Share

Mungkin?

"Sejak kapan Zea berubah?"

Samar kudengar suara Bu Hanum bertanya. Suaranya sangat pelan bahkan terkesan seperti berbisik.

"Kalau gak salah, antara dua atau tiga hari kebelakang, deh Bu," sahut Arsen singkat.

Aku yang merasa tak cukup hanya dengan menguping pembicaraan merekapun langsung mengintip. Kebetulan, posisi Arsen dan Bu Hanum yang sedang duduk di sofa itu membelakangiku. Jadi, aku bisa lebih leluasa melihat mereka berdua.

"Tadi, Zea juga mengomentari pekerjaan ibu. Ia protes soal piring yang dia anggap masih berdebu, katanya ... harusnya ibu lap itu piring meskipun gak dipakai," tutur Bu Hanum.

Aku merengut mendengar hal itu. Kupikir, seharusnya Bu Hanum tak usah mengadukannya pada Arsen.

Atau, apa mungkin Bu Hanum tersinggung dengan ucapanku?

Padahal, selama ini aku juga gak pernah mengkritik apapun padanya. Semuanya selalu kulakukan sendiri jika ada sesuatu yang menurutku kurang. Hanya saja, untuk saat ini aku memang sedang lelah, apa salah jika aku berkomentar?

"Apa? Zea
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status