Share

BAB 16

Author: NawankWulan
last update Last Updated: 2025-05-03 11:10:11

"Rin, sini ke dapur sama aku. Kita ngobrol-ngobrol, sudah lama nggak ketemu kamu, kangen." Senja melambaikan tangannya ke arah Ririn yang masih berdiri di halaman rumah.

Perempuan itu pun mengangguk lalu mengikuti Senja masuk ke rumah. Senja tak lagi peduli dengan obrolan para ibu di depan rumahnya yang terus membicarakan Adi dengan segala kebaikannya.

Senja dan Ririn mulai mengobrol di dapur sembari menata beragam sayuran, ayam dan ikan itu ke dalam kulkas. Sesekali terdengar tawa mereka, lalu Ririn menceritakan tentang suaminya yang sedang diPHK.

"Kalau di tempat suamimu ada lowongan, aku maulah, Ja. Suamiku bisa nyetir mobil kok. Dulu dia sempat jadi supir angkot juga, cuma setelah dapat kerja di pabrik dia resign. Eh sekarang malah kena PHK." Ririn menghela napas panjang.

"Nanti aku coba tanya Mas Langit ya, Rin. Semoga saja ada lowongan di sana. Kalau belum ada, kudoakan suamimu lekas dapat kerja ya?" Ririn mengaminkan lalu mengucapkan terima kasih.

Setelah selesai menata be
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (4)
goodnovel comment avatar
Titi Luaha
pak Anwar knp sih tahan banget sm bu Susan pdhal istrinya itu udh jahat dn pilih kasih. mereka hy memanfaatkan senja dn tdk menggapai senja. ceraikn aja bu Susan dan tinggal bersama Senja dn Langit. pasti senja akan merawatmu bahkan mungkin lbih dr istrimu itu, coba klu gk ada senja pasti Susan gk r
goodnovel comment avatar
Titi Luaha
Bukannya di bab selanjutnya waktu Langit suruh bodyguard nya beli baju, cincin dan perhiasan tuk senja koq blum ada thorr... buar Abel dn mamanya tambah panassss... malah yg datang perabotan rumah
goodnovel comment avatar
Titi Luaha
Bagus ceritanya thourrr... 1 bab sehari sedikit bangettt... 3 bablh thourrr lbih dr cukup.. skg ada bab selanjutnya
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Suami Dadakanku Bukan Pria Sembarangan   BAB 17

    [Perabot rumahnya sudah datang, Sayang? Kasur sama lemarinya taruh kamar ya. Ranjangnya keluarin aja, nggak muat buat kita berdua ganti kasur aja. Ada tukang tiga orang sudah kuminta ke sana buat benerin plafon. Maaf sepertinya hari ini belum bisa pulang. Ada masalah kerjaan. Nanti kalau sudah selesai langsung pulang, oke?] Langit mengirimkan pesan untuk istrinya. Sebenarnya dia tak tega meninggalkan Senja di hari kedua pernikahannya. Hanya saja, mendadak dia mendapatkan kabar dari sahabat papanya agar lekas pulang karena papanya kecelakaan. [Iya, Mas. Semua sudah ditata di kamar kita. Bapak tanya terus sebenarnya Mas Langit kerja apa. Bapak takut Mas kerja aneh-aneh sampai bisa beli ini dan itu. Maaf kalau sedikit menyinggung. Semua yang Mas dapatkan itu halal kan? Nggak dari hasil aneh-aneh?] Langit tersenyum tipis. Dia sudah mengira jika Senja dan keluarganya akan menanyakan hal itu. Namun, saat ini dia belum mengatakan semuanya. Ada beberapa hal yang masih dia sembunyikan, demi

