Share

Bab 4

“Kay, gue ke sana sekarang,” kata Janu di seberang sana.

Saat ini Kayla sedang bersama Revan di salah satu tempat makan, Revan bertanya dengan gerakan bibirnya.

Siapa?

Kak Janu- balas Kayla juga dengan gerakan bibir secara pelan. Revan mengangguk saja, dia sudah kenal dengan Janu-lebih tepatnya dikenalkan oleh Kayla.

“Aku masih di luar sama Revan kak, gimana dong?”

“Gue tunggu aja,” ucapnya. Setelah beberapa detik berbicara hal lain, panggilan itu diakhir.

Revan berhenti mengunyah, dia memandang Kayla dan menanyakan ada keperluan apa Juna menelpon nya.

“Kak Janu mau ngambil flashdisk yang ketinggalan,” balas Kayla.

Revan mengangguk, “ya udahdah cepat makannya, kasihan Bang Janu kalau nunggu lama.”

“Iya iya sabar dong, santai aja. Kamu bantu habisin punya aku masih banyak.”

“Kebiasaan.” Kayla tertawa mendengarnya.

Revan kembali bersikap cerewet. “Makanya kalau tau nggak habis jangan pesan banyak, sayang tau makanannya jadi mubazir.”

Kayla mencapit hidung Revan dengan gemas, “siap sayang.”

Setelah ngobrol sebentar dengan Janu di depan kosan Kayla, Revan pamit untuk segera pulang.

“Tenang aja Van, Kayla nggak akan aman sama gue. Paling besoknya berubah jadi pajangan.”

Revan hanya tertawa menanggapinya, dia sudah hapal kelakuan katingnya itu.

Kayla menyimpan sepatunya sembarangan di atas rak sepatu, melempar begitu saja tasnya ke atas kasur. Langsung tidur untuk merenggangkan badannya. Sedangkan Janu mengikuti nya dari belakang, sambil menggelengkan kepala melihat ‘kerapihan’ kosan Kayla.

Kosan Kayla ini tergolong kosan bebas, jadi tidak ada larangan Perempuan atau laki-laki masuk. Yang penting tidak menginap dan pintu kamar jika ada tamu harus dibuka, agar tidak menimbulkan fitnah.

“Heh dimana flashdisk nya?” Tanya Janu yang berkacak pinggang melihat kelakuan Kayla.

“Cari aja di atas meja kak, aku mau mandi dulu.” Kayla bangkit mengambil handuknya dan langsung pergi ke kamar mandi, tak memperdulikan Janu yang sedang mengacak-acak meja tempatnya mengerjakan tugas.

Janu kembali dibuat menggeleng-gelengkan kepalanya melihat kondisi meja Kayla. Tutup bolpoin yang berpisah, charger laptop masih tergeletak begitu saja, ada beberapa lembar kertas bekas, satu gelas yang masih tersisa airnya, sun screen.

“Ini anak nggak ada rapih-rapihnya.”

Kayla berteriak dari dalam kamar mandi. Memanggil nama Januar.

“Apa?” Balas Juna dengan sedikit berteriak.

“Sini bentar,” titah Kayla. Janu menurut.

Kayla menyembulkan kepalanya saja ke luar, dia terlihat malu saat akan berbicara.

“Apa?” Janu bertanya tak sabaran.

“Itu-“ Janu mengernyit tak mengerti.

“Ish, ambilin baju sama-“ Kayla menggigit bibir bawahnya. “Sama daleman,” ucapnya pelan.

Janu menampilkan wajah kagetnya. Sesaat kembali lagi normal

“Nyuruh itu aja lama banget!”

“Sorry Kak.”

Kayla menunggu lama, dia curiga dengan Janu. Secara tingkah Janu itu sangat aneh dan absurd.

“Kak udah belum?”

“Ukuran BH Lo gede ya?” Kata Janu sembari tertawa.

Kayla sangat panik, seharusnya dia tidak lupa membawa baju ganti atau setidaknya bajunya itu jangan malah disimpan di lantai toilet yang basah.

Kayla sangat ingin berteriak dan keluar segera, tapi ia akan lebih mempermalukan dirinya sendiri.

Janu mengetuk pintu kamar mandi. Kayla membukanya, memberikan tatapan tajam ke arah Juna

“Nih, gue kasih dengan warna senada. Gimana selera gue?” Muka Kayla semakin merah padam.

“Dasar mesum!” Kayla segera menutup pintu kamar mandi dengan kencang. Janu semakin tergelak.

Kayla pura-pura melupakan kejadian tadi, dia duduk di depan Janu yang sudah membawanya richeese. Mereka makan dengan diselingi obrolan-obrolan kecil, seputar rencana liburan semester yang sebentar lagi.

“Beresin lagi bekas makannya,” titah Janu pada Kayla, yang malah melengos ke kamar mandi.

“Ck, iya mau.” Dia kembali dan langsung membereskan bekas makannya bersama Janu. Meneguk minuman dari Janu, setelah itu selonjoran di atas kasur sambil bertukar kabar dengan Revan.

Janu masih di kosan Kayla, dia malah duduk selonjoran di dekat pintu sambil menghisap sebatang rokok.

“Mau kapan pulangnya?” Tanya Kayla sedikit ketus.

“Bentaran doang, ngusir nih ceritanya?”

Janu mengeluarkan asap rokok melalui mulutnya. Tangan kanannya sibuk menscroll ponsel.

“Aku ngantuk, mau tidur, nanti kalau-“ perkataan Kayla terpotong karena Janu tiba-tiba menerima sebuah panggilan, dan ia langsung menjauh dari Kayla.

“Juna akan pulang asal batalkan niat ibu.”

Samar Kayla mendengar percakapan antara Janu dengan Ibunya, sebelum kesadarannya terenggut dan dia terlelap dalam tidur.

Janu kembali lagi masuk ke dalam kosan Kayla, dan mendapati Kayla yang sudah tertidur lelap.

“Sorry Kay,” ucap Janu.

***

KENAPA JANU BILANG SORRY YA? APA YANG SEBENARNYA JANU LAKUKAN PADA KAYLA?

APA DIA SEBENARNYA JAHAT?

ATAU EMANG BAIK TAPI MUNAFIK?

PENASARAN NGGAK TUH? MAU LANJUT?

FOLLOW I*******M AKU YA @NISSAULIA.D

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status