Share

Membuktikan

Penulis: Nannys0903
last update Terakhir Diperbarui: 2022-02-23 23:30:04

Status Sindiran Istriku 

Bab 6

"Jangan Ajit! Mama gak apa. Ayo kita pulang!" Mama menarik lenganku untuk masuk ke mobil. Aku menghapus air mata dengan jariku. Tega sekali istriku memperlakukannya seperti ini. 

Mama selalu membelanya. Hatinya benar-benar tulus menyayangi Rima. Aku tak habis pikir. Wanita itu telah menggores luka kepada mama. 

Mama terlihat murung, wajahnya berpaling mengarah jendela mobil." Ma, sebenarnya apa yang terjadi. Mengapa Mama menangis seperti ini?" 

"Ajit, Mama gak tahu harus bilang apa. Istrimu sudah berubah tak seperti dulu lagi. Dia angkuh dan perkataannya tak selembut dulu. Ucapannya menyakitkan hati Mama." Mama terisak kembali. Kuambil tisu lalu memberikannya.

"Memang apa yang ia katakan?" Aku mencoba mengontrol emosi yang sudah berada di puncaknya. 

"Dia bilang kalau kamu menikahi Rima karena dia kaya dan mudah untuk dibohongi. Semua sikap baik Mama hanya pura-pura saja. Perselingkuhanmu adalah aib dari papa kandungmu. Mama ...." Aku sedikit menoleh lalu fokus untuk mengendarai mobil. 

"Lalu apa Ma." 

"Mama bukan wanita baik-baik yang hanya memanfaatkan materi orang dan penyebab keretakkan rumah tangga papa kandungmu. Mama ini matre dan pelakor." 

"Kurang ajar! Berani sekali ia merendahkan Mama. Aku tak terima!" teriakku. Membelokkan mobil kembali ke rumah Maya. 

"Kita mau ke mana?" pekiknya." Ajit." 

Ucapan mama bagaikan pisau tajam menusuk hati. Aku tak terima perkataan Rima. Wanita itu memang harus diberi pelajaran. 

Keluar dari mobil dengan membanting pintu. Aku hendak melangkahkan kaki ke pintu. Dua orang penjaga terlihat menyeramkan. Tubuhku ditahan oleh mereka. 

"Lepas! Aku mau bertemu Rima. Rima! Rima!" teriakku dengan emosi. Aku tak peduli mereka menahan tubuh ini dengan tangan kekar mereka. 

"Rima, keluar kamu!" 

Rima keluar dengan mengunakan kacamata hitam. Baju dress bunga-bunga selutut memperlihatkan kaki jenjangnya yang putih dan mulus. 

"Ada apa teriak-teriak?!" ucapnya di depan pintu. 

"Apa yang kau katakan kepada mamaku?! Aku tak terima dengan tuduhanmu. Kamu wanita yang tak diuntung." Kutunjuk jari ke arahnya. Rima terlihat santai dan tak berdosa. Para bodyguard menahan tubuhku agar tak mendekati Rima. 

"Memang benar, apa yang aku katakan. Itu bukan tuduhan, tapi fakta." Rima melipat tangannya ke dada. 

"Tak kusangka kau seperti itu. Wanita yang dulu aku cintai." 

"Cinta? Kamu bilang cinta! Bull sit. Tak ada cinta di hatimu. Kamu penghianat dan kamu melakukan kekerasan kepadaku. Semua perlakuan yang telah kau berikan akan selalu aku ingat." 

"Aku memang melakukan kekerasan, tapi aku tak pernah selingkuh." 

"Dasar pembohong! Bukti yang aku miliki sudah sangat kuat. Wanita itu mengaku kalau kalian memiliki hubungan gelap. Tak kusangka, kalian rekan kerja, tapi selingkuh." 

"Dengan siapa aku selingkuh?" tanyaku. Dadaku sudah naik turun. Rahangku semakin mengeras. 

"Sudah, jangan pura-pura menutupinya." 

"Aku akan buktikan kalau aku tak selingkuh. Semua itu hanya pose pemotretan. Aku sengaja merahasiakan untuk menjaga perasaanmu," ucapku melembut. 

"Silahkan, buktikan semua kepadaku." Rima masuk ke dalam tapi kucegah. 

"Tunggu! Aku ingin mengambil ATM hasil pemotretan." 

