Share

Bab 2

Author: Mita Yoo
last update Last Updated: 2025-07-19 14:25:04

Venus meraih cangkir kopi, menyesap sedikit kopi latte buatannya sendiri. Tangannya bergerak di atas alas tetikus, ia mengarahkan pointer sebelum menekan tombol ‘publish’ di artikel miliknya.

Sebagai penulis lepas di situs web yang mengulas kuliner, Venus menyukai hal-hal yang berhubungan dengan kuliner. Ia juga selalu tertarik mencoba resep masakan baru, atau mencoba memodifikasi beberapa resep masakan untuk menciptakan menu baru.

Sambil mencari informasi tentang hal-hal terkait kuliner, Venus melihat sebuah forum bernama Curcol Aja. Di sana, ia melihat banyak cerita-cerita yang dikirim oleh anggota forum.

Mamah Holy: Bunda, maaf aku mau curhat tentang rumah tangga aku. Aku punya ipar rese banget. Dia nitipin anaknya sedangkan dia sendiri kerja. Tapi, nggak pernah sekalipun ngasih sesuatu gitu karena udah dibantu jagain anaknya. Mana anaknya makan di sini, jajan dari aku, mandi sama cebok juga di sini. Aku harus gimana ya?

Venus membaca 1042 komentar di bawah postingan itu.

User2308: ih ipar kayak gitu mah mending santet aja, Bund

Cicak-Man: sabar bund

Jijiaa: ih kalo aku jadi bunda udah aku maki-maki itu iparnya, biar tahu diri!!

Venus menggeleng pelan. Ia mencoba memahami posisi Mamah Holy. Banyak komentar yang menguatkan, tetapi tak sedikit juga yang menyayangkan sikap Mama Holy karena dianggap terlalu sabar.

“Apa aku curhat aja di sini biar ada jalan keluar ya? Siapa tahu ada yang pernah punya pengalaman sama kayak aku? Apalagi sampai sekarang ‘kan aku masih belum punya anak,” gumam Venus.

Ia melirik jam di layar laptopnya. Pukul 09:32. Eric sudah meninggalkan rumah sejak dua jam lalu.

Setelah menimbang-nimbang, Venus akhirnya bergabung ke forum Curhat Aja dengan nama pengguna Anonymous. Jarinya dengan lincah mengetik kalimat di beranda forum itu.

“Halo, kenalin aku anggota baru forum ini. Namaku, panggil aja Ve biar lebih akrab. Aku udah nikah selama enam tahun. Suamiku seorang dosen, sebut aja namanya E. Dia baik. Baik banget malah. Tapi, aku bingung. Akhir-akhir ini dia jadi nggak sehangat dulu. Dia nggak pernah ngajak aku ‘tidur bareng’, kalian tahu lah ya? Perempuan yang udah menikah pasti ngerti gimana rasanya kalau suami jadi jarang ngajak tidur bareng ya ‘kan? Aku jadi overthinking juga. Aku takut buat mikirin yang aneh-aneh, karena aku ngerasa pernikahan kami baik-baik aja. Tapi, ya, masalah kami selain anak adalah, sikap dia yang mulai dingin. Aku harus gimana? Coba kasih aku saran. Thanks.”

Venus mendesah. Ia berharap menemukan jawaban dari pertanyaan itu. Sambil menunggu jawaban yang masuk dari pengguna forum lain, Venus mencoba untuk mencari referensi untuk artikel kulinernya.

Saat ia membaca artikel, tiba-tiba sebuah iklan situs web muncul. Hal yang paling mencolok dari iklan tersebut adalah kata Tukar Suami yang eye catching.

“Hah? Apa ini?” Mata Venus melotot seketika.

“Anda bosan dengan suami Anda saat ini? Tukar suami Anda sekarang. Klik di sini,” gumam Venus sambil membaca kalimat itu.

