Suami Brengsekku, Tidak Ingin Menceraikanku

Suami Brengsekku, Tidak Ingin Menceraikanku

By:  Anakrubah99  Ongoing
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel18goodnovel
10
19 ratings
68Chapters
1.6Kviews
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
Leave your review on App

Empat tahun pernikahan mereka berjalan, dan dua tahun lamanya, Diana tak pernah lagi disentuh. Ketika malam pun, hanya punggung dingin yang ia dapat. Diana tahu suaminya berselingkuh di belakangnya. Namun ia tetap berusaha mempertahankan. Berharap pria itu kembali seperti dulu, saat masih mencintainya. Akan tetapi, manusia memiliki batas kesabaran, bukan? Dan Diana sudah berada dalam titik jeranya kala ia menemukan suaminya bercinta dengan selingkuhanya di apartemen mereka. Diana meminta talak. Diana meminta putus pernikahan. Tapi siapa sangka satu malam panjang yang ia lalui dengan sang suami merubah semuanya. Dimana, suaminya yang tak mau melepaskan Diana dalam ikatan perkawinan. Suaminya ... atau jiwa lain dalam tubuh suaminya?

View More
Suami Brengsekku, Tidak Ingin Menceraikanku Novels Online Free PDF Download

Latest chapter

Interesting books of the same period

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments
user avatar
Anakrubah99
Haloooo... maaf saya izin libur updateee. Ada urusann mendadakk
2024-03-06 20:13:37
0
user avatar
Nia Arinanti
Bagus......
2024-02-15 20:53:03
2
user avatar
Noviyadep
Entah kenapa suka bener cerita perselingkuhan hahaha. Ini buku penulisannya rapi banget, enak dibaca. Aku suka, ditunggu updatean selanjutnya!
2024-02-05 11:23:11
1
user avatar
Cy Caya
Aduh, bisa-bisanya aku kepincut sama Zerkin. Jadi bimbang di akhir diana sama zerkin atau edwin. Up terus thor, kalau bisa 3 bab perhari hehehe
2024-02-03 19:46:51
1
user avatar
Erlin Natawiria
deg-degan baca beberapa bab pertamanya! bakal lanjut terus, semangat nulisnya!
2024-02-03 11:31:17
1
user avatar
Arwend Arau
Semangat Diana cari tahu semua kebenarannya. Duh thor ceritanya seru, bikin penasaran. semangatt terus up nya kak...
2024-02-03 00:50:39
1
user avatar
Jisa
makin penasaran tiap baca bab nya, lanjut terusss
2024-02-02 21:49:09
1
user avatar
Irana
Semakin penasaran kak, lanjut kan upnya siapa ya suaminya? apa bener orang lain!
2024-02-02 21:32:13
1
user avatar
Ranisipenulis
ceritanya menarik. dari judul saja sudah membuat emosi
2024-02-02 21:18:04
1
user avatar
My_ndrati
Kasihan Diana. Terus jiwa siapa itu?
2024-02-02 21:14:01
1
user avatar
Anezaki Igarashi Ricky
wahhh apakah benar ada jiwa lain di dalam tubuh suaminya? makin penasaran
2024-02-02 21:10:43
1
user avatar
Widi.P
Diana yang sabar yaa huh suaminya sungguh terlalu, lanjut kak ,mantepp....
2024-02-02 21:07:49
1
user avatar
Azrina
tulisanmu baguuus kak, huhu ... Kenapa baru tahu ada cerita sebagus ini ......
2024-02-02 20:57:06
1
user avatar
Allyaalmahira
Sabar ya Diana.. astaga ngga kebayang jadi Diana..
2024-02-02 20:54:17
1
user avatar
CitraAurora
keputusan yang tepat, suami selingkuh jangan pernah dimaafkan hiks hiks...
2024-02-02 20:39:20
1
  • 1
  • 2
68 Chapters
Bab 1. Terungkapnya Perselingkuhan
