Share

Suami Brengsekku, Tidak Ingin Menceraikanku
Suami Brengsekku, Tidak Ingin Menceraikanku
Penulis: Anakrubah99

Bab 1. Terungkapnya Perselingkuhan

"Bersabarlah. Tidak lama lagi aku akan menceraikan Diana dan menikahimu."

Sulit bagi Diana untuk menerima apa yang telah ia lihat dan dengar detik ini juga. Pandangan Diana mengabur karena air mata yang dengan keras Diana tolak untuk ia keluarkan. Dadanya terasa sesak. Seperti seseorang telah meremas seluruh organ tubuhnya.

Diana ingin menangis dan menjerit dengan keras. Namun alih-alih melakukan hal yang tak berguna seperti itu, Diana lebih memilih untuk berjalan lebih dekat ke arah seseorang yang membuatnya merasakan perasaan menyesakkan seperti ini.

Dengan segera Diana berdiri beberapa langkah dari kedua manusia yang sekarang sedang duduk bersama di sebuah taman. Dengan tangan si pria yang menggantung apik pada bahu si wanita. Dan si wanita menyenderkan tubuh dengan nyaman pada dada kokoh si pria.

"M-mas Edwin?"

Suara Diana bergetar. Dan tenggorokannya seperti ada benjolan hingga membuat Diana susah untuk mengatakan satu kalimat saja.

Dengan segera, dua pasang sejoli itu menoleh ke arah belakang. Dan air mata tak dapat lagi Diana tahan kala wajah si lelaki benar-benar ia kenal.

Edwin Edison, suaminya.

Tidak ada wajah panik di antara keduanya. Baik suaminya dan wanita asing itu dengan santai berdiri dari duduknya. Memandang Diana yang sudah banjir air mata.

"Apa maksudmu, Mas? Jelaskan padaku apa maksud ini semua?!" Diana memekik keras.

"Bukankah semua sudah jelas?" Edwin membalas dengan datar

Edwin sendiri tidak menyangka akan secepat ini perselingkuhan mereka tertangkap oleh Diana. Namun apa boleh buat, ia tak menyesalinya sama sekali. Justru dengan begini, dirinya tidak perlu repot-repot lagi. Diana dengan sendirinya akan pergi.

"Oh! Kamu pasti Diana ya? Senang bertemu denganmu! Perkenalkan, aku Marley Anabelly. Cinta pertama Mas Edwin." Suara nyaring dengan nada senang milik perempuan yang saat ini memeluk erat pinggang suaminya membuat Diana geram.

Dengan segera, Diana berlari ke arah perempuan bernama Marley itu. Amarah membara dalam dirinya. Hingga tak ada lagi yang bisa ia pikirkan selain ingin menghancurkan wanita yang telah merusak rumah tangganya. Maka dari itu, Diana menerjang ke depan. Kemudian dengan tenaga yang entah dari mana, ia mendorong Edwin menjauh hingga pria itu tersingkir. Dan dengan segera meraih kepala Marley. Menjambak rambutnya dengan keras dan berapi-api.

"Akhhh! Lepas!"

Teriakan yang memekikkan telinga datang dari Marley. Namun itu tidak menghentikan Diana untuk terus menjambak rambut Marley. Bahkan jeritan kesakitan dan semua perlawanan yang Marley berikan membuat Diana lebih gigih untuk merontokkan semua rambut wanita j*lang ini.

"Diana! Kamu gila?! Lepaskan Marley!" teriak Edwin keras. Dirinya dengan segera mendekati kedua wanita itu. Dan sekuat tenaga mencoba melepaskan tangan Diana yang mencengkram dengan keras rambut kekasihnya. Namun seperti orang kesurupan, bahkan tenaga Edwin tak membuat Diana dengan segera bisa menjauh.

"Mati! Mati! Mati kamu!" raung Diana diikuti dengan tangisannya.

Bruk!

Akhirnya setelah susah payah, Edwin dapat menghentikan kegilaan Diana. Dirinya mendorong istrinya sendiri dengan kasar hingga terjatuh keras di tanah. Kemudian Edwin dengan panik memeluk Marley yang merintih sembari memegangi kepalanya yang serasa ingin lepas.

"Kamu gila, hah?!" bentak Edwin.

Diana memandang tangannya yang mengenggam segumpal rambut milik Marley. Kemudian ia mengalihkan pandangan pada suaminya yang dengan protektif memeluk wanita itu.

Mata Edwin menyorot dingin. Diana bisa merasakan besarnya amarah suaminya terhadap dirinya. Namun apa Diana salah? Apakah salah seorang istri ingin menggunduli rambut selingkuhan suaminya?

"Kamu jahat, Mas."

Amarah Diana perlahan surut. Berganti dengan rasa kekecewaan yang mendalam.

Diana menunduk menatap rumput hijau di bawahnya. Yang kemudian rumput itu basah karena air matanya sendiri.

"Wanita gila! Kau hampir membunuhku, sialan!" pekik Marley keras.

