Share

Bab 2 Pria Aneh Yang Mengerikan

"Yang ada ni, si Yoona di gantung di pohon toge sama ayahnya," sahut Alandra.

"Kalau Ayah gw tau, gw nyentuh minuman terkutuk itu. Yang ada gw bakalan dihapus dari daftar ahli waris." ucap Yoona bergidik ngeri membayangkan ayahnya yang membawa map dan bolpoin. "Si Shaan, emang bikin ulah apa lagi, Al?" tanya Yoona pada Alandra.

"Dia bilang udah gak sanggup kerja sama bosnya yang Workaholic. Dia selalu marah dan ngedumel persis seperti mulutnya emak-emak komplek," keluh Alandra.

"Kalau udah gak betah dan berat banget untuk di jalanin kenapa gak berhenti aja!" usul Sarah.

"Gw setuju banget sama Sarah, kalau kerja dengan beban dan udah gak betah, mending berhenti. Sumpah, kalau sudah seperti itu, rasanya udah gak enak banget," Elsa menimpali.

"Tapi, bukannya udah di suruh ya sama Alandra!" Yoona masih mengingat benar saat beberapa hari lalu Alandra bercerita soal Shaan yang menolak disuruh berhenti.

"Itu dia, gw juga gak ngerti." Alandra menghela nafas berat. Sikap Shaan akhir-akhir ini sangat aneh dengan sikap yang terkadang tak masuk akal.

Pembicaraan for flower pun berlanjut hingga beberapa jam sebelum mereka memutuskan untuk pulang kerumah dan menikmati Weekend mereka.

Keesokan harinya Yoona terbangun dengan perasaan yang sangat damai. Entah sudah berapa lama ia tidak merasakan sedamai ini. 

"Ah ... akhirnya. Selamat pagi Yoona," sapanya pada dirinya sendiri. Yoona melirik jam weker yang sengaja tidak ia nyalakan karena ini akhir Minggu. "Jam. 07:30. Hemm.. kalau untuk jogging di luar sepertinya gak mungkin. Sepertinya zumba di rumah lebih asik."

Tanpa pikir panjang Yoona langsung mencuci muka dan menyikat gigi, kemudian mengganti pakaiannya dengan atasan tanktop, celana cargo, sepatu anti slip dan terakhir topi dan bandana.

Yoona pergi ke dapur, meneguk air putih. Yoona melirik sebarang rumahnya seolah tidak ada kehidupan dengan lampu luar masih menyala. "Sepertinya orang gila itu tidak ada di rumah," gumamnya pada dirinya sendiri.

"Come on Yoona, kita mulai!" teriaknya pada dirinya sendiri.

Yoona mulai melakukan pemanasan sebelum ia menyalakan musik. Setelah dirasa cukup Yoona mulai menyalakan lagu dengan sangat keras hingga terdengar keluar rumah. Yoona yang merasa yakin tetangganya tidak ada di rumah, ia menyalakan musik lebih keras dari biasanya.

Alunan lagu yang sudah di mix oleh DJ menggema di seluruh penjuru rumahnya. Yoona terus memutar beberapa lagu, mulai dari, Dura-daddy yankee. Salah apa aku. Bahkan sampai yang sedang populer saat ini, Ampun bang jago by Tian strorm x Ever Slkar.

Yoona begitu mahir mengikuti setiap hentakan musik DJ yang membuat jantung berdetak hebat seperti mengikuti irama musik.

Seseorang sedang berusaha mengetuk-ngetuk pintu dan jendela rumah Yoona. Namun karena musik dan konsentrasi Yoona yang sedang fokus pada ka layar TV LED-nya, Yoona tidak sadar ada yang menatapnya dengan berang dari jendela kamarnya.

Yoona terus menghentakkan tubuhnya mengikuti irama musik, hingga akhirnya musik berhenti dengan paksa. Bahkan suasana terasa sangat hening dan mencekam.

Dengan nafas yang memburu dan keringat mengalir deras di seluruh tubuhnya. Yoona diam tak bergeming, berdiri di tempatnya.

Tak lama ia mendengar suara ketukan sangat keras di jendela kamarnya.

Dug Dug Dug Dug Dug! Yoona membelokkan kepalanya tanpa menggerakkan tubuhnya ke arah dimana jendela berada. Mata Yoona melotot seolah ingin keluar dari tempatnya. Sosok yang dilihat sangat mengerikan dengan mata yang sangat merah dan pakaian yang sangat kotor, Jangan lupa dengan wajahnya yang brewokan. "Dia, benar-benar orang gila!"

