Share

Depresi dan Bunuh Diri

Jantungku serasa berhenti berdetak mendengar berita yang Mami sampaikan. Lututku pun begitu lemas. Keringat dingin seketika membasahi kening.

Lalu bagaimana dengan Mas Reno dan aku? Mungkinkah Mas Reno .... Ah, aku tak sanggup membayangkannya.

Tuhan, tolong, jauhkan virus mengerikan itu dari kami! Aku tak sanggup. Aku takut. Apalagi ada janin di rahimku. Tolong, Tuhan! Tolong kami kali ini!

"Kalian ... sebaiknya langsung periksa saja!" perintah Mami.

Seketika tubuhku ambruk. Tenagaku seperti lenyap seketika. Sampai lututku tak mampu menopang lagi.

"Dek!" seru Mas Reno.

Digendongnya segera tubuhku untuk didudukkan di sofa kamar rawat inap Mas Randi.

"Minum dulu, Sil!" Mami memberikan sebotol minuman yang masih utuh, Mas Reno menerimanya kemudian membuka tutupnya. Mami memasukkan sedotan ke dalamnya

"Minum dulu, Sayang!" pinta Mas Reno.

Aku hanya meneguk dua tegukan. Tenggorokanku seperti tercekat sehingga susah sekali untuk menelan.

"Semua pasti baik-baik saja! Kamu harus tenang, Dek!
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status