    Last Updated : 2025-05-03
  • Suami Dadakanku Bukan Pria Sembarangan   BAB 18

    "Ada fotonya? Om mau lihat fotonya dulu. Foto pernikahan kalian mungkin." Langit tersentak. Dia baru sadar jika tak ada foto Senja satupun di handphonenya. Dia terlalu sibuk menikmati hari-harinya bersama Senja, sampai tak terfikir untuk memotretnya. "Nggak ada, Om. Lain kali saya tunjukkan langsung saja. Kadang, aslinya jauh lebih cantik dan menawan dibandingkan di layar handphone." Erwin terkekeh lalu menepuk-nepuk pelan pundak Langit yang sudah dianggap seperti anaknya sendiri itu. "Oke kalau gitu kita langsung bahas masalah bisnis papamu. Bagaimana?" Langit mengangguk. Dia menerima lalu mengamati beberapa berkas yang disodorkan Erwin."Ini pembangunan apartemen di daerah Salemba. Mangkrak karena tangan kanan papamu kabur membawa ratusan juta biaya pembangunannya. Bahkan sampai sekarang belum ketemu rimbanya. Apartemen di kawasan ini macet karena ada masalah soal perizinan lahan. Warga demo dan tak setuju jika tempat itu dijadikan apartemen. Mereka bilang ada banyak dampak buru

    Last Updated : 2025-05-03
  • Suami Dadakanku Bukan Pria Sembarangan   BAB 19

    Mobil merah yang dikendarai Tasya berhenti di garasi rumah mewah itu. Perempuan itu tercekat saat melihat Langit masih berdiri di ambang pintu. Tiga tahun tak pernah melihat mantan kekasihnya itu membuat Tasya merasa bersalah. Tak dapat dipungkiri jika di dalam hatinya masih menyimpan rasa cinta. Hanya saja, dulu dia pikir Langit tak sekaya yang dibayangkannya. Dia tak tahu jika Langit adalah putra tunggal Dimas Kuncoro, pengusaha ternama yang akhirnya menjadi suaminya. Tasya keluar dari mobil dengan high heels merahnya. Serasi dengan pakaian dan tasnya. Senyum tipis terukir di kedua sudut bibirnya. Dress di atas lutut melambai seiring dengan gerak langkahnya. "Mas, apa kabar?" tanya Tasya sembari mengulurkan tangan mulusnya. Langit hanya tersenyum miring sembari melipat tangannya ke dada. Dia tak menyangka jika perempuan yang dulu begitu dicintainya, perempuan baik-baik dan begitu lembut, tak pernah neko-neko bahkan selalu berpakaian sopan itu berubah cukup drastis pasca tiga tah

    Last Updated : 2025-05-04
  • Suami Dadakanku Bukan Pria Sembarangan   BAB 20

    "Assalamualaikum, Mas. Kamu beneran nggak pulang malam ini?" Suara merdu Senja terdengar dari seberang. Langit tersenyum sembari memperbaiki letak tidurnya agar lebih nyaman. "Wa'alaikumsalam, Sayang. Iya, malam ini belum bisa pulang. Ada pekerjaan yang tak bisa kutinggalkan. Sepertinya tak hanya malam ini, Sayang, tapi sampai beberapa hari ke depan aku belum bisa ke rumah. Ada banyak masalah yang harus aku selesaikan. Aku janji setelah semua kelar, aku akan pulang secepatnya. Kamu nggak apa-apa kan kutinggal sendiri?" Langit merasa sangat bersalah pada istrinya, tapi apa mau dikata. Dia juga tak mungkin membiarkan masalah papanya melebar kemana-mana. Langit akan mengurus dan menyelidiki apa yang terjadi setelah kepergiannya. Dia yakin ada dalang di balik ini semua. "Kenapa diam? Kamu kecewa ya sama aku?" lirih Langit yang merasa ada hal tak mengenakkan pada istrinya. Wajar jika Senja berpikir macam-macam padanya karena dia memang belum tahu siapa Langit, bahkan mereka menikah seo

