Share

Syok

Bab 20

Seminggu kemudian, saat aku baru pulang dari kantor. Irene menyambutku di depan pintu lalu menyerahkan sebuah amplop coklat padaku.

Hm, surat dari Pengadilan Agama, jadwal sidang sepuluh hari lagi. Oke, waktunya kamu menangis semakin dekat Dhifa.

"Mas gak pakai jasa pengacara untuk mendampingi Mas. Soalnya kan harta yang Mas tuntut gak sedikit," usul Irene.

Iya juga ya, aku bakal kerepotan menghadapi pengacaranya Dhifa nanti.

"Nanti Mas coba hubungi teman Mas yang pengacara," sahutku.

"Jangan kelamaan Mas, biar Mas dan Pengacara itu nanti bisa membuat persiapan yang matang!"

"Iya, sekarang Mas lapar. Kamu masak apa?"

"Gak masak Mas, aku beliin baso aja ya atau gado-gado buat teman nasi?"

Yah Ren, semenjak tinggal disini kamu jadi malas masak. Bosan Mas makan baso lagi.

"Terserah deh!" ucapku akhirnya.

Kalau gak nanti Irene ngambek, bisa runyam lagi nanti. Bakalan tidur di ruang tamu lagi aku.

"Ya sudah Mas mandi dulu, biar aku beliin gado-gadonya!"

Aku masuk ke rumah sambil
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status