Share

Aldrich

Penulis: Meri Nakashima
last update Terakhir Diperbarui: 2025-08-24 16:28:57

---

Beberapa hari setelah pertengkaran demi pertengkaran itu, suasana apartemen benar-benar panas. Hampir tiap pagi dan malam, Sukma dan Sasa saling lempar sindiran—kadang halus, kadang tajam menusuk. Steve yang awalnya berusaha cuek, lama-lama kewalahan juga.

Suatu sore, setelah rapat melelahkan, Steve baru saja meletakkan tasnya ketika ponselnya bergetar. Layar menampilkan nama ibunya. Ia menghela napas, lalu mengangkat telepon.

“Steve, di mana Aldrich?” suara ibunya terdengar tegas, tapi ada nada khawatir.

Steve menelan ludah. “Eh… ibu, dia… sedang di kos, Bu.”

“Apa maksudmu ‘sedang di kos’?” ibu Steve terdengar tidak sabar. Kalau Aldrich nggak ada di sini, bagaimana bisa kamu… mengatur semuanya? Dia kan adikmu,masa nebeng apartemenmu aja gak boleh!”

Steve menatap ruang tamu, tempat Sukma duduk anggun dengan teh di tangan, dan Sasa yang pura-pura sibuk dengan ponselnya. Ia tahu, jika ibunya tahu Aldrich sebenarnya sudah diusir Sukma, repot besar bakal menimpa semua orang.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Suami Perkasa   Malam Jebakan

    ---Aroma lembut melati memenuhi ruangan itu, seolah menutup rapat udara malam dari luar. Tirai jendela digerakkan dengan sengaja hingga menutup rapat, membiarkan hanya lampu kecil di sudut kamar yang menyala, menciptakan cahaya temaram berwarna kuning keemasan. Semua telah diatur dengan cermat, setiap detail diperhitungkan, demi menciptakan suasana yang bukan sekadar kamar biasa—melainkan panggung sandiwara yang harus dimainkan dengan sempurna.Steve melangkah masuk dengan tubuh lunglai. Kepalanya terasa berat, napasnya pendek-pendek. Ia tak mengerti mengapa rasa kantuk menyerang begitu cepat setelah makan malam. Tubuhnya seolah kehilangan tenaga, padahal baru saja ia duduk di meja makan bersama ibunya. Sisa kesadaran dalam benaknya hanya mampu menangkap satu nama yang tak pernah berhenti berputar di kepalanya: *Sukma*. Nama itu adalah denyut nadinya, luka dan cinta yang bercampur menjadi satu.Ia merebahkan tubuh di ranjang, mencoba memejamkan mata, namun bayangan Sukma hadir terlal

  • Suami Perkasa   Jangan Melawan

    --- Di ruang makan keluarga yang megah, suasana malam itu terasa berat. Lampu gantung kristal berkilauan, tapi cahayanya tidak mampu menghangatkan udara yang dingin oleh ketegangan. Steve duduk berhadapan dengan ibunya, wajahnya tenang namun penuh kewaspadaan. Di samping ibunya, ada seorang gadis cantik berambut panjang, mengenakan gaun pastel lembut. Dialah Sasa, putri sahabat lama Ibu Steve. Gadis itu menunduk malu, meski sesekali melirik Steve dengan senyum penuh arti. “Steve,” suara Ibu Steve akhirnya terdengar, tegas namun dibuat seolah penuh kasih. “ Sasa anak keluarga baik-baik, terhormat, dan jelas bisa memberi keturunan untuk keluarga kita.” Steve menghela napas, menegakkan tubuhnya. “Mama, aku sudah bilang berkali-kali. Aku hanya mencintai Sukma. Aku tidak akan menikah dengan orang lain.” Tatapan Ibu Steve langsung mengeras. “Kamu keras kepala! Sukma itu perempuan rusak, janda empat kali, bahkan tidak bisa memberi keturunan. Kamu mau habiskan hidupmu dengan perempuan s

