Share

Suami Penggantiku Bukan Lelaki Murahan
Suami Penggantiku Bukan Lelaki Murahan
Penulis: Chrysander

1. Pernyataan Mengerikan

Penulis: Chrysander
last update Terakhir Diperbarui: 2025-03-21 02:17:44

“Aku sedang mengandung anak Darren.”

Kalimat itu berasal dari seorang Erica yang sedang menarik tangan Darren masuk ke dalam ruang tunggu untuk pengantin wanita ketika Ellen si mempelai wanita yang sudah di dandani cantik dengan gaun ballgown serta buket bunga di tangannya. Darren yang merupakan mempelai pria terlihat kebingungan.

"Apa ini?" tanya Ellen menatap sekitar sembari berdiri dengan wajah kebingunan. Beberapa orang yang mengikuti Erica masuk pun terlihat terkejut oleh penuturan wanita cantik model internasional. Mereka adalah Eric dan Ella, orang tua Erica dan Ellen yang merupakan saudara. Lalu David, kakek Darren yang juga masuk ke dalam ruangan itu. 

"Itu semua omong kosong. Ellen, percayalah padaku. Dia hanya ingin menghancurkan pernikahan kita," ujar Darren.

"Aku sudah membawa buktinya," ucap Erica dengan penuh keyakinan.

Erica segera mengeluarkan secarik kertas. Itu adalah hasil test DNA janin yang ia kandung dengan DNA Darren. Ellen memperhatikannya dengan seksama. Hasil akhirnya adalah cocok sebagai ayah dan anak. 

"Dasar bajingan!" teriak Ellen murka sambil memukul dada Darren dengan buket bunga di tangannya. "Apa yang telah kalian lakukan di belakangku?"

"Ellen, kumohon percayalah padaku. Erica sudah merekayasa ini semua," kata Darren sambil menggenggam kedua telapak tangan Ellen yang segera wanita itu tepis karena sudah muak. 

"Darren mengatakan bahwa dia sangat mencintaiku. Dia juga sudah berjanji padaku untuk segera menikahiku," ujar Erica. "Jadi lebih baik kau batalkan saja pernikahan ini."

"Bagaimana bisa dengan mudahnya kau mengatakan itu semua? Kau ini kakakku," ujar Ellen lirih dengan isak tangis penuh rasa sakit. "Apa yang ada di otakmu ketika kau memilih untuk tidur dengan calon suamiku?"

Ella sang ibu mendekati Erica dan memeluknya dengan perasaan iba. "Apakah itu benar, Sayang? Jangan main-main dengan perkataanmu. Karena itu bisa menjadi boomerang untuk dirimu sendiri."

Erica mengangguk sambil menangis. Sementara Darren berusaha meyakinkan Ellen. "Dia tidur dengan pria lain dan hamil. Lalu kenapa bisa anaknya menjadi anakku? Ellen, percayalah padaku."

"Lalu bagaimana dengan hasil test DNA?" tanya Ellen frustasi. "Apakah test DNA itu juga bisa direkayasa?"

"Bisa saja. Dia itu licik, Sayang. Itu semua sudah dia rencanakan sejak awal," kata Darren.

"Dasar bajingan!" bentak Erica. "Kau sendiri yang menginginkannya. Kau mengatakan bahwa kau akan melepaskan Ellen."

"Darren, berhentilah berbohong. Erica mengatakan hal itu dengan bukti yang kuat," ucap Ellen. "Sangat kuat!"

"Ellen, aku sangat mencintaimu. Aku tidak akan pernah berkhianat. Hubungan kita bahkan sudah berjalan lima tahun dan hari ini adalah hari pernikahan kita," kata Darren.

"Pembohong!" bentak Ellen muak. Air mata bahkan tak henti keluar dari pelupuk matanya.

Ella mendekati Ellen dan memeluknya. "Ibu tahu ini berat. Tapi pikirkanlah kandungan Erica yang semakin lama akan semakin besar. Sebaiknya kau batalkan saja pernikahan ini dan relakan Darren bersama Erica," ucap Ella lembut.

