Share

Bertepuk Sebelah Tangan

Auteur: NawankWulan
last update Dernière mise à jour: 2025-06-17 10:09:34

"Papa di mana? Papa bilang mau dekatin aku sama Mas Langit. Buktinya papa kecolongan. Dia bahkan sudah menikah dan kini semakin mesra dengan istrinya," tukas Luna saat pulang dari kantor.

Perempuan itu menjatuhkan bobotnya di sofa sembari mendengarkan balasan papanya dari handphone.

"Papa di kantor Om Dimas dong, Sayang. Kenapa lagi? Papa sudah berusaha, Sayang. Buktinya papa berhasil membujuk Langit supaya menerima kamu sebagai sekretarisnya kan? Papa nggak bisa banyak bantu kamu soal itu, harusnya kamu sendiri yang usaha. Kamu kan tiap hari ketemu dia," balas Erwin dari seberang.

"Memang betul tiap hari aku ketemu Mas Langit, Pa. Tapi dia tak menganggapku ada. Berulang kali menyatakan cinta selalu ditolak. Dia bilang hanya anggap aku sebagai adik, saudara atau bahkan rekan kerja saja. Aku nggak terima dong, Pa. Sejak kecil kami bersama, masa iya dia nggak punya rasa sedikitpun. Dulu aku sudah mengalah saat dia pacaran sama Tasya. Masa sekarang harus ngalah lagi, Pa," rengek Luna
Continuez à lire ce livre gratuitement
Scanner le code pour télécharger l'application
Chapitre verrouillé
Commentaires (1)
goodnovel comment avatar
lullaby dreamy
istri sibuk sm dunianya sendiri, suami cari pelampiasan sm wanita lain diluaran sana .
VOIR TOUS LES COMMENTAIRES

Latest chapter

  • Suami Dadakanku Bukan Pria Sembarangan   Ternyata Dimas ...

    "Mas, kenapa wajahmu tegang begitu?" tanya Senja saat membuka pintu rumahnya yang kini ditinggali mertuanya itu. "Memangnya tegang?" Langit menepuk-nepuk pipinya pelan. "Iya, Mas. Memangnya habis ketemu siapa sih kok tegang begini?" Senja membingkai wajah suaminya lalu menatapnya lekat. "Bukan habis ketemu siapa, Sayang. Tapi kalau mau ketemu kamu memang tegang begini. Hmm ... sayangnya di rumah papa," bisikLangit di telinga istrinya. Senja tersenyum tipis. Seperti biasa wajahnya memerah seketika. "Jangan macam-macam, Mas." Tak ingin membuat suaminya makin kemana-mana, Senja buru-buru menggamit lengan Langit lalu mengajaknya ke ruang tengah. Dimas sudah menunggunya di sana. "Gagal deh." Langit menggerutu lalu melirik istrinya sekilas. "Apa yang gagal, Lang?" Tiba-tiba Dimas menyahut dari belakang. Langit menoleh seketika. "Eh, nggak, Pa. Tadi bahas soal Bagas yang gagal cari-- cari pacar." Langit meringis lalu kembali melirik Senja yang tersenyum tipis. "Duduk dulu, Mas. Bia

  • Suami Dadakanku Bukan Pria Sembarangan   Jangan Pernah Usik Istriku!

    "Mas, kalian nggak mau pilih-pilih atau cari camilan seperti biasanya? Kenapa ngintilin terus dari tadi? Sedekat ini pula," omel Senja yang belum bisa mengambil pembalut karena malu dilihat dua tangan kanan suaminya itu. "Mas Langit bilang nggak boleh lengah, Mbak. Harus fokus jagain istrinya biar dapat bonus gede." "Nggak sedekat ini juga, Mas. Saya jadi bingung mau pilih-pilih barang.""Pilih saja, Mbak. Anggap kami patung. Iya kan, Bay?" Bagas menoleh ke samping kanannya. Bayu pun mengangguk pelan. "Benar, Mbak. Daripada nanti kena omel Mas Langit bahkan bisa jadi kehilangan bonus bulanan kalau Mbak Senja kenapa-kenapa, lebih baik kami ikuti terus seperti ini. Tenang saja, Mbak. Kami nggak akan intip-intip belanjaan Mbak Senja kok. Serius." Bayu mengacungkan dua jarinya ke udara. "Bukan begitu, Mas. Tapi-- "Senja? Kamu di sini juga?" Suara seseorang yang begitu familiar itu cukup mengagetkan mereka. Senja menghentikan kalimatnya lalu menoleh seketika. "Mas Awan?" Laki-laki it