"Oh, kartu itu. Baiklah!" Rima berjalan kedalam dan beberapa saat kemudian keluar dengan membawa kartu ATM milikku. 

"Ini ATM-nya. Maaf uangnya sudah habis sebagai penganti uang yang telah kau gunakan untuk keperluan pribadimu." Ia berlalu dengan santai. Para bodyguard menutup pintu rumah dan mengusir paksa. 

"Ajit, kamu tak apa," tanya mama mengkhawatirkan keadaanku. Aku menggeleng lemah. 

"Kita pulang, Nak." 

Selama perjalanan pulang aku diam tak berkata. Semua pikiran di otakku menjadi satu. Bagaimana cara membuktikan bahwa aku tak selingkuh.

Kami sampai di rumah, terlihat mobil milik mba Shela terparkir di sana. Ia menyambut kami di depan pintu. 

"Kalian dari mana? Lama sekali aku menunggu kalian." 

"Kamu sudah lama?" tanya mama lembut. 

"Lumayan lama. Aku sampai tertidur di sofa. Eh, Ajit. Aku punya kabar baik untukmu," ucapnya. 

"Kabar baik apa? Semoga ini bukan soal Rima. Aku cape dan lelah." Menghela napas panjang. 

"Bukan. Ada perusahaan yang mau mengkontrakmu. Ia akan menjadikanmu model." 

"Benarkah! Model apa?" tanyaku antusias. Untuk saat ini yang aku butuhkan adalah uang. 

"Model kaos kaki. Lumayanlah. Daripada kamu gak ada kerjaan. Minggu depan kita akan pemotretan di studio. Bagaimana?" 

"Baiklah. Tak apa-apa. Kita mulai dari nol," ucapku pasrah. 

"Bagus, jangan patah semangat. Aku akan bantu kamu untuk mencari pekerjaan. Ada sih, yang menawarkan pekerjaan lain. Entah kamu mau atau tidak." 

"Gak papa Mba. Yang penting dapat uang." 

"Menjadi model penganti di GM." 

Model penganti di GM artinya aku akan bertemu dengan Rima dan Ridho setiap hari. Apakah aku kuat menahan cemburu dan emosi." Baiklah Mba, aku mau." 

Aku bisa bertemu dengan Rima dan membuktikan bahwa aku tak salah. Mba Shela menghubungi seseorang mengatur jadwal pemotretan untukku. Bersyukur masih ada kakak kandungku yang membantu. 

****

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Louisa Janis
semangat Ajit Rima perempuan cerewet
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terbaru

  • Status Sindiran Istriku    Ending Cerita

    Status Sindiran IstrikuPonselku berbunyi berkali-kali.Menatap layar pipih dengan wallpaper bergambar pantai."Halo, ada apa Mbak?" bertanya kepada Mbak Shela yang menghubungiku saat aku berada di cafe"Ajit, pampers dan susu Fakhri habis.""Baik Mbak nanti aku akan belikan.""Terima kasih, Aj

  • Status Sindiran Istriku    Akhir

    Status Sindiran Istriku"Rima, ini bukan tanda tanganku. Aku bersumpah, tak pernah melakukan hal ini. Percaya padaku kali ini." Memperlihatkan semua bukti tentang papa dan Sofie. Tak menutupi semua yang telah terjadi. Masalahku harus segera terselesaikan.Rima menatapku, mungkin mencari kejujuran di sana. Ia menganggukkan kepala dan berkata," Buktikan kalau kamu tak menanda tangani ini. Karena aku merasa ragu.""Aku akan menghampiri dia. Kamu jaga diri kamu. Aku akan kembali. Aku mencintaimu." Mengecup jari jamarinya. Ia tak menolak sedikitpun. Wajahnya pucat dan suara bergetar. Aku yakin cinta itu masih ada.Aku memeluk Rima dan ia membalas pelukanku. Segera pergi mencari orang tersebut. Ibu mertua memberikan bekal dan minuman di botol untukku. Wanita itu selalu baik dan sayang kepada mantunya.Tubuhku memang lelah, tapi aku harus terus berjalan mencari kebenaran. Masalah pa