Ellen mudur satu langkah menjauhi Ella. Dia tertawa kecil. "Kau pun turut serta menginginkan pernikahan ini batal," kata Ellen terkekeh. 

"Ellen, pikirkanlah lagi. Dia itu juga kakak kamu. Kasihan dia," ucap Ella.

"Kakak tiri kan maksud Ibu?" Ellen terkekeh dengan kedua mata masih tak kuasa menahan air matanya. "Baiklah. Atas permintaan kalian, aku akan membatalkan pernikahan ini."

Ellen melepaskan mahkota kecil sebagai penyangga veil nya dan melemparkannya ke lantai. Eric, sang ayah, berjalan dan mengambilnya. Di tatapnya wajah Ellen yang sudah basah oleh air mata. 

"Kau tidak boleh membatalkan pernikahan ini," ujar Eric. "Kau dan Darren harus menikah. Apapun yang terjadi, pernikahan ini harus tetap berlangsung."

"Ayah, bagaimana denganku?" tanya Erica panik.

"Itu salahmu sendiri!" bentak Eric. "Pernikahan ini harus tetap berlangsung. Ellen dan Darren harus tetap menikah."

"Sayang, sebaiknya pikirkan ini baik-baik. Erica sedang mengandung anak Darren," kata Ella lembut.

"Ini menyangkut citra keluarga," kata Eric. "Tapi bukan cuma itu saja. Keluarga kita berhutang banyak dengan keluarga Darren. Juga janji perjodohan di masa lalu yang mengharuskan Ellen menjadi menantu di keluarga Pyordova."

"Ini hidupku. Persetan dengan citra keluarga kita!" bentak Ellen. "Sudah cukup aku menuruti semua perintah kalian. Terutama Ayah. Sudah cukup, Ayah. Bahkan aku rela tidak melanjutkan sekolah hanya demi Erica, kakakku tersayang yang dengan tega menusukku dari belakang. Sudah cukup."

"Jika bukan dengan Darren lalu dengan siapa lagi? Di keluarga Prordova tidak ada lagi pria yang pantas untuk menjadi suamimu," ucap Eric pada anaknya sambil menghapus air mata Ellen. Tatapannya mengiba pada anak gadisnya itu.

"Ellen bisa menikah dengan pria lain dari keluarga kami," ujar David, kakek Darren. "Jika bukan dengan Darren, cucuku. Maka Ellen akan menikah dengan Dimitri, putra bungsuku."

Semua mata terkejut dengan usulan David. Bagaimana bisa Ellen menikahi Dimitri? Mereka tak saling mengenal. Dimitri juga bisa di katakan bukan anggota keluarga Pyordova. Karena pria itu tak pernah mendapatkan bagiannya seperti anak David lainnya. 

"Sebaiknya kau tetap menikah dengan Darren," ujar Eric mencoba meyakinkan Ellen. "Semua keluarga sudah setuju kau menikah dengan Darren. Mereka akan sangat kecewa jika kau menikah dengan orang lain. Terlebih ini Dimitri. Pikirkanlah sekali lagi."

"Ayahmu benar. Sebaiknya kau jangan menikah dengan pamanku yang satu itu. Dia bahkan tidak lebih baik daripada aku," ujar Darren mencoba meyakinkan Ellen. "Monster gila yang bisa mengamuk kapan pun dan dimanapun. Dia sangat mengerikan."

"Semua orang di keluarga kita akan sangat kecewa padamu jika kau menikah dengan Dimitri. Pria itu adalah pengecualian di keluarga Pyordova," tambah Eric berusaha meyakinkan. 

Ellen yang berlinang air mata menatap ke depan. "Baiklah. Aku akan tetap menikah," ujar Ellen datar.

"Sayang, aku tahu kamu pasti akan tetap melangsungkan pernikahan kita. Aku sangat bahagia. Kita akan segera menikah dua jam lagi," ucap Darren tersenyum lega. "Aku tahu kau percaya padaku. Erica berbohong dan kau tahu itu."

“Aku bersedia menikah dengan paman Dimitri daripada dengan bajingan seperti Darren!”

