Share

Bab 3. Pelukan Aneh di Malam Hari

"Kamu nggak makan dulu, Mas? Aku udah masak makanan kesukaan kamu." jelas Diana sembari memandang suaminya yang sedang sibuk merapaikan jas hitamnya di depan kaca yang berada di ruang tengah.

"Aku buru-buru." balasnya tanpa sedikitpun menoleh ke arah Diana.

Mendengar itu, Diana memaksakan senyum, "Um ... Baiklah."

Setelah selesai dengan pakaiannya. Edwin mengambil tas kerjanya. Lagi, tanpa menoleh ke arah Diana dirinya berjalan menuju pintu. Barulah saat tinggal satu langkah lagi Edwin keluar dari Apartemen, dirinya menoleh ke belakang. Ke arah di mana Diana menunduk dengan sedih di meja makan bersama beberapa hidangan makanan yang tak tersentuh.

"Aku akan lembur. Jadi tidak perlu menungguku." jelasnya singkat. Kemudian melanjutkan langkah yang sempat tertunda. Tak memperdulikan Diana yang semakin menahan rasa kesedihan.

Dua bulan lalu, di mana hari perselingkuhan Edwin terungkap, Diana dengan yakin ingin meminta cerai. Namun saat Edwin mengatakan bahwa ia mencintainya dan akan memulai lagi pernikahan mereka dari awal, Diana justru memaafkannya. Diana kira, pernikahan mereka akan kembali seperti awal. Namun Diana salah. Edwin seperti orang yang sangat berbeda.

Ia jarang pulang kerumah. Tak pernah mau menatap Diana. Mengabaikan semua yang Diana lakukan untuknya. Dan bahkan memunggunginya saat tertidur. Mereka berdua tidak pernah melakukan kegiatan suami istri lagi. Dan Diana juga 100% yakin bahwa Edwin menjalin hubungan kembali dengan Marley.

"Apakah keputusanku waktu itu salah?" tanya Diana pada dirinya sendiri. Ia semakin ragu akan keputusannya. Rumah tangganya semakin mendingin dari hari ke hari.

"Namun aku masih sangat mencintainya."

Diana tau Diana bodoh. Namun sulit untuk melepaskan cinta pertamanya. Diana tidak ingin pernikahan mereka berakhir. Namun Diana tidak mau menerima sakit hati setiap hari. Rasanya menyesakkan.

"Tuhan ... tolong berikan aku petunjuk."

***

Seperti malam-malam sebelumnya. Diana akan tertidur dalam suasana yang mendingin. Walau AC yang berada di kamarnya berusaha mengeluarkan uap hangat, tetap saja rasanya dingin jika ia tidak pernah lagi merasakan pelukan hangat suaminya.

Diana tertidur sendirian di ranjang malam ini. Suaminya berkata akan lembur. Jadi kemungkinan ia akan pulang pukul 11 atau 12 malam. Toh jika Edwin tak lembur, Diana tetap seperti tidur sendirian.

Tidak perlu waktu lama, Diana dengan segera beralih ke alam mimpinya. Wanita itu tertidur dengan tubuh yang rebah ke samping dan salah satu tangannya berada di atas perut. Wajah yang lebih sering menampakkan emosi kesedihan itu, kini tampak damai.

Beberapa jam suasana kamar dengan lampu remang-remang itu sunyi. Membuat tidur Diana tak terganggu sama sekali. Namun saat jam menunjukan pukul 1 malam, suara sesuatu yang dibanting membuat wanita itu perlahan membuka matanya.

Diana tetap diam pada posisi tidurnya. Wanita itu berusaha kembali ke dunia mimpi. Tau bahwa yang membuat keributan itu adalah suaminya.

Suara shower dari kamar mandi terdengar. Dan beberapa menit kemudian, ranjang tempat di mana Diana berpura-pura tertidur bergerak. Menandakan adanya beban baru di atas kasur.

Diana tidak berani bergerak sedikitpun. Walau sebenarnya dalam benaknya ia sangat ingin berbalik dan memeluk Edwin erat.

Tak lama kemudian terdengar dengkuran lembut dari Edwin. Menandakan bahwa suaminya sudah tertidur nyenyak. Mungkin kelelahan akibat jam kerja yang lumayan menguras tenaga.

Diana ingin mengikuti jejak suaminya. Dia hendak memejamkan matanya kembali sebelum sesuatu yang bergerak melingkar di perutnya membuat Diana membeku.

'Mas Edwin memelukku?!'

Hati Diana kalang kabut. Dadanya berdebar sangat kencang. Ingin sekali ia berbalik dan membenamkan kepalanya pada dada bidang suaminya. Namun jika Diana melakukan itu, mungkin saja Edwin akan marah. Diana yakin bahwa sekarang Edwin hanya tak sengaja memeluk dirinya.

Namun aneh. Semakin lama Diana merasakan tangan itu bergerak lebih dalam untuk menyentuhnhya. Dan lagi, tubuh Edwin semakin mendekat ke arah Diana.

Rasa hangat dari kedua tubuh yang saling menyentuh itu membuat aliran darah Diana naik pada kepalanya. Hingga pipi Diana memerah malu. Syukur saja kondisi kamar yang minim cahaya menyamarkannya.

"Diana ...."

Diana tidak dapat bernafas dengan normal ketika merasakan suara bariton rendah itu. Terlebih ketika merasakan pelukan pada tubuhnya mengerat posesif.

"Jangan tinggalkan aku. Aku sangat mencintaimu."

Suara itu terdengar sangat dekat dengan Diana. Kemudian, rasa mengelitik hadir pada leher Diana. Sensasi lembut bibir Edwin yang menari di sekitarnya membuat Diana merasakan getaran menyenangkan yang merambat keseluruh tubuhnya.

"Tunggu aku walau itu memakan waktu bertahun-tahun."

Diana tidak mengerti apa maksud kalimat terakhir. Namun entah mengapa, kalimat kali ini sangat berbeda dengan kalimat yang pernah Diana dengar ketika di rumah sakit. Kalimat cinta yang sama. Namun sekarang, rasanya tidak ada keraguan lagi bagi Diana untuk mempercayainya.

Rasanya seperti ... itu diucapkan dari hati terdalam.

Diana akan berbalik dan menanyakan apa maksud ini semua. Namun tiba-tiba pelukan itu terlepas. Bersama dengan kehangatan yang merengkuh Diana.

Dengan segera Diana berbalik. Namun yang dilihatnya hanya punggung dingin Edwin. Dan lagi, tubuhnya terlihat bernafas pelan menandakan bahwa Edwin sedang tertidur nyenyak. Diana mengerutkan kening bingung.

"Mas Edwin?" panggilnya pelan. Namun tidak ada suara yang membalas.

Diana mengamati punggung itu lagi. Aneh. Peristiwa tadi seakan tak pernah terjadi pada Edwin. Apakah ini hanya mimpi Diana saja? Tapi tidak mungkin, Diana bahkan masih bisa merasakan rasa basah pada lehernya akibat kecupan Edwin.

Tangan Diana terangkat dan menyentuh lehernya. Benar saja, Diana merasakan rasa basah itu. Berarti ini semua bukan mimpi.

Perasaan Diana tak karuan. Namun ada satu hal yang membuat hati Diana yang tadinya menanyakan apakah keputusannya salah karena memberi Edwin kesempatan, kini hilang.

Diana tidak menyesal memberi Edwin kesempatan. Apalagi dengan suara bisikan itu. Diana yakin, rumah tangganya bisa kembali seperti semula.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status