  • Suami Dadakanku Bukan Pria Sembarangan   Permintaan Senja

    "Gimana Zayyan, Gas? Bisa?" tanya Langit saat melihat Bagas membersihkan mobil di area parkir. "Full, Mas. Mas Zayyan bilang malam Senin baru kosong. Minggu ini ada saja yang reservasi bakda isya. Kalau Mas Langit mau bisa saya pesankan di cafe Bianglala atau lainnya." Bagas masih berdiri di samping mobil sembari menunggu perintah Langit selanjutnya. "Jangan, Gas. Di cafe Zayyan saja sekalian support dia yang sudah berani berwirausaha. Malam Senin nggak apa-apa." "Memangnya Mbak Senja sudah nggak ngambek lagi, Mas?" bisik Bagas begitu penasaran. "Ngapain tanya-tanya, Gas." Bagas meringis kecil. "Penasaran, Mas. Sepertinya sudah senyam-senyum saat keluar kantor tadi." "Makanya nikah sana biar tahu rasanya jatuh cinta dan dicemburui. Kalau istri cemburu, kasih vitamin yang banyak biar sembuh." Langit tersenyum tipis. "Begitu ya, Mas?" tanya Bagas begitu polos sembari garuk-garuk kepala. "Jangan bayangin yang aneh-aneh. Sudah, istirahat sana. Capek." "Siap, Mas. Ini juga mau ist

  • Suami Dadakanku Bukan Pria Sembarangan   Cemburu Tanda Cinta

    "Maaf telat Mbak Senja, agak macet tadi ada kecelakaan di simpang lima sana," ujar Bagas saat melihat istri bosnya itu sudah menunggunya di teras. "Nggak apa-apa, Mas. Untung masih jam sebelas, kalau telat sampai jam satu bisa kelaparan Mas Langit." Senja tersenyum lalu masuk ke mobil merah metalik kesayangan suaminya itu. "Iya, Mbak. Rentetan pesan Mas Langit muncul di WhatsApp saya ini. Dasar si bos nggak sabaran." Bagas meringis kecil sembari melajukan mobil itu perlahan. "Perut mana bisa sabar kalau lapar, Mas." "Benar juga sih, Mbak." Bagas terkekeh sambil menggaruk-garuk kepalanya yang tak gatal. "Boleh tanya nggak, Mas?" Senja sedikit ragu dengan pertanyaannya. Bagas pun mengernyit. Dia menatap istri bosnya itu dari spion kecil di atas dashboard. Kebetulan Senja duduk tepat di belakangnya. "Boleh, Mbak. Mau tanya soal Mas Langit?" tebak Bagas yang dibalas gelengan kepala oleh Senja. "Terus tanya soal apa kalau bukan tentang Mas Langit, Mbak?" Bagas agak kaget saat tebak

  • Suami Dadakanku Bukan Pria Sembarangan   Bersyukur

    "Mas, aku mau antar makan siang buat kamu boleh?" tanya Senja semringah. Dia masih menyiapkan beberapa menu masakannya ke kotak bekal. Rencananya siang ini Senja mau mengantar makan siang untuk suaminya. "Boleh dong, Sayang. Kebetulan sudah lapar. Nanti dijemput Bagas ya? Tunggu di rumah saja, jangan naik taksi atau ojek." "Iya, Mas. Tadinya mau naik taksi aja ke sana, tapi kalau mau dijemput Mas Bagas juga nggak apa-apa." "Jemput Bagas saja, Sayang. Pokoknya mulai sekarang kalau kemana-mana harus ada yang antar. Jangan sendirian. Terlalu berbahaya buat kamu." Senja mengangguk pelan. Sejak kejadian di Kaliwaringin itu Langit semakin protektif pada istrinya. Dia tak mau kejadian serupa terjadi pada Senja. "Pokoknya selama Pak Samsul masih cuti, kemana-mana biar Bagas atau Bayu yang antar jemput. Jangan sendirian." Senja mengangguk lagi. "Mmmm ... meski di minimarket yang dekat warungku dulu itu, Mas? Deket banget itu?" tanya Senja sedikit menggoda. "Iya, meski di minimarket itu

  • Suami Dadakanku Bukan Pria Sembarangan   Bertepuk Sebelah Tangan

    "Papa di mana? Papa bilang mau dekatin aku sama Mas Langit. Buktinya papa kecolongan. Dia bahkan sudah menikah dan kini semakin mesra dengan istrinya," tukas Luna saat pulang dari kantor. Perempuan itu menjatuhkan bobotnya di sofa sembari mendengarkan balasan papanya dari handphone. "Papa di kantor Om Dimas dong, Sayang. Kenapa lagi? Papa sudah berusaha, Sayang. Buktinya papa berhasil membujuk Langit supaya menerima kamu sebagai sekretarisnya kan? Papa nggak bisa banyak bantu kamu soal itu, harusnya kamu sendiri yang usaha. Kamu kan tiap hari ketemu dia," balas Erwin dari seberang. "Memang betul tiap hari aku ketemu Mas Langit, Pa. Tapi dia tak menganggapku ada. Berulang kali menyatakan cinta selalu ditolak. Dia bilang hanya anggap aku sebagai adik, saudara atau bahkan rekan kerja saja. Aku nggak terima dong, Pa. Sejak kecil kami bersama, masa iya dia nggak punya rasa sedikitpun. Dulu aku sudah mengalah saat dia pacaran sama Tasya. Masa sekarang harus ngalah lagi, Pa," rengek Luna

Plus de chapitres
Découvrez et lisez de bons romans gratuitement
Accédez gratuitement à un grand nombre de bons romans sur GoodNovel. Téléchargez les livres que vous aimez et lisez où et quand vous voulez.
Lisez des livres gratuitement sur l'APP
Scanner le code pour lire sur l'application
DMCA.com Protection Status