yang merupakan Ayah dari Ibu Malvic dan pemimpin klan terdahulu masihlah sangat mencintai dan berharap Ibu Malvic pulang, dan bahkan setelah mendengar kabar kecelakaan yang di alami Ibu Malvic kakek nya langsung shok dan pingsan di tempat. 

Ia juga pernah bertanya kepada kakek nya mengapa tidak membawa kembali keluarga Malvic kedalam klan?, namun kakek nya hanya menjawab "ini tak se sederhana yang kamu fikirkan "

Menenangkan hatinya Ia perlahan mendekat ke arah Malvic, dan mencoba memasang senyum sebaik mungkin saat dia hendak mengangkat mulut nya ia terhenti

"Amarta bukan, lebih baik kau keluar, aku tau apa tujuan kedatangan mu sekarang, sungguh Hanyalah sebuah mimpi yang takkan pernah bisa menjadi kenyataan jika ingin membawaku kembali ke dalam klan"

"Mengetahui aku yang telah menjadi seorang Soul Kontraktor bahkan tanpa rasa malu mengundang ku kembali kedalam klan? Apakah ini wajah sebenarnya dari klan Sriwijaya" Ucap malvic tanpa sedikitpun melihat keberadaan Amarta

Mendengar ucapan Malvic, membuat emosi Amarta meledak, dia datang dengan baik baik kesini, setelah sampai? Dia di usir tanpa bisa mengatakan sepatah katapun? 

Lelucon apa ini?

Namun meski demikian ia mencoba menahan emosinya sebanyak mungkin, lagipula omong kosong yang dikatakan Malvic tidak sepenuh nya salah. 

"Baiklah, aku tidak akan memaksamu, tapi setidaknya kau baca surat dari kakek ini, dia juga merupakan kakekmu dan sekaligus ayah dari bibi" Kata Amarta sembari melemparkan selembaran kertas ke pangkuan Malvic 

"Kakek? Kakek mana yang tak pernah menjenguk cucunya? 

Ayah? Ayah mana yang bahkan tidak melihat anak nya ketika dalam kesusahan?, dan satu lagi jangan sebut ibuku sebagai Bibi, karena dari awal Ibu dan Aku tidak ada sangkut pautnya dengan klan mu" Malvic mengulurkan tangan nya mencoba memegang selembaran kertas tersebut, saat ujung jarinya menyentuh kertas, kertas yang awalnya berwarna putih mencolok langsung mengkerut, berubah warna menjadi abu abu kemudian hancur berserakan bersama deruan angin dari luar ruangan. 

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status