Venus menganga. “Ini beneran? Emang ada situs kayak gini? Jangan-jangan ini situs judol? Atau video aneh-aneh? Nggak, deh! Jangan diklik!”

Namun, sisi lain dirinya mencoba mengambil alih. Tangannya bergerak, dan menekan kursor tepat di tautan situs tersebut.

Venus mencoba memahami setiap kalimat di sana. Situs mountbatten.com yang menawarkan sebuah solusi untuk permasalahannya selama ini.

“Terus nanti gimana? Eric bisa dituker kayak barang yang aku beli di toko online gitu?” Venus bertanya-tanya.

Ia melihat sebuah nomor kontak di bawah halaman situs tersebut. Dengan cepat, Venus mencoba menghubungi nomor yang tertera.

“Dengan Mountbatten Situs Tukar Suami Terpercaya di Zenantara. Saya Mika, ada yang bisa dibantu?” suara seorang perempuan menyambut Venus.

Venus kebingungan, “y-ya, ha-halo, sa-saya … ingin bertanya.”

“Iya, Bu. Apa ada masalah dengan penjelasan di website kami?”

“Nggak. Nggak. Apa— apa bener saya bisa tukar suami saya di sini?” Venus tanpa sadar mulai menggigit kukunya.

“Betul, Ibu. Sebelumnya Ibu sudah isi formulir pendaftarannya?”

“Ya? Gimana, gimana? Saya belum paham.”

“Kalau Ibu masih terhubung dengan situs web kami, silakan Ibu unduh formulir pendaftarannya lalu submit di kolom yang sudah disediakan. Nantinya, kami akan menjemput suami Ibu sesuai dengan alamat yang Ibu berikan.”

“Tapi ini bukan penipuan ‘kan? Suami saya nggak akan kenapa-kenapa ‘kan?” Venus merasa khawatir.

“Untuk hal itu sebaiknya Ibu baca di surat perjanjian yang ada di halaman belakang formulir pendaftaran. Terima kasih sudah menghubungi Mountbatten, saya tutup teleponnya ya, Bu. Selamat melanjutkan aktivitas.”

Venus memijit pelipisnya. “Kalau aku daftarin Eric ke sini, apa iya dia jadi lebih baik? Ini mirip barak militernya KDW kali ya? Suami yang dingin bisa jadi hangat lagi setelah digembleng? Tapi … Gimana kalau dia nggak balik lagi? Nanti Mama sama Vivian makin ngajakin aku gelud ‘kan?”

Tiba-tiba ponselnya berdering. Dari nomor tak dikenal. Venus meraih ponselnya dan menjawab telepon itu dengan hati-hati.

“Ha-halo?”

“Selamat pagi, dengan Ibu Venus John Eleanor?” tanya seorang perempuan dari telepon.

Venus mengembuskan napas lega. Semula ia mengira telepon itu dari Vivian atau Angel yang mengganti nomor mereka. “Ya, saya sendiri,” jawab Venus.

“Baik Ibu, kami dari Arthur Art School ingin mengonfirmasi terkait pendaftaran kelas Ibu untuk bulan Agustus,” kata perempuan di seberang telepon itu lagi.

“Ya, saya daftar kelas di sana.”

“Baik, Ibu. Sebelumnya kami mohon maaf Bu, untuk kelas di bulan Agustus terpaksa kami jadwalkan ulang dikarenakan ada sebuah kecelakaan yang menimpa tutor kelas melukis kami.”

“Jadi gimana? Kelasnya batal?”

“Tidak, Ibu. Ibu tidak perlu khawatir, karena kelas akan kembali diadakan pada bulan September dengan tutor pengganti. Mohon maaf atas ketidaknyamanannya. Terima kasih.”

“Ya.”

Venus mendesah pelan. “Jadi makin bosen di rumah kalau kayak gini. Kayaknya aku emang harus nyoba situs tukar suami itu deh! Siapa tahu berhasil!”

