Share

16. Nasib Sial

“Suamimu sangat perhatian.”

“Ya, Bu Marsha. Kamu pasti bahagia hidup dengannya.”

Marsha menggelengkan kepalanya. Mencoba menghapus semua pemikiran itu dari kepalanya.

Setelah memberikan bekal buatan Derren pada rekan kerjanya, mereka semua tak berhenti menyanjung Derren di depannya. Membuatnya pening seharian.

“Kenapa kamu?” tanya Derren, melihat tingkah aneh Marsha.

Marsha segera sadar dari lamunannya. Ia menatap Derren yang duduk di sampingnya–join nonton TV.

“Kapan kamu pulang?” ucapnya, sedikit terkejut.

“Baru saja. Sudah makan malam?”

Marsha melihat ke arah jarum jam sebelum ia menggelengkan kepalanya. “Aku tidak makan malam.”

Derren menatapnya tajam. “Kamu lupa kata Dokter Tomo?"

Marsha melirik ambigu dan menggeleng. “Tidak. Tapi tadi sore aku sudah makan beberapa potong roti isi. Sekarang aku kenyang.”

Derren mengangguk. Ia tak lagi mempermasalahkannya dan melihat pon
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Iin Romita
ah,, lagi seru2nya koin habis .. gas thur keren
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status