  • Suami Perkasa   Ruang Hangat

    Hari itu, langit mendung. Sukma duduk di balik meja kerjanya yang penuh tumpukan berkas. Namun pikirannya melayang jauh, bukan pada angka-angka perusahaan, melainkan pada adiknya—Rangga. Sejak pertengkaran malam itu, rumahnya terasa hampa. Tak ada lagi suara gitar Rangga dari kamar sebelah, tak ada lagi tawa hangat yang biasanya bisa menghibur Sukma saat hari-harinya kelabu.Ia tahu, keputusannya mengusir Rangga terlalu keras. Tapi saat itu emosinya menguasai segalanya. Luka lama yang dibuka kembali oleh kehadiran Helen membuatnya buta. Kini, seminggu lebih tanpa kabar, hatinya dihantui rasa bersalah.“Bagaimana kabarnya, ya?” gumam Sukma lirih.---Sementara itu, Rangga dan Helen sedang berjuang memulai hidup baru. Mereka menyewa sebuah ruko kecil di pinggiran kota. Hanya dengan tabungan seadanya dan bantuan pinjaman dari teman lama, mereka membuka sebuah kafe sederhana. Namanya “Ruang Hangat”—karena Helen ingin tempat itu menjadi ruang bagi siapa pun yang mencari kehangatan, meski h

  • Suami Perkasa   Mesra di Kafe

    Perjalanan mereka tentu tak mulus. Ada saat-saat sulit: pelanggan sepi karena hujan deras, bahan baku habis karena pemasok telat, bahkan listrik kedai sempat padam saat jam ramai. Helen sempat panik, merasa semua akan hancur. Tapi Rangga selalu menenangkannya. “Hel, jangan takut gagal. Semua pengusaha pasti jatuh dulu sebelum berdiri tegak. Kita juga gitu. Yang penting kita bareng-bareng.” Dan benar, setiap kali masalah datang, mereka selalu mencari solusi bersama. Helen mulai belajar menghitung stok, bahkan membuat menu makanan ringan sederhana untuk menambah penghasilan. Rangga bangga sekali melihat perubahan itu. “Lihat kamu sekarang,” katanya suatu hari sambil mengusap rambut Helen. “Dulu kamu sekretaris cantik yang selalu terikat aturan kantor. Sekarang kamu partner bisnis sekaligus partner hidupku. Aku nggak bisa minta lebih.” Helen tersipu, tapi hatinya hangat. Ia sadar, meski hidup mereka kini jauh dari glamor, justru inilah kebahagiaan yang nyata. --- Beberapa

  • Suami Perkasa   Hidup Sederhana

    Namun siapa sangka, justru dari keterpurukan itu,beberapa tahun kemudian Helen akhirnya bertemu sosok yang sama sekali tak ia duga: Rangga—adik kandung Sukma . Jika Dimitri penuh aura kuasa dan manipulasi, Rangga justru hangat, ramah, dan memiliki tatapan yang jujur. Helen menunduk, menahan air mata yang hampir jatuh lagi.Menceritakan masa lalunya Rangga menarik kursi, duduk di hadapannya. “Kamu nggak pantas diperlakukan begitu.” Helen tertawa getir. “Memangnya aku pantas diperlakukan gimana? Aku cuma mantan simpanan. Semua orang melihatku sama: perempuan murahan.” Tatapan Rangga menajam, tapi suaranya tetap tenang. “Jangan pernah hina dirimu sendiri, Hel. Kamu cuma jatuh cinta sama orang yang salah. Itu bukan salahmu.” Ucapan itu membuat dada Helen sesak. Selama ini tak ada yang benar-benar membelanya. Semua orang hanya menyalahkan, menghakimi, bahkan memandang sinis. Tapi Rangga… ia berbeda. -- Keesokan harinya, Sukma memanggil Rangga ke ruang kerjanya di kantor pusat.

  • Suami Perkasa   Aku Bukan Pelakor

    Helen masih ingat jelas hari pertama ia melamar kerja di perusahaan Dimitri. Dengan ijazah pas-pasan dan wajah cantik yang sering dianggap sebelah mata, ia hanya berharap diterima. Tapi takdir justru membawanya lebih dekat pada lelaki yang akan mengubah seluruh hidupnya. Dimitri—saat itu CEO muda yang karismatik, ambisius, dan punya reputasi sebagai “bad boy” kelas atas. Setelan jasnya berharga puluhan juta, dan senyumnya bisa meluluhkan siapa pun. Semua perempuan di kantor tahu betapa sulitnya menolak pesonanya. Dan Helen, yang saat itu baru berusia 23 tahun, tak pernah mengira dirinya akan dipilih sebagai sekretaris pribadi Dimitri. Hari-hari pertama terasa berat. Dimitri dikenal keras, temperamental, dan perfeksionis. Tapi anehnya, justru Helen yang paling tahan menghadapi semua itu. Ia patuh, telaten, bahkan rela bekerja sampai larut malam hanya untuk memastikan bosnya puas. “Kenapa kamu nggak pernah nolak kalau aku suruh lembur?” tanya Dimitri suatu malam, saat mereka berd

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status