    Last Updated : 2025-05-04
  • Suami Dadakanku Bukan Pria Sembarangan   BAB 21

    "Woi! Ngapain kamu di situ?! Keluar!" sentak Langit saat melihat Tasya masuk ke kamarnya lalu menutup pintu rapat. Dia teramat kaget. Baru saja meletakkan handphonenya kembali ke atas meja, tiba-tiba muncul perempuan yang teramat dibencinya itu. Tasya masih berdiri di tempat. Dia tersenyum tipis dan tak mempedulikan perintah Langit barusan. "Keluar kubilang! Jangan gila!" sentak Langit sembari menuding wajah Tasya yang semakin mendekat. Perempuan itu semakin menjadi. Langit benar-benar tak mengerti mengapa perempuan yang dulu dicintainya itu berubah sedrastis ini. Bahkan dia seperti tak mengenali Tasya lagi. Sikapnya berubah. Tak lagi lembut seperti dulu. Tak lagi kalem dan sopan, tapi sebaliknya. Kini Langit mulai berpikir apakah dulu Tasya hanya bersandiwara di depannya, atau memang inilah sifat aslinya? Entah. "Mau ngapain kamu?!" Langit melipat kedua tangannya ke dada sembari menatap lurus ke depan. Tasya tak membalas pertanyaan-pertanyaannya. Wajahnya memerah, marah. Dia ce

    Last Updated : 2025-05-04
  • Suami Dadakanku Bukan Pria Sembarangan   BAB 22

    [Mas, sudah bangun? Hampir subuh] Sebelum adzan subuh berkumandang, Senja sudah mengirimkan pesan pada suaminya. Seolah seperti alarm yang mengingatkannya tentang shalat. Langit meraba handphone yang dia letakkan di atas meja di samping pembaringan. Kedua matanya masih memicing sembari menyalakan lampu utama. Saat melihat pesan dari istrinya, kedua matanya berbinar. Kantuk yang sedari tadi menyelimuti kelopak matanya mendadak hilang seketika. [Baru bangun, Sayang. Dengar pesan dari kamu ini jadinya kebangun. Ada apa, Sayang? Kangen?] Langit membalas pesan itu dengan hati berbunga. Meski dia tahu, Senja belum sepenuhnya mencintainya dan sikap-sikapnya selama ini hanya bentuk baktinya pada suami, tapi Langit yakin dengan ketulusannya hati Senja akan luluh juga. [Sedikit sih, Mas. Jangan lupa shalat subuh berjamaah di masjid ya, Mas. Entah mengapa hatiku sedikit tak tenang. Kamu baik-baik saja di sana kan, Mas?] Lagi-lagi Langit tersenyum saat membaca balasan dari istrinya itu. Har

    Last Updated : 2025-05-05
  • Suami Dadakanku Bukan Pria Sembarangan   BAB 23

    "Aku berangkat dulu ya, Bu. Nanti pulangnya kubawakan oleh-oleh deh." Abel berpamitan pada ibu dan bapaknya. Dia bilang mau honeymoon di Bali bersama sang suami. "Jangan iri ya, Mbak. Aku mau honeymoon, sementara kamu malah ditinggal suami kerja. Mau kasihan, tapi gimana namanya cari duit kan nggak apa-apa. Daripada nggak punya duit, nggak ada salahnya kerja meski baru saja akad nikah." Abel kembali melirik sinis lalu menggamit lengan suaminya. "Kamu juga hati-hati, Bel. Jangan terlalu foya-foya, takutnya suamimu banyak hutangnya. Sesuaikan sama pendapatan suami. Jangan besar pasak daripada tiang nanti roboh rumahmu." Senja menyahut. Dia sudah bertekad tak akan mengalah lagi pada adiknya. Terlalu banyak pengorbanannya selama ini, tapi tak sedikitpun dianggap ada. Sudah saatnya memberontak daripada terus diinjak. Senja merasa, sesekali Abel memang harus di-skak. "Mbak! Suamiku nggak seperti suamimu yang supir itu ya!" sentak Abel lagi lalu menoleh pada suaminya yang hanya tersenyum

    Last Updated : 2025-05-05
  • Suami Dadakanku Bukan Pria Sembarangan   BAB 24

    "Sarapan dulu, Pak. Setelah ini Senja ajak bapak kontrol ya?" ujar Senja saat menyiapkan sarapan di meja makan. Susan muncul dari kamar sembari membenarkan kuncir rambutnya yang panjang. "Masak apa kamu?" tanya Susan singkat lalu mengambil air dingin di kulkas. "Masak sayur bayam sama ayam goreng, Bu. Ada tempe sama tahu goreng juga itu.""Suamimu nggak pulang semalaman?" bisik Susan semakin penasaran. Senja menoleh lalu menggeleng pelan. "Lihat tuh, Pak. Menantu kesayangan bapak itu benar-benar nggak pulang semalam. Jangan-jangan dia memang punya pekerjaan lain atau-- "Mas Langit memang banyak urusan, Bu. Dia ingin menyelesaikan masalahnya dulu, setelah selesai dia baru pulang. Mungkin sampai beberapa hari ke depan. Ibu tenang saja, semalam Senja sudah tanya soal pekerjaan Mas Langit. Dia bilang kerjaannya halal kok, bahkan dia bersumpah nggak akan kasih istri dan anaknya duit haram. Ibu jangan terlalu banyak pikiran, takutnya tensi ibu naik lagi." Senja menoleh sesaat lalu kemb