"Bersabarlah. Tidak lama lagi aku akan menceraikan Diana dan menikahimu." Sulit bagi Diana untuk menerima apa yang telah ia lihat dan dengar detik ini juga. Pandangan Diana mengabur karena air mata yang dengan keras Diana tolak untuk ia keluarkan. Dadanya terasa sesak. Seperti seseorang telah meremas seluruh organ tubuhnya. Diana ingin menangis dan menjerit dengan keras. Namun alih-alih melakukan hal yang tak berguna seperti itu, Diana lebih memilih untuk berjalan lebih dekat ke arah seseorang yang membuatnya merasakan perasaan menyesakkan seperti ini. Dengan segera Diana berdiri beberapa langkah dari kedua manusia yang sekarang sedang duduk bersama di sebuah taman. Dengan tangan si pria yang menggantung apik pada bahu si wanita. Dan si wanita menyenderkan tubuh dengan nyaman pada dada kokoh si pria."M-mas Edwin?"Suara Diana bergetar. Dan tenggorokannya seperti ada benjolan hingga membuat Diana susah untuk mengatakan satu kalimat saja. Dengan segera, dua pasang sejoli itu menole
Read more
Bab 2. Aku Tidak Ingin Menceraikanmu
Diana tidak bisa menghentikan kekhawatirannya pada kondisi aneh suaminya. Dirinya terus bergerak ke kanan dan ke kiri di depan pintu ruangan rumah sakit di mana Edwin sekarang sedang diperiksa oleh dokter. Ia bahkan tidak menyisakan sedikit waktu untuk memperbaiki penampilan serta rambutnya yang berantakan. Yang ada dipikirannya hanya kondisi Edwin. "Berhentilah bergerak seperti setrika! Kau membuatku pusing melihatnya!" protes Marley sebal kepada Diana. Wanita itu terduduk di kursi besi rumah sakit dengan tampilan yang juga berantakan. "Jika tidak suka, pergilah!" balas Diana tidak kalah sebal. Sebenarnya ia bukan tipe wanita yang galak ataupun tegas. Apalagi wanita bar-bar yang sampai menjambak orang lain. Diana adalah tipe wanita penurut dan pendiam. Namun terkadang emosi bisa membuat seseorang berperilaku di luar nalar. "Kamu yang harusnya pergi! Ingat, kamu akan segera diceraikan oleh Mas Ed—" Belum sempat ucapan pedas Marley terselesaikan. Pintu ruangan tempat di mana Edwin d
Read more
Bab 3. Pelukan Aneh di Malam Hari
"Kamu nggak makan dulu, Mas? Aku udah masak makanan kesukaan kamu." jelas Diana sembari memandang suaminya yang sedang sibuk merapaikan jas hitamnya di depan kaca yang berada di ruang tengah. "Aku buru-buru." balasnya tanpa sedikitpun menoleh ke arah Diana. Mendengar itu, Diana memaksakan senyum, "Um ... Baiklah." Setelah selesai dengan pakaiannya. Edwin mengambil tas kerjanya. Lagi, tanpa menoleh ke arah Diana dirinya berjalan menuju pintu. Barulah saat tinggal satu langkah lagi Edwin keluar dari Apartemen, dirinya menoleh ke belakang. Ke arah di mana Diana menunduk dengan sedih di meja makan bersama beberapa hidangan makanan yang tak tersentuh. "Aku akan lembur. Jadi tidak perlu menungguku." jelasnya singkat. Kemudian melanjutkan langkah yang sempat tertunda. Tak memperdulikan Diana yang semakin menahan rasa kesedihan. Dua bulan lalu, di mana hari perselingkuhan Edwin terungkap, Diana dengan yakin ingin meminta cerai. Namun saat Edwin mengatakan bahwa ia mencintainya dan akan me
Read more
Bab 4. Alasan Bertahan