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Suami Pengganti dari Toko Online   Bab 10

    Sebelum Venus sempat menjawab, ponselnya bergetar. Ia meminta maaf pada Ian untuk melepaskan tangannya dan beranjak meraih ponselnya. Venus membuka pesan masuk dari Felicia. "Aku butuh bantuanmu. Arjuna menghilang.”Venus terbelalak.“Ada apa, Sayang?” tanya Ian.Venus menggigit bibirnya sesaat sebelum menjawab. “Itu … Felicia bilang, Arjuna menghilang.”Ian mendekat ke arahnya. “Kamu nggak perlu takut. Ceritakan semua sama aku, Sayang. Aku suami kamu,” katanya.Venus mengangguk. “Jadi gimana? Aku harus ketemu Felicia.”Ian menggeleng. “Ada kalanya kita perlu menunggu, Sayang. Aku yakin suami sahabatmu itu baik-baik saja. Seperti yang kita tahu, Arjuna adalah orang sibuk. Bisa saja dia ada urusan bisnis mendadak. Atau sesuatu yang—”“Tunggu!” Venus menepuk lengan Ian. “Kamu kenal sama Arjuna?”Ian mengangguk. “Semuanya ada di catatan.”Venus mu

  • Suami Pengganti dari Toko Online   Bab 9

    Cahaya sore mulai menyoroti teras belakang rumah Felicia, menciptakan bayangan panjang di wajah Ian yang duduk tenang di samping Venus. Felicia mengamatinya dengan tatapan penuh selidik, bibirnya menyungging senyum nakal yang terlalu familiar bagi Venus.“Pantesan dia diem aja pas ada aku," ujar Felicia tiba-tiba, suaranya bernada menggoda. "Eric 'kan biasanya heboh, dia pasti nanya, 'semalem kamu berapa ronde sama Arjuna?' kayak gitu."Venus mengatupkan bibir. Setiap kata dari mulut Felicia terasa seperti jarum kecil yang menusuk-nusuk kesabarannya. Namun ia hanya mengangguk, berusaha menahan gejolak di dadanya.Felicia mengetuk-ngetuk jarinya ke dagu, matanya berbinar seperti anak kecil yang menemukan mainan baru. "Tapi ... Aku masih nggak percaya deh. Jangan-jangan Eric cuma pura-pura buat ngetes kamu? Makanya dia ngaku jadi orang lain. Jadi suami pengganti, pake nama ….” Felicia melirik lelaki berwajah persis Eric itu. “Siapa tadi namany

  • Suami Pengganti dari Toko Online   Bab 8

    Venus menatap Ian yang sedang asyik menggosok tangannya dengan spons itu. Spons yang sebelumnya berwarna merah tetapi kini kembali putih bersih karena Ian membersihkannya dengan cepat.“Kamu yakin nggak tahu di mana Eric?” tanya Venus lagi, mencoba menyembunyikan getar di suaranya.Ian mengangkat bahu, senyumnya tetap santai. “Aku nggak tahu. Aku di sini untuk menggantikan Eric. Aku Eric, suamimu sekarang." Jawabannya seperti sebuah rekaman yang sudah diprogram terlalu sempurna. Venus mengangguk pelan, menelan ludah yang terasa pahit. "Kalau begitu, kita harus menemui Felicia.""Oh. Felicia yang itu. Sahabatmu." Ian tiba-tiba berkata, jari-jarinya berhenti menggosok. "Aku nggak masalah, Sayang."Dalam hati, Venus membatin, ‘dia memang manusia. Seperti Eric.' Tapi sesuatu terasa salah. Terlalu salah.’“Aku bakalan ganti baju dulu. Kamu tunggu di luar aja, ya.” Venus mendorong Eric ke luar kamar mandi.Venus ke luar kamar usai memakai pakaian lengkap. Ian sudah menunggunya di meja mak