  • Status Sindiran Istriku    Kembali

    Status Sindiran IstrikuKembali Jam menunjukkan pukul sepuluh malam lewat dua puluh menit. Besok pagi aku sudah sampai di Lampung. Aku hanya membawa kopi dalam termos kecil dan makanan kecil yang berada di meja. Setidaknya, bekal ini cukup untuk di jalan. Membuka dompet berisi uang tiga ratus ribu rupiah. Lebih baik membawa motor saja. Ongkos lebih murah dan hemat. Akhirnya, memutuskan mengunakan motor matic milik Rima yang berada di garasi. Surat-surat motor itu sudah ada di dalam jok motor. Tak lupa memakai jaket yang tebal menelusuri jalan ke arah pelabuhan Merak. Kapal datang agak telat. Pelabuhan terlihat ramai oleh mobil truk pengangkut barang. Mereka mengantar barang dari pulau ke pulau lain. Pekerjaan mereka berat, meninggalkan anak istri berhari-hari untuk menyambung hidup. Perjalanan yang cukup melelahkan. Akhirnya, aku sampai di Sidomulyo tempat mertuaku berada. Aku sangat yakin Rima ada di s

  • Status Sindiran Istriku    Terbunuh

    Status Sindiran Istriku Kubuka mata perlahan, tangan dan kakiku diikat di ranjang. Papa dan Sofie sedang berbicara. Mereka tak tahu aku sudah sadar. "Apa yang harus kita lakukan kepadanya?" tanya Sofie. Sepertinya, ia ketakutan. "Kita harus mendapatkan semuanya atau kita akhiri hidupnya." Ucapannya membuatku bergidik ngeri tentu tidak, aku ingin menertawakannya."Siram tubuhnya dengan air es. Di tak punya siapa-siapa lagi di sini." "Bagaimana dengan kakaknya?" "Itu urusan gampang. Kita selesaikan lelaki ini. Dia penghalang bagi kita. Shela juga sedang mengandung anakku. Ia tak akan berani bertindak." Mba Shela sedang hamil, aku tak percaya. Jangan-jangan ia pura-pura ingin membalas dendam. Ah, mengapa aku tak tahu. "Pa, kalau Shela hamil dan melahirkan anakmu. Kamu akan melupakanku," ucap Sofie. Nadanya terdengar sedih. "Tentu tidak Sayang. Cuma kamu dan h

  • Status Sindiran Istriku    Pengecut

    Status Sindiran Istriku Panggilan masuk dari salah satu petugas keamanan di ponselku. Menyentuh ikon berwarna hijau. "Ada apa?" tanyaku setelah menjawab salamnya. "Ada pergerakkan darinya. Ia berada dalam ruangan." "Malam-malam begini! Baiklah, terima kasih untuk infonya." Bergegas mengambil laptop di dalam ruang kerja. Membuka CCTV dari restauran.Papa sedang berusaha membuka brankas. Ia terlihat kesal dan memukul lemari besi. Terlihat wajahnya frustasi. Sengaja aku menganti kode brankas itu. Ia memukul dan menendang. Aku hanya bisa menertawakan dari layar. Ia berusaha mencongkel brankas. Sudah seminggu aku tak memberinya uang. Mungkin, uangnya telah habis. Tak lupa memblokir kartu kreditnya. Papa menghubungi seseorang. Mendengar suara papa dengan tajam. Ternyata, ia memanggil tukang las besi. Aku terkekeh. Kita lihat apa yang akan ia lakukan lagi. Dua orang petuga

  • Status Sindiran Istriku    Korban

    Status Sindiran Istriku Papa terlihat gusar. Ia melirik brankas di dalam ruangan. Meneguk kopi dengan kasar untuk menyembunyikan perasaannya. "Papa pergi dulu ada urusan sebentar," pamitnya. Wajahnya terlihat pucat. Entah dengan siapa ia akan bertemu. Kuhubungi seseorang yang bisa aku handalkan untuk mengikuti papa."Dia sudah pergi kamu ikuti dia. Lakukan pekerjaanmu dengan baik." Memandang kotak brankas dan menekan kode dengan tanggal lahir mama. Ternyata salah. Apa si tua keladi itu menganti kodenya. Mencoba menekan angka yang sama dengan kode ponsel papa. Nihil, tak bisa. Yang membeli brankas ini adalah mama. Kucoba menekan tanggal kelahiranku. Klik.Menarik kuas brankas secara perlahan. Uang menumpuk dengan tinggi. Ternyata benar dugaanku. Isi brankas sekitar satu miliyar. Kotak brankas hampir penuh. Memasukkan semua uang ke dalam tas yang tergeletak di d

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status