Share

Bab 332

Author: Citra Sari
Shanaya terhenti sejenak.

Dulu dia memang pernah mendengar tentang Keluarga Wirantara yang gemar terlibat dalam proyek-proyek sosial.

Namun, mungkin karena sudah lama berada di Keluarga Wiraatmadja, secara naluriah dia merasa semua itu hanyalah upaya lahiriah yang biasa dilakukan oleh keluarga-keluarga terpandang untuk sekadar menunjukkan citra mereka saja.

Tak disangka, Keluarga Wirantara ternyata bukan sekadar omong kosong.

Mereka benar-benar ingin membantu lebih banyak orang dari segala sisi.

Shanaya merasa malu karena pemikiran sebelumnya. Dia hendak membuka mulut untuk mengakui kesalahannya, ketika Elvano tiba-tiba bertanya, "Proyek ini selama ini kurang seorang konsultan pengobatan tradisional yang tepat. Sekarang tinggal menunggu apakah kamu bersedia ikut terlibat."

Shanaya tak berpikir panjang. "Tentu saja aku mau."

Dia selalu ingat kata-kata orang tuanya.

Selain itu, meski penyakit kronis tampak tak bisa disembuhkan, selama dikelola dengan baik, hal itu tak akan berdampak sign
Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App
Locked Chapter
Mga Comments (1)
goodnovel comment avatar
Ros
Ya sdh Shanaya, sm lucien aja…. Biar si nenek lampir, ga bs se enak2 nya tindas km….
Tignan lahat ng Komento

Pinakabagong kabanata

  • Suami Berengsek, Istrimu Kini Hamil Anak Big Boss!   Bab 430

    Jika ada dendam atau pertikaian, itu setidaknya menunjukkan bahwa kedua belah pihak memiliki masalah.Bahkan, bisa jadi semua masalah justru berasal dari pihak keluarganya sendiri.Rivaldi tetap memilih Delara. Meski keluarga marah, mereka paling-paling cuma memarahinya beberapa kata dan tidak membuatnya merasa benar-benar sendirian.Namun, jika Rivaldi memilih keluarga, Delara benar-benar kehilangan segalanya.Jawaban itu membuat Shanaya sedikit terkejut. "Tidak merasa kesal sedikit pun?"Rivaldi menatapnya dengan tenang. "Tidak."Shanaya lalu naik ke kamar, tetapi pikirannya masih dipenuhi pertanyaan itu.Dia tak menyangka jawaban Rivaldi begitu tegas, tanpa ragu sedikit pun.Lalu bagaimana dengan Lucien?Setelah mandi, Shanaya keluar dari kamar mandi dengan rambut yang masih basah. Dia duduk di tepi ranjang dan dengan serius merenungkan jawaban apa yang mungkin akan diberikan Lucien.Mungkin setidaknya dia seharusnya mengikuti saran Nadira dan bertanya pada Lucien.Bagaimanapun, Sha

  • Suami Berengsek, Istrimu Kini Hamil Anak Big Boss!   Bab 429

    Elvano segera mengambil jarum perak itu dan menyerahkannya kepada Shanaya.Setelah Elvano dan Zafran keluar, Shanaya mengeluarkan jarum perak itu dan dengan presisi menusukkannya ke setiap titik akupunktur.Kurang dari dua menit, Nadira sudah terbangun.Shanaya buru-buru menahan tubuhnya. "Tante Nadira, jangan bergerak dulu. Aku sedang memasang jarum akupunktur.""Eh, baiklah," jawab Nadira pelan.Nadira mengangguk pelan. Ingatan-ingatan sebelum pingsan itu perlahan kembali menghampirinya. Dia menatap Shanaya dan menghela napas tanpa suara. "Kata-kata Helsa jangan terlalu dipikirkan," ujarnya.Kalimat itu adalah permintaan maaf atas insiden di pagi hari, saat Helsa memaksa Shanaya pergi.Setelah itu, Nadira menambahkan, "Dan soal yang dia katakan di meja makan juga tak perlu kamu anggap serius."Kalimat itu adalah sebuah pernyataan tegas.Keluarga Wirantara tidak akan menjodohkan Helsa dan Lucien.Berpura-pura tidak peduli hanyalah kebohongan. Shanaya sangat menyadarinya. Namun, dia se