  • Suami Pengganti dari Toko Online   Bab 7

    Pagi itu, Venus terbangun oleh sentuhan dingin di pipinya. Matanya perlahan terbuka, menyambut sinar mentari yang menyelinap lewat celah tirai jendela. Di depan tempat tidurnya, Eric, atau pria yang wajahnya sangat mirip dengan Eric—berdiri dengan handuk melilit pinggang, rambutnya masih basah meneteskan air. Bau sabun mandi pria yang familiar itu memenuhi udara. "Sayang, maaf aku bangunin kamu," ujarnya, suaranya lembut seperti melodi yang sudah lama tak terdengar. Venus mengubah posisinya menjadi bersandar di sisi ranjang. Ia menatap wajah yang mirip Eric di hadapannya. “Aku habis mandi. Kamu mau sarapan apa? Aku bikinin, ya?" suaranya terlalu lembut di telinga Venus. Venus mengerutkan kening. Suara itu, senyum itu, terlalu sempurna baginya. Terlalu … sama seperti Eric di masa lalu. "Aku ... nasi goreng aja," jawabnya perlahan, mencoba menyembunyikan getar di suaranya. Pria itu mengangguk antusias, matanya berbinar seperti anak kecil yang baru saja diberi hadiah. Sambil

  • Suami Pengganti dari Toko Online   Bab 6

    Ian terjatuh seperti boneka yang talinya terputus. Tubuhnya yang biasanya begitu gagah kini tergeletak kaku di trotoar, wajahnya pucat di bawah cahaya lampu jalan berwarna kuning keemasan. Venus menjatuhkan diri di sampingnya, tangannya gemetar menekan nomor medis darurat. "Tolong, suami saya pingsan!" teriaknya pada operator, suaranya pecah. Di kejauhan, sirene ambulans mulai terdengar.Ambulans berhenti dengan ban berdecit. Pintu terbuka, dan seorang dokter berjas putih melompat keluar. Wajah yang sama yang memeriksa Venus setelah ia pingsan di garasi. “Dokter?” gumam Venus saat mereka bertatapan.Nama di kalung identitasnya tertulis Dr. Argus Watson.“Kita bertemu lagi, Nyonya Eleanor," katanya sambil berlutut di sebelah Ian.Venus mengangguk. Tangan dokter Argus dengan cepat memeriksa denyut nadi lalu pupil mata Ian."Kondisinya stabil. Tapi saya perlu membawanya ke rumah sakit untuk pemeriksaan lebih lanjut,” katanya.Dia mengangkat pandangannya, menatap Venus dengan tatapan t

  • Suami Pengganti dari Toko Online   Bab 5

    Tali kimono sutra itu terasa dingin di antara jari-jari Venus saat ia mengikatnya perlahan. Eric atau pria yang mengaku sebagai Ian, terus menatapnya dengan senyum yang terlalu sempurna. Matanya berbinar dengan kehangatan yang tidak pernah ia lihat pada suaminya selama enam bulan terakhir. "Kamu ... Kamu jadi aneh. Kemarin lusa kita sempet bertengkar lho pas aku nyiapin makan malam romantis," Venus mencoba protes, suaranya bergetar. Namun, pria itu hanya tertawa lembut sebelum tiba-tiba meraih tangannya. Bibirnya yang hangat menyentuh buku-buku jari Venus dengan kelembutan yang membuat lututnya melemah."Aku Ian, suami pengganti," bisiknya, napasnya hangat di kulit Venus."Aku bakalan jadi Eric, suami kamu. Tapi, dalam versi yang lebih sempurna."Sebelum Venus sempat bereaksi, dunia di sekelilingnya tiba-tiba berputar. Ian dengan mudah mengangkat tubuhnya dalam gendongan. Satu tangan Ian menopang punggungnya, yang lain di bawah lututnya, seperti mempelajari setiap lekuk tubuh Venus

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status