*Dua Tahun kemudian* "Diana Immanuel yang sangat bucin, main yuk!" Sarah, teman Diana sedari kuliah itu tanpa sopan santun menggedor pintu apartemen Diana. Membuat Diana yang sedang memasak di dapur dengan tergesa menuju pintu. Takut akan tetangga yang mengomel karena gedoran bar-bar dari Sarah. Dengan segera Diana membuka pintu. Hingga tangan Sarah yang akan menggedor kembali terhenti di udara. Seketika cengiran tak berdosa dari Sarah terlihat kala Diana dengan celemek di dadanya menatap tajam dirinya. "Sarah, sudah aku bilang jangan membuat keributan. Aku bisa diusir tetangga!" omel Diana kepadanya. "Dan lagi, margaku sekarang Edison, bukan Immanuel!" Sang pelaku mengabaikan protesan Diana dan justru dengan santainya masuk ke apartemen Diana. Mendudukkan diri pada sofa dan kemudian menaikkan satu kaki miliknya pada yang lain. Dilanjut dengan bersedekap dada. Sarah memandang Diana dari atas sampai bawah. Kemudian menggelengkan kepalanya. "Masak mulu kamu. Padahal di makan juga
Read more
Bab 5. Pria Misterius di Club
"Nah, coba minum, aku yakin kau akan suka." Diana, wanita yang baru pertama kali menginjakkan kaki di Club itu memandang Sarah dengan pandangan ragu. Wanita itu sedang menyodorkan minuman yang tadi Diana dengar dengan sebutan Whisky. Berwarna kekuningan. Itu ... seperti pipis. Diana menatap Sarah yang masih menunggu dirinya untuk mengambil minuman aneh itu, "Kamu ... yakin suruh aku minum ini?" Sarah nampak tidak sabaran. Dia memindahkan minuman itu dengan segera ke tangan Diana. Kemudian mengambil minumannya sendiri. "Itu bukan racun. Rasanya juga nikmat." terang Sarah. Kemudian dirinya membenturkan gelas miliknya dengan Diana. Hingga terdapat bunyi ting diantara keduanya. Sarah dengan segera meneguk minuman yang berada di tangannya tanpa ragu. Hingga tak perlu waktu lama, gelas yang tadinya penuh kini tinggal separuhnya. Sudah habis dilahap oleh Sarah yang sekarang terlihat sedang menutupkan matanya menikmati rasa minuman yang mulai mengalir melalui tenggorokannya. Diana meman
Read more
Bab 6. Malam Panas
Diana dilemparkan ke kasur begitu saja setelah Zerkin—pria asing yang Diana cium—mengunci pintu. Setelahnya, tanpa menunggu waktu lama, Zerkin mulai membuka satu persatu baju miliknya. Tuxedo mahal berwarna hitam yang memang sedari awal sudah berantakan ia tanggalkan dengan mudah. Diikuti dengan tangan kekar Zerkin yang menarik dasi miliknya hingga ikatan rapi itu terbuka. Dan terakhir, dengan tergesa-gesa Zerkin merobek kemeja putihnya sendiri. Terlalu tidak sabaran dengan begitu banyaknya kancing. Sampai pada celana terakhir miliknya. Zerkin tak pernah melepaskan pandangan sedetikpun dari Diana. Ia bagai seorang pemangsa. Setelahnya Zerkin naik ke atas kasur. Tangannya mengukung Diana yang tak tau, betapa dalam bahayanya dirinya.Pria itu memandang wajah Diana yang tampak sangat polos dan menggoda secara bersamaan. Membuat dirinya benar-benar ingin menghujami Diana dan membuat wanita yang berada di bawahnya menjadi miliknya.Tangan besar Zerkin menyentuh wajah Diana yang kemerahan
Read more
Bab 7. Ranjang dan Pria Mesum
Tubuh itu masih terlelap dalam mimpi. Walau disediakan kasur yang empuk, si empu justru memilih tergeletak pada lantai marmer putih yang dingin. Bersama selimut berantakan yang tergulung di badannya.Waktu sudah menunjukan pukul 10 siang. Cahaya matahari mulai merembes dari gorden jendela. Yang akhirnya membuat tubuh di lantai itu bergerak tak nyaman saat merasakan silau pada wajahnya. Akhirnya, Wanita dengan pakaian minim bahan dan juga rambut yang berantakan membuka matanya. Wajahnya sangat sayu dan kucel. Bahkan iler sudah membentuk dari sudut bibirnya yang tertidur dengan mulut terbuka.Sarah menguap lebar dan merenggangkan tangannya ke atas. Matanya mulai terbuka perlahan. Dan otaknya dengan perlahan mengumpulkan nyawanya yang berceceran. Tangan Sarah bergerak ke sudut bibirnya. Kemudian mengelap air liurnya.Setelah selesai merenggangkan tubuhnya. Dan merasakan kesadaran yang mulai kembali. Sarah segera dilanda pusing. Efek tadi malam yang tidak bisa mengontrol dirinya saat memin