***

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Suami Penggantiku Bukan Lelaki Murahan   54. B Rhesus Negative

    Ellen masih berada di ruang operasi. Lukanya sangat parah dan dia juga telah kehilangan banyak darah. Namun sayangnya, golongan darah Ellen termasuk golongan darah yang sangat yang langka yaitu B negatif. "Semua orang dari keluarga Byorka. Tidak. Eric, Ella dan Erica saja. Mereka tak memiliki golongan darah rhesus negatif. Ibu kandung Ellen melahirkan dengan cara normal dan tidak terkendala apapun," gumam Dimitri usai dokter memberitahukan mereka bahwa pasien membutuhkan transfusi darah namun bank darah untuk golongan darah tersebut sedang kosong. "Dimitri, golongan darahmu sama dengan istrimu. Ini bukan saatnya untuk berpikir. Cepat selamatkan dia," kata Chatrine panik."Ibu benar," kata Dimitri lalu berjalan mengikuti salah seorang tenaga medis. Dimitri memiliki golongan darah yang sama dengan Ellen. Itu ia dapatkan dari ayahnya, David. Dia juga memiliki golongan darah yang sama dengannya. Namun hal aneh itu membuat Dimitri tak bisa berhenti berpikir. Usai mendonorkan darahnya p

  • Suami Penggantiku Bukan Lelaki Murahan   53. Dia Si Pemaaf

    Ellen tertawa lepas mendengar cerita Erica. Wanita itu kehilangan bayinya. Dimitri bertanggung jawab atas itu. "Bukankah seharusnya kau senang karena sekarang anak yang bukan milik Darren telah lenyap?" tanya Ellen. "Kebusukanmu tidak akan ketahuan.""Wanita yang tidak bisa memiliki anak akan berkata seperti itu," kata Erica dengan nada menghina. "Aku termasuk wanita yang tak peduli apakah bisa memiliki anak atau tidak. Bagiku itu hal kecil dalam pernikahan. Karena aku tidak mengincar posisi Nyonya Pewaris," kata Elken."Dasar kurang ajar!" bentak Erica lalu menampar Ellen. Wanita yang sudah memiliki banyak luka dan justru tertawa lepas menghina Erica."Kau juga sudah tahu siapa Dimitri sebenarnya. Kau pasti sangat terkejut," kata Ellen dengan sisa tenaga yang ada. "Bagaimana bisa kau menikahi lelaki hebat seperti Seravin?" tanyanya pelan. "Ketika kau bahkan adalah Ellen yang sangat biasa saja.""Dimitri mengetahui identitasku sejak awal. Kau tidak akan pernah tahu bagaimana dan se

  • Suami Penggantiku Bukan Lelaki Murahan   52. Keguguran Yang Tak Di Sengaja

    Erica mengguyur wajah Ellen dengan air es. Lalu menghujaninya dengan es batu. Wanita malang itu membuka mata dengan sisa tenaga yang ia miliki. Di tatapnya wajah Erica yang tertawa lepas. "Lihatlah dirimu sekarang, Nona Madelaine. Apakah kau masih sanggup bertahan?" tanya Erica terkekeh."Kau hanya ingin melihatku menangis, bukan?" tanya Ellen. "Tapi, maafkan aku. Sepertinya akan sangat sulit. Karena hidupku penuh warna. Sangat membahagiakan.""Dengan pria yang bahkan tak bisa memberikan keturunan. Lalu dengan perasaan dengki berusaha mencelakaiku dan membunuh anakku," kata Erica penuh amarah. "Akibat dari ulahnya aku kehilangan anakku. Juga nyaris tak bisa memiliki anak lagi."Ellen tertawa lepas dengan sisa tenaga yang ada. "Rupanya hidupmu benar-benar hancur berantakan. Sesuai keinginanku. Syukurlah kalau begitu. Aku bisa bernapas lega sekarang," ujar Ellen."Aku sudah muak denganmu. Kini saatnya kau mendapatkan apa yang pantas kau dapatkan," ucap Erica.Wanita itu kemudian kembal