Dug! Dug! Dug!

Yoona memundurkan tubuhnya merasa terkejut dengan apa yang baru saja dia lihat. Pria itu begitu mengerikan dengan sorot mata yang tajam seolah ingin menelannya bulat-bulat. Dengan cepat Yoona menutup gorden jendela di mana ia biasa berolahraga, padahal ia tidak pernah menutup gorden selama hampir tiga tahun ia tinggal di rumah itu, terkecuali gorden di kamarnya.

Yoona mendekap jantungnya yang nyaris loncat dari tempatnya bergantung selama ini. "Gila, itu orang apa demit." Yoona terus menghembuskan nafas kasarnya. 

Yoona keluar dari ruang olahraga. Namun, tak lama ia mendengar pintu rumah kembali di ketuk. Tidak, bukan di ketuk lebih tepatnya di gedur-gedur.

Dug! Dug! Dug! Yoona yang masih merasa takut ada orang sinting di dekat rumahnya, ia pun mengendap-ngendap dan berusaha mengintip dari lubang pintunya.

Yoona kembali memundurkan tubuhnya ketika melihat orang sinting yang yang berada di jendela di tempat olahraga kini sudah berada tepat di depan pintu beranda rumahnya.

Bagaimana tidak disebut orang sinting. Pria aneh itu, benar-benar berantakan dengan pakaian kumal, rambut sedikit gondrong yang acak-acakan, rahangnya yang ditumbuhi brewok, matanya yang merah seperti seorang pemabuk, kaosnya kotor, dan celana yang usang bahkan robek di bagian dengkul. Jelas yang muncul di benak Yoona itu adalah orang sinting gila yang mabuk.

Yoona sendiri masih heran bagaimana bisa orang gila masuk ke kawasan perumahannya, sedangkan masuk ke dalam perumahan ini harus menggunakan identitas pengenal dan kartu khusus penghuni. Karena itulah setiap rumah dibangun dengan diberi taman di kiri dan kanan sehingga dapat melihat sekitarnya dengan baik.

Yoona yang masih merasa takut berusaha mengendalikan diri dan menghadapi orang sinting yang berbeda tepat di depan rumahnya. Sebelum membukakan pintu, Yoona terlebih dahulu mengambil payung dan menyembunyikan di belakang tubuhnya.

Ceklek! Pintu terbuka, Yoona menyembulkan sedikit kepalanya. Orang di hadapannya itu masih menatapnya dengan sorot mata tajam dan mengerikan. "Maaf ada perlu apa?" tanya Yoona dengan nada sarkas mengendalikan rasa takutnya.

"Apa berisik adalah gaya hidupmu?" tanya pria itu dengan nada dingin.

Mata Yoona membulat sempurna, rasa takut yang dirasakan menguap begitu saja. Ia pun membuka pintu rumahnya lebar-lebar dan mengetuk-ngetukkan payung yang ia sembunyikan di balik tubuhnya.

Ketidakadilan itu membuat Yoona melupakan sedikit rasa takutnya pada laki-laki itu. "A-apa! Gw, berisik?!" Yoona menunjuk dirinya sendiri. "Enggak, enggak. Lo bilang gaya hidup gw berisik! Punya hak apa Lo menilai gaya hidup gw?" tanya Yoona masih dengan emosi yang berkobar-kobar.

"Saya terganggu dengan musik Anda yang memekakkan telinga!" Mendengar apa yang diucapkan oleh pria menyeramkan di hadapannya ini membuat kening Yoona mengkerut.

"Sepertinya tidak, coba Anda dengar baik-baik!" Yoona menghentikan ucapannya agar pria aneh di depannya ini dapat mendengar apa yang ia dengar. "Rumah ibu Marisa di seberang rumah ini, suara musiknya terdengar sampai kesini dan mungkin ke telinga Anda! Menurut gw gak masalah, karena ini masih pagi di mana semua orang sudah TER-BA-NGUN." Eja Yoona di akhir kalimatnya.

"Tapi, musikmu mengganggu tidurku!"

"Hellow! Itu bukan urusan gw!" Yoona berbalik dan hendak masuk kembali ke dalam rumah, tapi pria aneh menyebalkan itu menahan lengannya.

"Itu urusan Anda, karena musik Anda mengganggu tidur saya!"

'Kenapa bisa mengganggu tidurnya? Apa pria brengsek menyeramkan ini tetangga gw? Apa dia tetangga di sebelah rumah gw! What the hell? Tetangga!!' teriak Yoona yang dapat terungkap hanya dalam benaknya.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status