Read more
Bab 8. Dress Merah
"Tidurlah denganku."Itu sebenarnya hanya kalimat acak yang Zerkin plih untuk menggoda wanita di depannya. Namun tak Zerkin sangka, respon wanita itu akan sebrutal sekarang. Maksud Zerkin adalah, Diana menamparnya. Sungguh keras hingga suara tamparan itu berdengung dalam kamar yang mereka huni. Wajah Zerkin pun sampai menoleh ke samping. Sial, ini perih."Kau pikir aku apa?!"Dan kemudian, belum cukup dengan tamparan itu. Diana membentak Zerkin dengan amarah yang menggebu-gebu. Wajah Diana memerah, menahan marah juga tangis."Dasar lelaki m*sum!" teriak Diana kembali.Kini dirinya dengan brutal memukul dada Zerkin. Sekuat tenaga disertai lontaran hinaan untuk Zerkin."He-hei tenang! aku hanya bercanda!"Namun Diana seperti tak mendengar kalimat itu. Dirinya tetap terus memukul dada Zerkin. Hingga Zerkin bergerak mundur untuk menghindari tangan Diana yang tanpa henti pada tubuhnya. Namun sayang, dirinya justru tersandung hingga terjatuh dan membuat Diana terduduk di atas tubuhnya."Dasa
Read more
Bab 9. Malam yang Dingin
"Gila, banyak banget cupangnya!"Setelah menjelaskan semua hal yang terjadi kepada Sarah, wanita itu bukannya merasa bersalah karena telah membiarkan sahabatnya hampir saja diperk*sa. Dia justru nampak berbinar dan antusias melihat semua bekas gigitan yang memerah pada leher Diana. "Diem, deh!" Diana memberenggut sebal.Sarah justru tertawa. Wanita itu kemudian menatap kembali ke arah Diana yang menatapnya sebal. Kemudian Sarah menaikkan satu alisnya, "Ganteng nggak?""Apanya?!" balas Diana menghindari jawaban."Dih, ya mukanya lah!"Diana diam. Tak berniat untuk menjawab. "Woi! Gimana? Ganteng nggak?!" tanya Sarah lagi.Diana berdecak sebal, "Dikit!" tak ingin mengakui ketampanan dari pria menyebalkan itu.Dan dengan segera ingatan Diana kembali di saat dirinya tanpa sengaja mengagumi paras pria itu. Bagaimana dirinya yang membeku sesaat. Bagaimana wajahnya saat berada di atas Diana. Dan bagaimana tubuh kekar itu mengungkungnya di antara pintu.Diana dengan segera menutupi wajahnya
Read more
Bab 10. Pergerakan
Edwin mengeryitkan dahinya kala mendengar suara alarm yang menganggu tidurnya. Dengan refleks tangan itu mencari sumber suara. Meraba meja yang berada di samping ranjang dan mengambil ponsel miliknya.Segera ia mematikan alarm. Kemudian melihat jam yang berada di ponsel. Pukul 7 pagi.Tangan itu meletakkan kembali ponsel pada posisi semula. Kemudian dirinya menggosok matanya perlahan. Berusaha menghilangkan kantuk dan mengumpulkan nyawanya yang belum sepenuhnya terkumpul.Saat merasakan adanya sesuatu yang memeluk perutnya, mata Edwin berpaling pada samping ranjang. Dan dia menemukan seseorang yang selama dua tahun ini telah menghabiskan malam panjang bersamanya.Marley Anabelly.Wanita cantik berumur 27 tahun dengan status yang masih lajang. Sangat berbeda dengan Edwin yang sudah memiliki istri. Umur mereka hanya terpaut satu tahun saja.Marley adalah cinta pertama Edwin semasa SMA nya. Mereka telah berpacaran kurang lebih empat tahun. Hingga sampai semester dua perkuliahan Edwin, hu
Read more
DMCA.com Protection Status