  • Suami Penggantiku Bukan Lelaki Murahan   51. Mereka Sangat Berhati-Hati

    Chatrine sampai di sebuah perbukitan. Malam sudah larut, si penculik Ellen membawanya sampai ke tempat ini. Dengan segera ia keluar dari mobilnya dan berjalan ke arah sebuah gedung terbengkalai. Sudah ada Dimitri di sana. Pria itu terlihat sangat panik. Rupanya dia datang dengan menggunakan helikopter. Pria itu memiliki lisensi untuk menerbangkan helikopter dan pesawat terbang. "Ibu, Ellen tidak ada di dalam sana. Aku hanya menemukan ini," ujar Dimitri panik sambil memberikan satu anting pada Chatrine. "Anting itu pemberian Ibu untuk istrimu," kata Chatrine. "Sebaiknya kita cari tempat lain. Semua GPS berlari ke arah yang berbeda. Salah satu nya pasti yang membawa Ellen pergi."Dimitri mengangguk panik. Dia segera masuk ke mobil ibunya. Lalu ia mengemudikan mobil itu sesuai arahan sang ibu. Dia juga mengerahkan beberapa anak buahnya untuk berpencar mencari wanita itu."Orang ini sangat berhati-hati. Bisa saja ini adalah jebakan," tebak Chatrine."Entah jebakan atau bikan, aku tidak

  • Suami Penggantiku Bukan Lelaki Murahan   50. Sisi Lain Chatrine

    Ellen berjalan dari parkiran menuju pintu lift ketika seorang pria berpenampilan serba hitam dengan terburu-buru masuk ke dalam lift mendahuluinya. Dia membekap Ellen ketika wanita itu hendak menekan tombol lift. Wanita itu tak sadarkan diri dan di bawa keluar oleh pria tersebut. Sementara itu di apartemen, Chatrine sedang melakukan vidio call dengan putranya. Dia menanyakan keberadaan Ellen. "Dia pulang agak terlambat karena di perusahaan, seniornya membutuhkan dia untuk melakukan pekerjaan lain. Tapi seharusnya dia sudah sampai," kata Chatrine."Perasaanku agak tidak enak," kata Dimitri."Kau tenang saja. Istrimu tidak akan kabur kemana-mana," kata Chatrine terkekeh."Kenapa dia harus kabur?" tanya Dimitri tak terima.Chatrine tertawa melihat ekspresi putranya yang merasa tidak senang dengan ucapannya. "Apakah Ibu benar-benar memasang GPS pada cincin istriku?" tanya Dimitri ragu."Kau pasti tidak percaya," kata Chatrine. "Ibu tidak pernah sampai se peduli itu pada orang lain," k

  • Suami Penggantiku Bukan Lelaki Murahan   49. Chatrine Mengetahui Semuanya

    Ellen terbangun tanpa Dimitri di sampingnya. Entah sejak kapn pria itu pergi. Dia hanya mengirimkan pesan bahwa saat ini Dimitri sedang dalam perjalanan menuju Hongkong. Wanita itu berjalan keluar sebelum membasuh mukanya yang masih berantakan. Dia terkejut mendapati ibu mertuanya sudah berada di ruang makan dengan kesibukan menata makanan di atas meja. "Ellen, kau cuci muka dulu lalu sarapan. Ibu tunggu," kata wanita itu tanpa menoleh sedikit pun. "Maafkan aku, Ibu." Ellen berlari masuk ke kamar.Sesaat kemudian dia keluar dari kamar dan berjalan ke arah ibu mertuanya. Dia duduk di depan ibu mertuanya. Wanita itu tersenyum lembut pada Ellen yang merasa canggung dan bersalah. Seharusnya yang mempersiapkan sarapan adalah dirinya. Dan bukannya ibu mertua. "Kau tidak perlu berpikiran macam-macam. Sudah ku katakan bahwa aku ini sangat berpikiran terbuka," ujar Chatrine tersenyum. Ellen tersenyum bahagia. "Terima kasih, Ibu."Chatrine memberi isyarat untuknya segera makan. Ellen pun m

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status