    Last Updated : 2025-05-05

Latest chapter

  • Suami Dadakanku Bukan Pria Sembarangan   BAB 24

    "Sarapan dulu, Pak. Setelah ini Senja ajak bapak kontrol ya?" ujar Senja saat menyiapkan sarapan di meja makan. Susan muncul dari kamar sembari membenarkan kuncir rambutnya yang panjang. "Masak apa kamu?" tanya Susan singkat lalu mengambil air dingin di kulkas. "Masak sayur bayam sama ayam goreng, Bu. Ada tempe sama tahu goreng juga itu.""Suamimu nggak pulang semalaman?" bisik Susan semakin penasaran. Senja menoleh lalu menggeleng pelan. "Lihat tuh, Pak. Menantu kesayangan bapak itu benar-benar nggak pulang semalam. Jangan-jangan dia memang punya pekerjaan lain atau-- "Mas Langit memang banyak urusan, Bu. Dia ingin menyelesaikan masalahnya dulu, setelah selesai dia baru pulang. Mungkin sampai beberapa hari ke depan. Ibu tenang saja, semalam Senja sudah tanya soal pekerjaan Mas Langit. Dia bilang kerjaannya halal kok, bahkan dia bersumpah nggak akan kasih istri dan anaknya duit haram. Ibu jangan terlalu banyak pikiran, takutnya tensi ibu naik lagi." Senja menoleh sesaat lalu kemb

  • Suami Dadakanku Bukan Pria Sembarangan   BAB 23

    "Aku berangkat dulu ya, Bu. Nanti pulangnya kubawakan oleh-oleh deh." Abel berpamitan pada ibu dan bapaknya. Dia bilang mau honeymoon di Bali bersama sang suami. "Jangan iri ya, Mbak. Aku mau honeymoon, sementara kamu malah ditinggal suami kerja. Mau kasihan, tapi gimana namanya cari duit kan nggak apa-apa. Daripada nggak punya duit, nggak ada salahnya kerja meski baru saja akad nikah." Abel kembali melirik sinis lalu menggamit lengan suaminya. "Kamu juga hati-hati, Bel. Jangan terlalu foya-foya, takutnya suamimu banyak hutangnya. Sesuaikan sama pendapatan suami. Jangan besar pasak daripada tiang nanti roboh rumahmu." Senja menyahut. Dia sudah bertekad tak akan mengalah lagi pada adiknya. Terlalu banyak pengorbanannya selama ini, tapi tak sedikitpun dianggap ada. Sudah saatnya memberontak daripada terus diinjak. Senja merasa, sesekali Abel memang harus di-skak. "Mbak! Suamiku nggak seperti suamimu yang supir itu ya!" sentak Abel lagi lalu menoleh pada suaminya yang hanya tersenyum

  • Suami Dadakanku Bukan Pria Sembarangan   BAB 22

    [Mas, sudah bangun? Hampir subuh] Sebelum adzan subuh berkumandang, Senja sudah mengirimkan pesan pada suaminya. Seolah seperti alarm yang mengingatkannya tentang shalat. Langit meraba handphone yang dia letakkan di atas meja di samping pembaringan. Kedua matanya masih memicing sembari menyalakan lampu utama. Saat melihat pesan dari istrinya, kedua matanya berbinar. Kantuk yang sedari tadi menyelimuti kelopak matanya mendadak hilang seketika. [Baru bangun, Sayang. Dengar pesan dari kamu ini jadinya kebangun. Ada apa, Sayang? Kangen?] Langit membalas pesan itu dengan hati berbunga. Meski dia tahu, Senja belum sepenuhnya mencintainya dan sikap-sikapnya selama ini hanya bentuk baktinya pada suami, tapi Langit yakin dengan ketulusannya hati Senja akan luluh juga. [Sedikit sih, Mas. Jangan lupa shalat subuh berjamaah di masjid ya, Mas. Entah mengapa hatiku sedikit tak tenang. Kamu baik-baik saja di sana kan, Mas?] Lagi-lagi Langit tersenyum saat membaca balasan dari istrinya itu. Har