  • Suami Berengsek, Istrimu Kini Hamil Anak Big Boss!   Bab 428

    Ciuman yang datang tiba-tiba itu membuat Lucien terkejut seketika.Keterampilan ciumannya wanita itu sangat buruk, tetapi hanya dengan itu saja, dia tak mampu menahan gelora yang bangkit dalam dirinya.Dan tanpa sadar, dia rela tenggelam dalam perasaan itu.Detik berikutnya, Lucien mengambil alih kendali, merangkulnya sepenuhnya ke dalam pelukan, lengan panjangnya melingkari pinggang Shanaya, dan tanpa menunggu izin, ciumannya makin dalam.Di antara tarikan napasnya, tercium aroma cendana yang lembut. Shanaya sejenak tak bisa menahan diri untuk berpikir, andai waktu bisa berhenti tepat di saat ini.Betapa indahnya jika semua hal bisa membeku hanya di momen ini.Angin malam berhembus lembut, Shanaya tiba-tiba tersadar. Dengan sigap, dia melepaskan diri dari pelukan pria itu, menolak tenggelam lebih jauh, dan menarik napas cepat, berusaha keras memulihkan akal sehatnya.Dia menarik napas panjang, lalu tersenyum sambil berkata, "Pak Lucien, keinginan Anda tidak berguna. Aku tidak pernah p

  • Suami Berengsek, Istrimu Kini Hamil Anak Big Boss!   Bab 427

    Suasana di meja makan mendadak membeku sejenak.Shanaya mengerti apa yang dimaksud pria itu, tetapi hatinya dipenuhi gelombang keraguan yang tak terhitung jumlahnya.Tanpa sadar, dia mengangkat kepala dan menatap pria itu.Di bawah cahaya terang ruang makan, garis wajah pria itu tampak makin tegas dan dalam, memancarkan aura dingin dan tak tersentuh seperti biasanya.Shanaya sempat merasa ragu. Apakah kata-kata tadi benar-benar keluar dari mulut Lucien?Namun, ketika tatapan mata gelap Shanaya bertemu langsung dengan pandangan Lucien, melihat tatapan Lucien berkilau tajam seperti cahaya malam, Shanaya yakin.Ya, itu memang darinya.Tatapan pria itu membuat jantungnya berdegup cepat, panas menjalar ke seluruh tubuh. Bulu matanya bergetar halus sebelum akhirnya menunduk, menghindari pandangan mata Lucien yang membara.Ada sesuatu yang berdesir di dadanya, deras dan tak tertahan.Namun, Helsa sama sekali tidak menunjukkan rasa canggung setelah ditolak. Wajah mungilnya terangkat dengan per

  • Suami Berengsek, Istrimu Kini Hamil Anak Big Boss!   Bab 426

    "Aku tahu, Ayah."Begitu berhadapan dengan Zafran, Helsa langsung berubah menjadi gadis yang patuh dan manis.Zafran tahu bahwa kaki Nadira mulai membaik. Dia mengangkat gelasnya dan menatap Shanaya dengan senyum tulus. "Dokter Shanaya, kaki istriku benar-benar membaik berkatmu. Izinkan aku bersulang untukmu," ucapnya dengan nada penuh rasa terima kasih.Dia kemudian menambahkan dengan ramah, "Selama beberapa hari ini, kamu tinggal saja di rumah kami. Jangan merasa sungkan. Kalau butuh apa pun, silakan bilang kapan saja."Shanaya tersenyum sopan dan menggeleng pelan. "Pak Zafran, Anda terlalu sopan," jawabnya lembut, suaranya sehangat tatapan matanya.Dengan sikap anggun dan tenang, Shanaya mengangkat gelas tinggi berisi jus buah. "Beberapa hari ini aku sudah banyak merepotkan kalian. Tapi karena situasinya sedikit khusus, kita hanya bisa bersulang dengan jus saja."Sementara mereka berbincang, Helsa mengambil sepotong udang dan meletakkannya di piring Lucien. Dengan senyum lembut di

  • Suami Berengsek, Istrimu Kini Hamil Anak Big Boss!   Bab 425

    Sejak kecil, Helsa sudah suka berebut perhatian dengan Winona yang masih bayi di gendongan.Namun, setelah dewasa, di Kota Selatanaya, dia bukan hanya gadis yang suka menonjolkan diri. Dia jauh lebih dari itu.Berkat latar belakang keluarganya yang luar biasa, membuatnya terbiasa menguasai keadaan dan memerintah sesuka hati di luar sana. Namun, entah kenapa, Zafran selalu merasa bersalah padanya. Tanpa banyak bicara, Zafran selalu turun tangan menyelesaikan segala urusannya.Lama-kelamaan, batas di antara mereka pun makin kabur."Baik," katanya pelan.Shanaya mengangguk pelan, menatap Elvano dengan mata bening yang dipenuhi kekhawatiran. "Kamu… baik-baik saja?" tanyanya lembut.Dia bisa merasakan, sejak Helsa mengucapkan pertanyaan terakhir tadi, suasana hati Elvano berubah. Ada sesuatu yang gelap dan berat bersembunyi di balik senyumnya.Elvano hanya tersenyum tipis, suaranya terdengar tenang tetapi jauh. "Aku tidak apa-apa. Kamu istirahat dulu, ya."Mungkin karena semalam tidurnya ti

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status