Diana tidak mendengarkan cercaan wanita itu. Dirinya hanya terus menatap ke bawah. Tak mampu menaikkan pandangan dan menatap bagaimana suaminya melindungi wanita lain.

"Hei, wanita gila! Kau bisu, hah?!"

Dengan sebal Marley melangkah ke depan. Kemudian menjambak rambut Diana hingga kepala Diana menghadap ke atas. Memandang Marley yang saat ini menggertakan giginya dengan marah.

"Akan kubalas perbuatan—"

"Mas, ceraikan aku."

Belum sempat Marley selesai bicara, Diana sudah menyela dengan suara yang cukup lirih. Menandakan besarnya luka yang ia terima. Wanita itu juga tidak melawan ketika jambakan di kepalanya terasa diperkuat. Hingga Diana merasakan bahwa helaian rambutnya rontok. Namun biarlah, karena sakit itu tidak sebanding dengan sakit hati yang sekarang ia rasa.

"Aku ingin kita pisah," tambah Diana seraya memandang Edwin yang berada di belakang Marley.

Tidak ada lagi tatapan lembut pada suaminya. Tidak ada juga senyum hangat yang setiap hari selalu ia berikan. Sekarang Edwin tampak bukan suaminya. Ia seperti orang lain yang sungguh membenci Diana. Hanya ada sorot dingin dan datar pada wajah itu.

"Dih, tanpa kamu minta pun, Mas Edwin akan menceraikanmu!"

Racun menetes dari suara Marley. Ia dengan kasar menyentak rambut Diana hingga beberapa helai terputus. Kemudian wanita itu menepuk kedua tangannya di depan Diana untuk membersihkan dirinya dari rambut Diana. Seakan rambut Diana adalah sebuah najis.

"Diana Immanuel." Nama panjang Diana dengan marga keluarganya terdengar dari mulut Edwin. Lelaki yang tadinya berada di belakang Marley mulai perlahan mendekat hingga sejajar dengan wanita itu. Berdiri di hadapan Diana yang bersimbah dengan rambut berantakan dan bekas air mata di pipinya.

"Mulai hari ini ...."

Diana tidak tahan menatap mata dingin suaminya. Namun ia tidak ingin mengalihkan pandangan. Diana ingin memastikan. Apakah benar sudah tidak ada cinta lagi pada mata hitam legam itu?

"Kamu bukan lagi is—"

Diana siap mendengar itu. Jika benar tidak ada lagi cinta pada hati Edwin. Diana akan pergi. Namun anehnya, kalimat itu tak lagi dilanjutkan. Dan mata hitam dingin yang Diana tatap berganti dengan mata terbelalak.

Tidak hanya Diana yang panik. Marley juga panik kala merasakan Edwin mencengkram bahunya. Lelaki itu seperti mencari pegangan karena tidak dapat berdiri. Edwin yang sejak tadi berdiri tegap dan sehat tiba-tiba tampak seperti orang berpenyakitan.

"Mas Edwin! Kamu kenapa, Mas!?"

Pertanyaan Marley datang tanpa jawaban dari Edwin. Lelaki itu tampak mengerutkan keningnya. Wajahnya menyiratkan kesakitan yang sangat pasti. Bahkan kini Edwin tak lagi berdiri. Dia berlutut menggunakan kedua sikunya yang gemetar dan kedua tangan yang memegang rambutnya dengan keras.

Diana ikut menghampiri. Dirinya terduduk di depan Edwin dengan tangan wanita itu yang berusaha melepaskan tangan Edwin dari rambutnya sendiri. Jika Edwin terus menarik rambut miliknya sekeras itu, Diana yakin rambut Edwin akan rontok.

"Mas Edwin! Kamu kenapa?!"

Diana sudah tidak memperdulikan lagi masalah perselingkuhan itu. Dia panik setengah mati melihat Edwin yang tampak seperti kesurupan.

Mulut Edwin terbuka. Dan Diana dengan segera memasang kuping untuk melihat apa yang akan ia katakan. Namun Edwin tidak mengatakan apa-apa. Lelaki itu seperti menerima kesakitan yang luar biasa hingga mengucap satu kata saja tak bisa.

"Mas! Mas, bertahanlah!"

Diana kembali menangis melihat suaminya yang seperti diambang ajalnya. Dirinya dengan segera memeluk Edwin dengan erat. Merasakan degup jantung Edwin yang berdebar dengan sangat keras hingga Diana dapat merasakannya. Tubuh Edwin juga bergetar dan terasa dingin.

'Apa yang sebenarnya terjadi pada suaminya?'

"Tolong! Tolong jangan sepert ini, Mas! Aku takut!"

Dan tidak lama setelah kalimat itu, tubuh Edwin terdiam. Pingsan dalam pelukan istrinya.

Komen (1)
goodnovel comment avatar
Anakrubah99
Selamat datang semua. Terima kasih telah membaca >.<
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status