  • Suami Dadakanku Bukan Pria Sembarangan   BAB 21

    "Woi! Ngapain kamu di situ?! Keluar!" sentak Langit saat melihat Tasya masuk ke kamarnya lalu menutup pintu rapat. Dia teramat kaget. Baru saja meletakkan handphonenya kembali ke atas meja, tiba-tiba muncul perempuan yang teramat dibencinya itu. Tasya masih berdiri di tempat. Dia tersenyum tipis dan tak mempedulikan perintah Langit barusan. "Keluar kubilang! Jangan gila!" sentak Langit sembari menuding wajah Tasya yang semakin mendekat. Perempuan itu semakin menjadi. Langit benar-benar tak mengerti mengapa perempuan yang dulu dicintainya itu berubah sedrastis ini. Bahkan dia seperti tak mengenali Tasya lagi. Sikapnya berubah. Tak lagi lembut seperti dulu. Tak lagi kalem dan sopan, tapi sebaliknya. Kini Langit mulai berpikir apakah dulu Tasya hanya bersandiwara di depannya, atau memang inilah sifat aslinya? Entah. "Mau ngapain kamu?!" Langit melipat kedua tangannya ke dada sembari menatap lurus ke depan. Tasya tak membalas pertanyaan-pertanyaannya. Wajahnya memerah, marah. Dia ce

  • Suami Dadakanku Bukan Pria Sembarangan   BAB 20

    "Assalamualaikum, Mas. Kamu beneran nggak pulang malam ini?" Suara merdu Senja terdengar dari seberang. Langit tersenyum sembari memperbaiki letak tidurnya agar lebih nyaman. "Wa'alaikumsalam, Sayang. Iya, malam ini belum bisa pulang. Ada pekerjaan yang tak bisa kutinggalkan. Sepertinya tak hanya malam ini, Sayang, tapi sampai beberapa hari ke depan aku belum bisa ke rumah. Ada banyak masalah yang harus aku selesaikan. Aku janji setelah semua kelar, aku akan pulang secepatnya. Kamu nggak apa-apa kan kutinggal sendiri?" Langit merasa sangat bersalah pada istrinya, tapi apa mau dikata. Dia juga tak mungkin membiarkan masalah papanya melebar kemana-mana. Langit akan mengurus dan menyelidiki apa yang terjadi setelah kepergiannya. Dia yakin ada dalang di balik ini semua. "Kenapa diam? Kamu kecewa ya sama aku?" lirih Langit yang merasa ada hal tak mengenakkan pada istrinya. Wajar jika Senja berpikir macam-macam padanya karena dia memang belum tahu siapa Langit, bahkan mereka menikah seo

  • Suami Dadakanku Bukan Pria Sembarangan   BAB 19

    Mobil merah yang dikendarai Tasya berhenti di garasi rumah mewah itu. Perempuan itu tercekat saat melihat Langit masih berdiri di ambang pintu. Tiga tahun tak pernah melihat mantan kekasihnya itu membuat Tasya merasa bersalah. Tak dapat dipungkiri jika di dalam hatinya masih menyimpan rasa cinta. Hanya saja, dulu dia pikir Langit tak sekaya yang dibayangkannya. Dia tak tahu jika Langit adalah putra tunggal Dimas Kuncoro, pengusaha ternama yang akhirnya menjadi suaminya. Tasya keluar dari mobil dengan high heels merahnya. Serasi dengan pakaian dan tasnya. Senyum tipis terukir di kedua sudut bibirnya. Dress di atas lutut melambai seiring dengan gerak langkahnya. "Mas, apa kabar?" tanya Tasya sembari mengulurkan tangan mulusnya. Langit hanya tersenyum miring sembari melipat tangannya ke dada. Dia tak menyangka jika perempuan yang dulu begitu dicintainya, perempuan baik-baik dan begitu lembut, tak pernah neko-neko bahkan selalu berpakaian sopan itu berubah cukup drastis pasca tiga tah

  • Suami Dadakanku Bukan Pria Sembarangan   BAB 18

    "Ada fotonya? Om mau lihat fotonya dulu. Foto pernikahan kalian mungkin." Langit tersentak. Dia baru sadar jika tak ada foto Senja satupun di handphonenya. Dia terlalu sibuk menikmati hari-harinya bersama Senja, sampai tak terfikir untuk memotretnya. "Nggak ada, Om. Lain kali saya tunjukkan langsung saja. Kadang, aslinya jauh lebih cantik dan menawan dibandingkan di layar handphone." Erwin terkekeh lalu menepuk-nepuk pelan pundak Langit yang sudah dianggap seperti anaknya sendiri itu. "Oke kalau gitu kita langsung bahas masalah bisnis papamu. Bagaimana?" Langit mengangguk. Dia menerima lalu mengamati beberapa berkas yang disodorkan Erwin."Ini pembangunan apartemen di daerah Salemba. Mangkrak karena tangan kanan papamu kabur membawa ratusan juta biaya pembangunannya. Bahkan sampai sekarang belum ketemu rimbanya. Apartemen di kawasan ini macet karena ada masalah soal perizinan lahan. Warga demo dan tak setuju jika tempat itu dijadikan apartemen. Mereka bilang ada banyak dampak buru

  • Suami Dadakanku Bukan Pria Sembarangan   BAB 17

    [Perabot rumahnya sudah datang, Sayang? Kasur sama lemarinya taruh kamar ya. Ranjangnya keluarin aja, nggak muat buat kita berdua ganti kasur aja. Ada tukang tiga orang sudah kuminta ke sana buat benerin plafon. Maaf sepertinya hari ini belum bisa pulang. Ada masalah kerjaan. Nanti kalau sudah selesai langsung pulang, oke?] Langit mengirimkan pesan untuk istrinya. Sebenarnya dia tak tega meninggalkan Senja di hari kedua pernikahannya. Hanya saja, mendadak dia mendapatkan kabar dari sahabat papanya agar lekas pulang karena papanya kecelakaan. [Iya, Mas. Semua sudah ditata di kamar kita. Bapak tanya terus sebenarnya Mas Langit kerja apa. Bapak takut Mas kerja aneh-aneh sampai bisa beli ini dan itu. Maaf kalau sedikit menyinggung. Semua yang Mas dapatkan itu halal kan? Nggak dari hasil aneh-aneh?] Langit tersenyum tipis. Dia sudah mengira jika Senja dan keluarganya akan menanyakan hal itu. Namun, saat ini dia belum mengatakan semuanya. Ada beberapa hal yang masih dia sembunyikan, demi

  • Suami Dadakanku Bukan Pria Sembarangan   BAB 16

    "Rin, sini ke dapur sama aku. Kita ngobrol-ngobrol, sudah lama nggak ketemu kamu, kangen." Senja melambaikan tangannya ke arah Ririn yang masih berdiri di halaman rumah. Perempuan itu pun mengangguk lalu mengikuti Senja masuk ke rumah. Senja tak lagi peduli dengan obrolan para ibu di depan rumahnya yang terus membicarakan Adi dengan segala kebaikannya. Senja dan Ririn mulai mengobrol di dapur sembari menata beragam sayuran, ayam dan ikan itu ke dalam kulkas. Sesekali terdengar tawa mereka, lalu Ririn menceritakan tentang suaminya yang sedang diPHK. "Kalau di tempat suamimu ada lowongan, aku maulah, Ja. Suamiku bisa nyetir mobil kok. Dulu dia sempat jadi supir angkot juga, cuma setelah dapat kerja di pabrik dia resign. Eh sekarang malah kena PHK." Ririn menghela napas panjang. "Nanti aku coba tanya Mas Langit ya, Rin. Semoga saja ada lowongan di sana. Kalau belum ada, kudoakan suamimu lekas dapat kerja ya?" Ririn mengaminkan lalu mengucapkan terima kasih. Setelah selesai menata be

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status